<flashdandelion>
.
.
.
Alva memilih mengakhiri panggilan video bersama kakek dan neneknya saat jarum jam menunjukkan pukul tujuh malam. Cowok itu sudah tak kuat mendengarkan omelan dari neneknya karena ia sudah melupakan hari ulang tahunnya sendiri. Dua orang itu memang berbeda.
Larasati adalah tipe orang yang selalu mengingat hari ulang tahun orang-orang disekitarnya, sedangkan Alva lebih seringnya melupakannya. Alva sebenarnya tak lupa, hanya saja baginya hari ulang tahun itu sama saja dengan hari-hari biasanya. Tidak ada yang spesial.
Tadi kakeknya sempat bilang akan memberikan beberapa wine untuk hadiah ulang tahunnya, tapi tentu saja Alva yang harus mengambilnya sendiri kerumah. Mungkin minggu depan ia akan berkunjung ke rumah kakeknya, sekalian pamer pada Larasati kalau ia dan Jian sudah berpacaran. Perempuan fujoshi itu pasti akan senang.
Alva keluar dari kamar. Seperti biasa rumahnya tampak sepi. Sore tadi Rahardian mengucapkan selamat ulang tahun padanya lewat pesan singkat. Laki-laki itu juga bertanya hadiah apa yang ia mau di ulang tahun yang ke tujuh belas ini. Namun, Alva hanya mengabaikannya.
Kaki Alva menuruni tangga dengan cepat. Tujuannya keluar adalah untuk mencari Jian. Pacar manisnya itu belum terlihat sejak pulang sekolah tadi.
Brakk
Alva mengedarkan pandangannya begitu mendengar suara seperti benda jatuh itu. Ia melongok ke dapur. Tidak ada siapapun di dapur padahal seharusnya Jian masih berkutat di sana seperti biasanya. Sebenarnya kemana perginya cowok manis itu?
Saat akan berbalik pergi tiba-tiba ada sepasang tangan yang menutup matanya. Alva bergerak memberontak.
"Maaf-maaf Den ini saya."
Itu suara Jaya. Demi kelancaran rencananya bersama Jian ia rela melakukan hal ini. Jaya sudah komat-kamit dalam hati semoga ia tak akan babak belur setelah ini.
"Lo mau gue pecat, hah?!" bentak Alva.
"Aduh bukan begitu, Den! Suer deh ini mah saya nggak ada niat mau ngapa-ngapain!" Jaya dengan cepat memberi penjelasan.
Ia membawa tubuh Alva melewati pintu belakang. Ada sesuatu yang harus majikannya ini lihat.
"Kalau lo nggak singkirin nih tangan sekarang, gue bakal...."
Bibirnya tercekat begitu melihat pemandangan di depannya. Alva menatapnya tak percaya.
"SELAMAT ULANG TAHUN."
Taman belakang rumahnya itu sudah dihias sedemikian rupa. Lampu kelap-kelip menggantung menghiasi bunga-bunga yang ada disana. Ada meja bundar kecil ditengahnya. Satu lagi yang membuatnya terlihat semakin sempurna adalah keberadaan Jian yang berdiri disana.
Cowok manis itu memegang kue ulang tahun lengkap dengan topi kerucut yang membuatnya terlihat seperti anak kecil. Jian tersenyum lebar menatapnya.
"Ayo tiup lilinnya." Jian menyodorkan kue ulang tahun itu kedepan Alva.
"Jangan lupa berdoa." tambahnya.
Alva mengangguk lalu memejamkan mata. Berucap dalam hati beberapa keinginannya. Semoga tuhan mau mewujudkannya suatu hari nanti.
"Dari mana lo tau?" tanya Alva.
Cowok manis itu menaruh kue di atas meja lalu kembali berdiri didepan Alva. Dengan berjinjit Jian memasang topi kerucut yang sama di kepala Alva.
![](https://img.wattpad.com/cover/237056980-288-k536734.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Make You Mine
Ficção Adolescente[Boyslove] [Romance] [Yaoi] Hubungan manis antara majikan dengan pembantunya. Alva×Jian Start: 16-08-2020 End: - Warning! Cerita ini berisi konten tentang YAOI. So, don't read if you don't like!