5. | First Kiss

4.2K 293 9
                                    

flashdandelion
.
.
.

"PERFECT!"

Jian tersenyum lebar mendengarnya. Masakan kari buatannya sudah siap, tinggal menghidangkannya dimeja makan.

Ngomong-ngomong ia tidak memasak sendiri, ada Larasati yang menemaninya. Nenek Alva itu juga memberitahunya beberapa tips dan cara memasak, membuatnya mendapat ilmu baru.

"Nah, sekarang tinggal menatanya dimeja makan." ajak Larasati yang langsung dibalas anggukan semangat dari Jian.

Cowok kecil itu mulai menata piring, nasi, lauk dan buah-buahan. Larasati masih setia membantunya meski Jian sudah menolak dan menyuruh wanita tua itu beristirahat.

"Kalau Nenek boleh tahu, kamu belajar memasak dari siapa?"

Larasati masih kagum. Untuk ukuran anak kelas dua SMA apalagi seorang cowok, skil memasak Jian benar-benar luar biasa.

Cowok manis yang baru dikenalnya itu terlihat begitu mahir dan cekatan saat menggunakan alat masak. Tentu saja lebih bisa dibanggakan daripada Alva yang pernah hampir membakar dapurnya waktu itu.

Mengingat kejadian itu membuat Larasati selalu melarang cucu satu-satunya itu untuk menyalakan kompor atau bahkan mendekati dapur.

"Dari Budenya Jian, Nek. Dari dulu kalau Bude sedang memasak Jian pasti ikut membantu." jawabnya tersenyum.

Larasati mengangguk paham. Jian ini uke yang sempurna. Cantik, manis dan pintar memasak. Cocok sekali menjadi pasangan cucunya.

Uh dia jadi senyum-senyum sendiri membayangkannya!

"Oke selesai!" seru Larasati lalu melepaskan celemeknya begitu juga dengan Jian.

Wanita itu melirik jam tangannya. Pukul tujuh malam lebih dan rumah ini tampak sangat sepi. Ia tersenyum saat satu ide gila muncul di kepalanya.

"KEBAKARAN! TOLONG ADA KEBAKARAN!" Larasati berteriak kencang.

Jian yang melihatnya ingin bersuara, mengingatkan Larasati barangkali teriakannya terdengar sampai rumah-rumah tetangga, namun wanita itu lebih dulu menempelkan jari telunjuk dibibir. Menyuruh Jian untuk tetap diam.

Tidak sampai sepuluh detik kemudian pintu kamar anaknya terbuka. Rahardian berlari dengan cemas.

"Dimana apinya?!"

"Tidak ada." Larasati menjawab enteng.

"Ibu apa yang...."

"Tidak ada api. Tidak ada kebakaran atau apapun itu, Ibu hanya ingin bermain-main."

Rahardian menjatuhkan rahangnya saat Ibunya malah terlihat acuh dan duduk tenang di meja makan.

Apa-apaan ibunya ini? Ia benar-benar cemas sampai langsung meninggalkan meeting online dengan para karyawannya tadi.

"Ck kamu sepertinya sudah lupa bagaimana kelakuan Ibumu ini, dia kan memang suka membuat kehebohan."

Kini giliran Larasati yang mendelik kesal pada suaminya yang muncul menuruni tangga dengan Alva mengikut dibelakangnya.

"Senang cari perhatian juga." Alva ikut menimpali.

Dua orang itu sukses membuat Larasati berkacak pinggang. "Dasar para lelaki kurang ajar!" balasnya sengit.

Melihat para majikannya turun, Jian segera pergi dari sana. Ia akan membersihkan dapur terlebih dulu dan makan malam setelah mereka selesai.

"Mau kemana?"

[BL] Make You Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang