13. | Who is she?

2.5K 174 1
                                        

<flashdandelion>

.

.

.


Pagi ini, seperti biasa Jian sudah beraktivitas di dapur dengan celemek bermotif bunga-bunga. Tubuhnya bergerak lincah mengambil bahan-bahan untuk membuat pancake. Cowok manis itu mengambil wadah lalu mencampurkan dua butir telur, tepung terigu, susu cair dan sejumput garam. Setelah tercampur ia mengambil teflon dan mengoleskan sedikit margarin lalu mulai menuangkan adonan ke atasnya.

Jian tersenyum senang begitu mencium aroma wangi dari adonan pancake yang mulai terlihat kecoklatan. Menikmati pancake di pagi hari adalah hal yang terbaik.

Setelah pancake terakhir matang, ia segera menghidangkannya dimeja. Tak lupa dengan sirup maple, madu dan beberapa buah-buahan.

Oke, pekerjaannya di dapur sudah selesai. Sekarang ia perlu mengecek apakah Alva sudah bersiap dengan seragamnya atau belum. Ia takut cowok itu tertidur lagi seperti beberapa hari lalu.

Namun, belum satu langkah ia beranjak, pintu kamar Maria terbuka. Seorang perempuan muda keluar dari sana dengan menenteng tas cukup besar. Jian sempat terkejut saat melihat cewek itu hanya memakai bathrobe yang menurutnya terlalu pendek.

"Lo pembantu kan?" tanya cewek itu. Jian mengangguk mengiyakan.

"Tolong cuciin baju gue dong."

"Ah iya." Jian menerima uluran tas dari cewek itu.

Meskipun ia belum tau siapa cewek ini tapi tugasnya memang sebagai pembantu jadi ia hanya bisa menurut. Cewek tadi berjalan menuju meja makan.

Jian kemudian berjalan ke tempat mesin cuci tepat di samping kiri dapur. Jam semakin siang, ia akan meminta tolong Jaya untuk melanjutkan pekerjaannya ini.

"Dek?" Jaya tiba-tiba muncul dari pintu samping.

"Kenapa Mas?"

"Bisa buatin kopi dulu nggak? Buat obat ngantuk." pintanya dengan lesu. kantung matanya terlihat hitam.

Jaya baru sampai dirumah dini hari tadi dan hanya tidur beberapa jam saja, jadi wajar kalau pagi ini ia masih mengantuk.

"Sebentar Jian buatin." ucap cowok itu tersenyum.

Ia segera beranjak kembali ke dapur. Dengan cepat ia membuat kopi dan memberikannya pada Jaya.

Tak berselang lama Alva muncul. Wajah tampannya terlihat tak bersahabat. Hari ini ia hanya sedang ingin bermanja-manja dengan pacarnya. Alva sudah membayangkan dirinya bergelung diatas ranjang bersama dengan Jian, menghabiskan waktu hanya berdua.

Ekspektasi memang tak pernah sejalan dengan realita, buktinya keinginan cowok itu langsung ditolak oleh Jian.

Mata Jian menyadari kehadiran Alva. Seolah melihat aura mengerikan yang menguar dari tubuh cowok tinggi itu, Jian berinisiatif menyiapkan sarapan dan tentu saja meminta maaf pada Alva. Tapi ternyata cewek tadi sudah lebih dulu berlari dan memeluk erat tubuh Alva.

"Long time no see! Gue kangen banget sama lo." seru cewek itu senang.

Jian terkejut melihatnya. Alva sempat meliriknya sekilas sebelum kembali membuang wajah. Jian mengurungkan niatnya dan kembali memasukkan baju kotor kedalam mesin cuci.

"Ngapain lo kesini?" Alva mencoba melepaskan diri dari pelukan cewek itu.

"Gue mau ketemu sama lo. Tapi sebelumnya gue mau ngucapin happy birthday! Gue bawa hadiah spesial buat lo." balasnya lalu kembali kembali bergerak untuk memeluk Alva.

[BL] Make You Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang