23. | Down For You

1.1K 87 1
                                        

Flashdandelion
.
.
.

"Masuk."

Jian masih bergeming di depan pintu mobil yang Alva buka. Penampilannya pagi ini terlihat sangat manis. Celana bahan berwarna abu-abu dipadukan dengan kaos putih polos berlengan panjang. Ia juga memakai tas selempang rajut hadiah dari Dewi.

"Jaya pergi ke kota semalam. Dia nyuruh gue ngantar lo pergi hari ini, perlu gue telfon sekarang?"

Apa yang Alva katakan benar. Subuh tadi Jaya mengirim pesan agar menggantikannya mengantar Jian karena harus pergi menjemput Rahardian. Sebelumnya Jaya sudah berjanji akan mengantar Jian ke perbatasan kota. Hari ini adalah akhir bulan yang berarti jadwal Jian untuk membayar hutang ayahnya yang bahkan tak pernah ia lihat rupanya.

Perlu beberapa saat sampai Jian berani menatap mata Alva. "Ndak usah, Mas. Jian bisa pergi sendiri."

"Pergi saja dengan Alva. Setidaknya kamu aman, Jian." Maria muncul dari dalam rumah.

Cowok manis itu bimbang. "Justru kalau sama Mas Alva jadi ndak aman." jeritnya dalam hati.

"Pulang nanti jangan lupa beli buah buahan, oke?"

Maria tersenyum dan melambaikan tangan sebelum kembali masuk. Ibu hamil itu kali ini merasa senang karena Jian mau menuruti perintahnya untuk pergi bersama Alva. Sebelumnya Jian tak pernah mau, ada saja alasan untuk menolaknya. Satu bulan ini Maria merasa dua orang itu tidak sedekat dulu. Jian selalu terlihat menghindari Alva. Maka dari itu ia berusaha agar mereka punya waktu berdua.

Mau tak mau akhirnya Jian masuk kedalam mobil. Namun, ia sempat menahan pintu mobil sebelum ditutup oleh Alva.

Ia mendongak menatap Alva. "T-tapi Mas Alva jangan macam-macam." ucapnya dengan nada mengancam yang membuat Alva hampir tertawa.

****

Sambil menunggu rapat mendadak majikannya, Jaya memesan secangkir kopi di mini cafe lantai sembilan. Gedung ini memiliki cafe dimasing masing lantainya agar para karyawan tidak perlu keluar saat ingin mengisi perut.

Perusahaan milik Rahardian bergerak di bidang properti dan real estate. Majikannya itu adalah pemilik hotel, resort, mall serta apartemen yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia. Ayahnya Wira telah merintis perusahaan ini sejak muda kemudian ia serahkan pada Rahardian sebelum menikah dengan Kinan. Rahardian adalah anak satu-satunya Wira dan Larasati sehingga ia menjadi hak waris semua aset milik orang tuanya.

Sebenarnya mereka punya anak angkat perempuan yang memilih hidup diluar negeri setelah menikah. Jaya pernah sekali melihatnya dulu.

"Sedang menunggu Rahardian?"

"Eh ibu juga lagi disini ternyata." Jaya tersenyum begitu Larasati muncul dari belakangnya.

Larasati meletakkan tasnya di meja yang sama. "Anak menyebalkan itu menelfon suamiku untuk ikut rapat. Kami ini sudah tua tapi masih saja disuruh ikut campur urusan perusahaan. Hah! anak itu tidak bisa membiarkan orang tuanya istirahat."

Jaya mengangguk, nenek satu ini memang cerewet. "Ibu mau saya pesankan sesuatu?"

"Nggak perlu. Aku sudah sempat sarapan di rumah, bagaimana keadaan Alva?"

[BL] Make You Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang