Entri - 21

11.5K 2.1K 96
                                    

List 21 : Aku ingin... mengetahui makna cinta.

******
BPJS
Entri 21
******

Mari kita beri semangat Vega dengan ⭐⭐⭐⭐⭐ sebanyak-banyaknya yea wkwk
*****

Setitik cahaya terang membuat Vega mengerjapkan matanya berulang kali. Silau, bahkan Vega tidak bisa memandang sekelilingnya dengan baik. Namun, dengan sisa keyakinannya, dia berjalan menuju titik terang itu.

Satu,

Dua,

Tiga,

Vega mulai menghitung dalan hati, tetapi yang dia lihat hanya sebuah bangku panjang bercat putih, dia hanya mengikuti kata hatinya. Duduk disana, dengan perasaan ganjil. Hingga satu siluet membuatnya kembali melangkah lagi. Tempat ini begitu terang dan menyilaukan, sehingga Vega sendiri bahkan tidak yakin dimana dia sekarang. Apakah di surga?

Siluet itu nampak semakin jelas, sampai Vega yakin, siapa yang ternyata sedang berdiri memunggunginya itu. Rambut panjang berwarna hitam lebat, juga pakaian putih panjang yang menjuntai. Mengingatkan Vega akan kehadiran seseorang.

"Bunda..." bisiknya lirih.

Wanita itu menoleh, menampilkan senyum paling tulus yang selalu Vega lihat dalam potret miliknya. Selama ini, Vega hanya mengandaikan wanita itu hadir lewat mimpi, dan seumur hidupnya, Vega hanya menjumpai wanita itu dua kali. Saat usianya menginjak tujuh belas tahun, dan saat wisudanya usai.

Vega tidak tahu, ini mimpi atau kenyataan. Yang jelas, berbeda dari dua mimpinya yang lalu, ketika wanita itu hanya menampilkan senyuman tulus, kali ini segalanya terasa sangat nyata. Wanita itu berbalik, masih dengan senyuman lebar, juga kedua tangan terentang, seakan tahu apa yang sedang Vega butuhkan. Sebuah pelukan.

"Bunda... Vega rindu Bunda..."

Vega memeluk wanita itu seerat yang dia bisa. Ternyata benar, bahwa pelukan dari seorang yang paling Vega rindukan ini terasa begitu hangat. Tak peduli hanya sekedar mimpi atau kenyataan. Sekarang inilah yang Vega butuhkan.

"Kamu tumbuh dengan baik."

Suara itu terdengar sangat merdu di gendang telinganya. Vega ingat betul dia diam-diam menyelinap di ruang kerja Ayahnya hanya untuk menonton video-video Bundanya sewaktu sedang mengandungnya dulu. Ternyata, suara sang Bunda memang semerdu itu.

Tiba-tiba, suasana hatinya mendadak berubah. Mengingat dirinya yang sedikit berbeda dari anak-anak yang terus bertumbuh. Mengingat, putaran video yang menggambarkan betapa bahagianya Ayahnya dulu ketika berdiam di sisi Bundanya.

"Kamu tumbuh menjadi gadis yang kuat dan hebat. Bunda bangga dengan kamu." suara itu mengalun lagi.

Vega mendongak menatap Bundanya. "Tetapi, kenapa Ayah tidak pernah menganggap Vega ada? Kenapa Tuhan nggak membawa Vega juga bersama dengan Bunda?"

Bundanya itu menangkup wajahnya dengan kedua tangan, "Sabar, bertahanlah sebentar lagi."

Vega tidak mengerti dengan kalimat yang terlontar dari Bundanya. Tetapi, Vega harap dia benar-benar segera menjemput kebahagiaannya. Meskipun dia yang berakhir bersama sang Bunda secara nyata.

"Apa benar Ayah tidak pernah menyayangiku?"

Usapan yang Vega rasakan dipuncak kepalanya terasa begitu nyaman. Andaikan dia bisa merasakan ini setiap hari, Vega sama sekali tidak masalah.

BPJS (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang