Entri - 14

13.7K 2.3K 93
                                    

List 14 : Berguna Bagi Orang Lain.
*****
BPJS
Entri 14
******

I'm so sorry, untuk hiastus yang tak terduga. Semoga setelah semua masalah selesai, aku bisa gaspol lagi yaaahh~~
Cheer up duluu yukk buat yang kangen sama Vega dan Altair, absen duluu yang masih setia menunggu dari kota mana ajaa nicchh jangan lupaa kasih slogannya yahh~
(Ex: #SoloBerseri, hahaha)
*
*
*

Semenjak hari kepergian Satrio, Vega masih mendapati Altair yang kerap melamun di meja makan. Laki-laki itu sudah terlihat baik, meskipun tak semangat seperti hari-hari yang lalu. Tidak hanya itu, Altair pasti berkunjung kurang lebih tiga kali sehari hanya untuk memastikan Vega meminum obatnya. Tentu saja hal itu membuat Vega jengah, namun perempuan itu tidak membantah karena dia tahu betul apa yang sedang dirasakan Altair sekarang. Laki-laki itu masih menyimpan rasa kehilangan atas kepergian Satrio. Dan apa yang dilakukan laki-laki itu baru-baru ini adalah upaya agar tidak merasa kecolongan lagi.

Vega tidak banyak membantah, karena membantah Altair sama dengan menyulut emosinya. Meski perlakuan laki-laki itu tergolong berlebihan, tak ada salahnya untuk menerima karena ini juga untuk kebaikannya.

"Sudah mau berangkat?"

Lihat, baru tadi pagi laki-laki itu menerobos masuk dengan tidak sabaran, sekarang laki-laki itu sudah berdiri di balik pintu.

Vega hanya mengangguk, sembari mengunci pintu, tak berniat menjawab pertanyaan Altair.

"Obatnya sudah dibawa?"

Vega mengangguk sekali lagi.

"Nggak lupa, kan? Hari ini minum obat jam berapa?"

Vega mengangguk, sembari memasukan kunci dalam tasnya. Lama-lama, sikap menyebalkan Altair terlihat lagi. Sedangkan Vega tak punya banyak waktu untuk menanggapi.

"Saya bicara sama kamu loh." ucap Altair yang menahan lengannya, ketika Vega hendak beranjak pergi.

"Ya, saya juga tahu dokter lagi bicara sama saya. Saya buru-buru nih, dok."

Laki-laki itu menghela napas dalam, terlihat mencoba mengendalikan emosinya. "Saya begini untuk kebaikan kamu."

"Tapi jangan over begini dong, dok. Saya nggak suka."

Altair menyugar rambutnya, sedangkan raut wajahnya terlihat cemas. Hal itu membuat Vega mengernyit, memangnya Vega kenapa? Dia bahkan merasa baik-baik saja.

"Saya cuma nggak mau hal buruk terjadi sama kamu. Cukup Satrio, saya bisa gila jika sesuatu terjadi sama kamu."

"Kita nggak pernah tahu apa yang terjadi nanti, besok, atau bahkan lusa. Dokter nggak usah lebay, dulu sebelum kenal dokter saja, saya apa-apa sendiri, kok."

Mendadak jantung Vega berdenyut nyeri, mengingat lebih dari satu bulan, Ayahnya sama sekali tidak berinisiatif menghubunginya terlebih dahulu.

"Gimana saya bilang sama kamu, supaya kamu mengerti?"

Sedetik setelahnya, Altair menghilang, berlari menuju unitnya. Namun, baru beberapa langkah, Vega dikejutkan dengan tumpukan bangau yang cukup banyak jumlahnya.

"Saya mau berangkat kerja dok, dokter sengaja ngerjain ya? Biar saya nggak dapat tunjangan disiplin?"

"Saya cuma mau kamu tahu, kalau saya sungguh-sungguh membantu kamu. Ya sudah, hati-hati. Jangan lupa kasih kabar saya."

BPJS (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang