Playlist : Nam Woo Hyun - The Same Place.
*****
BPJS
Klaim 19
*****Altair menghela napas lelah. Ini hari kesekian dia mencoba menemui Ardana, ayah dari gadis yang dia cintai. Tetapi, sejauh apapun usahanya selama ini, sama sekali tidak membuahkan hasil. Berulang kali Altair di tolak, meskipun dia baru berada di lobi perusahaan itu, ataupun berhadapan dengan security. Laki-laki itu mencibir, memangnya dia ini kuman yang harus dimusnahkan?
Sejauh apapun Altair ingin tidak peduli dengan ayah kandung Vega, tetap saja tidak bisa. Sebab, bisa saja Altair selalu mengusahakan Vega tersenyum dan bahagia ketika bersamanya, tetapi sejatinya, kebahagiaan yang Vega butuhkan adalah kehadiran Ayahnya sendiri. Sedangkan Altair juga membutuhkan tanda tangan ayah gadis itu untuk seluruh tahapan penyembuhan gadis yang dia sayangi. Tidak mungkin Vega menandatangani berkasnya sendiri sebelum dia masuk ruang operasi. Altair juga tahu, meskipun Vega berkata siap, gadis itu pasti menginginkan Ayahnya untuk datang menemani. Support dari keluarga memang tidak pernah terbeli oleh apapun.
Sekarang Altair sedang menjalankan rencananya. Jika dengan tangannya sendiri dia tidak pernah bisa bertemu dengan ayah dari gadis yang dia cintai, dia memang membutuhkan orang lain untuk berperan. Meskipun dia sendiri masih ragu dengan orang ini. Tidak memungkiri, Altair masih belum sepenuhnya bisa percaya.
Laki-laki itu duduk dan memesan kopi hitam setelah mendapat balasan dari oknum yang akan membantunya hari ini. Dia tahu, Vega mungkin tak akan menyukai ini, tetapi dia tidak bisa memikirkan cara lain. Selain kesembuhan Vega, masa depan Altair sendiri sedang dipertaruhkan. Hubungannya dengan Vega tak akan kemana-mana jika Ardana masih bersikeras menentangnya. Erlangga sendiri pasti akan melarang jika restu tidak di dapat dari kedua belah pihak.
"Menunggu lama?"
Altair mendongak, mendapati wajah Reva yang tersenyum sungkan. Mungkin merasa tidak enak, karena wanita itu yang memutuskan janji temu pada hari ini. Wanita yang Altair yakin sudah berumur, mungkin seusia Bundanya atau mungkin sedikit lebih muda. Tetapi, tetap elegan dan terlihat modis.
"Baru saja."
Wanita itu memesan latte sebelum akhirnya menaruh atensi pada Altair. "Jadi, apa yang ingin kamu bicarakan?"
"Bisakah membuat saya bertemu dengan Om Ardana? Saya tidak tahu harus melakukan cara apa supaya dia mau menemui saya. Vega benar-benar membutuhkan dia."
"Apa terjadi sesuatu dengan Vega? Bagaimana kondisi kesehatannya?" tanya wanita itu khawatir.
"Vega baik-baik saja. Saya selalu mengusahakan supaya dia tidak berpikit berat karena hal itu sangat berpengaruh pada kesehatannya. Tetapi, sejauh apapun usaha saya untuk membuatnya bahagia, tidak akan pernah bisa maksimal. Karena saya tahu, yang Vega butuhkan adalah Ayahnya sendiri. Meski saya dan keluarga saya selalu berusaha memberikan kehangatan keluarga padanya."
"Maaf, saya tahu kamu sering datang ke perusahaan untuk bertemu Mas Ardan, tapi... saya nggak bisa melakukan apapun."
Altair tidak sepenuhnya percaya. "Bukankah Om Ardan selalu menuruti apa yang anda pinta?"
Reva menggeleng, "Kamu salah. Hubungan saya dan Mas Ardan nggak sejauh yang kamu pikirkan. Saya dan dia menjadi dekat karena pekerjaan dan waktu yang sering kami habiskan bersama. Belum lagi, nasib kami yang hampir serupa. Suami saya yang meninggal saat berdinas, dan isterinya yang meninggal karena melahirkan anaknya membuat kami semakin mudah memahami satu sama lain. Selama bertahun-tahun, kami hanya sebatas sahabat. Saling berkeluh kesah, dan berbagi tanpa melibatkan perasaan. Hati saya masih dimiliki suami saya, begitupun dia yang dimiliki isterinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
BPJS (TERBIT)
ChickLitTidak boleh terlalu lelah, tidak boleh melakukan olahraga berat, tidak boleh terkejut, dan masih banyak 'tidak boleh' lain, yang harus dipatuhi Amoreiza Vega Pradigta, gadis berumur 23 tahun yang dari lahir mengidap Penyakit Jantung Bawaan. Seumur h...