Klaim - 23

12.7K 1.9K 188
                                    

Ada yang kaget aku update?
Yok cuss absen dulu darimana dan beri Vega Altair banyak ⭐⭐⭐⭐⭐⭐ supaya makin semangat!

*

Playlist : You're My Star - Gfriend
*****
BPJS
Klaim 23
*****


Altair mengrenyit, ketika mendapati Vega murung ketika terakhir kali ia melihatnya. Padahal, laki-laki itu masih ingat betul jika satu hari sebelumnya, Vega selalu menyunggingkan senyum bahagia. Membuat Altair lega meninggalkan gadis itu bersama Ayahnya untuk mengulang kisah anak dan ayah yang tertunda.

Hari ini, Vega memang sudah diijinkan pulang. Dengan banyak pertimbangan yang sudah Altair pikirkan secara masak. Altair akan memperjelas semuanya malam ini. Sembari berharap gadis itu akan setuju dengan keputusan yang Altair ambil.

Lelaki itu sudah menyiapkan banyak hal untuk hari ini. Hari spesial, untuk pasiennya yang sangat spesial. Meskipun, Altair juga harus bertaruh cukup besar, karena bagaimanapun, keinginan dan kenyamanan Vega adalah yang utama. Sebersit keraguan, tiba-tiba kembali membesar dalam hatinya. Pemikiran Vega selalu tidak bisa dia prediksi, bahkan semenjak dia pertama kali mengenal gadis itu. Sejujurnya, hal itu membuat ketakutan tak berdasar dalam hatinya. Sebab, kali ini dia tidak sekedar mempertaruhkan nyawa seseorang. Dia juga sedang mempertaruhkan hati, dan cintanya.

Altair sengaja mempercepat jadwal visit dan praktek poli hari ini, agar bisa bertemu Vega secepat mungkin. Menurut informasi yang dia dapat, gadisnya itu baru saja pulang dua jam yang lalu. Dia memang sengaja tak mengantar Vega pulang ke rumahnya. Sebab, dia tahu betul jika Ardana sudah menantikan ini sejak lama, menantikan Vega pulang ke rumah yang sudah lama ditinggalkannya. Altair cukup tahu diri tidak mengganggu momen ayah dan anak itu. Altair sudah cukup bersyukur, ketika Ardana mengijinkannya menghabisakan waktu bersama Vega malam ini, meskipun hanya berada di halaman belakang yang tidak terlalu luas. Bagaimanapun, kesehatan Vega yang paling penting di atas segalanya.

Pria itu mematut dirinya di cermin. Kemeja kedodoran, meski perutnya masih sedikit membuncit membuatnya yakin, jika mindset berperan sangat penting dalam penurunan berat badannya meskipun dia tak lagi melakukan diet. Tiba-tiba Altair teringat, kemeja yang dia kenakan sekarang, adalah kemeja yang sama ketika dia bertemu dengan Vega pertama kali. Nyaris setahun, dan Altair sama sekali tidak menyadarinya. Altair sedang bersiap dengan penampilan terbaiknya. Kalau tidak salah, meski berulangkali menyatakan perasaannya pada Vega, bahkan sampai detik ini, Altair tak pernah mengatakan ajakan kencan secara terang-terangan pada Vega. Bersama gadis itu, label casanova yang disematkan Ane padanya seolah runtuh. Altair lupa caranya memikat, karena Vega lebih dari sekedar istimewa. Mungkin, tempatnya pulang?

Sepasang netra hitam itu memindai lagi, segala hal yang sudah dipersiapkannya hari ini. Teleskop, selimut baru yang dia bungkus sebagai hadiah, dan sebuah barang berharga lain. Berharap malam ini menjadi malam berkesan bagi keduanya.

Memacu laju mobilnya dengan cepat, Altair cukup lega, ketika Ardana membuka pintu dan mempersilakannya masuk, tanpa memanggil Vega terlebih dahulu. Bagaimanapun, Altair perlu menghias halaman belakang milik Ardana supaya lebih indah.

"Perlu bantuan?" Ayah Vega itu bertanya, ketika Altair kesulitan memasang lampu hias yang sudah dibawanya tadi.

Dengan perlahan Altair menggeleng. "Nggak perlu, Om. Om panggil Vega saja kalau sudah siap."

Pria tua itu mengangguk maklum. Menepuk pundak Altair, lantas kembali masuk ke rumahnya. Sedangkan persiapan Altair nyaris selesai. Tinggal memasang teleskop, dan mencari bintang terbaik.

BPJS (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang