List 5 : Melihat Ayahku tersenyum bahagia. (karena aku).
*****
Vega berulangkali melihat gawainya. Sama sekali tak ada pesan dari Ayahnya hari ini. Padahal, meskipun Ayahnya itu tergolong dingin dan jarang bicara padanya, beliau setidaknya akan menjawab pesan Vega, jika Vega memulai komunikasi terlebih dahulu. Gadis itu menghela napas. Mungkin Ayahnya sibuk. Jadi dia tidak boleh menuntut lebih. Ayahnya mau merawat dan membesarkannya saja, seharusnya dia bersyukur. Sebab, dialah penyebab nyawa kekasih hati Ayahnya pergi. Karena Vega lahir, Ibunya harus membayar keselamatan Vega dengan nyawanya sendiri. Meskipun sudah dua puluh tiga tahun berlalu, nyatanya segalanya tak akan pernah mudah, karena seumur hidup Vega, dia tak pernah melihat Ayahnya tersenyum bahagia karenanya.
Sejak tahu bagaimana berpikir, Vega selalu berusaha menjadi juara pertama di kelas untuk mendapat senyum di wajah Ayahnya. Namun, sejauh apapun Vega berusaha sempurna agar Ayahnya bisa bahagia karenanya, nyatanya itu adalah angan, sebab sebesar apapun prestasi yang Vega raih, Ayahnya sama sekali tidak bereaksi apapun, hanya tiga usapan kepala yang dia dapat, setelahnya, Ayahnya akan pergi dan kembali kepada pekerjaannya.
Vega tidak pernah mengerti jalan pikiran Ayahnya sekarang. Apa selama ini Ayahnya benar-benar menyayanginya? Ataukah semua yang dia rasakan sekarang hanyalah bentuk dari sebuah tanggung jawab? Memikirkannya hanya membuat jantung Vega bergemuruh tidak teratur, namun melupakannya juga tidak mungkin. Mengingat hanya Ayahnya yang Vega miliki sekarang. Meskipun seumur hidup dia selalu merasakan kesepian. Karena, keluarga dari pihak Ayahnya berada di berbagai kota yang jauh dari tempat dia tinggal. Hal itu juga membuatnya menjadi canggung dan menjaga jarak jika bertemu dengan sepupunya sendiri.
Maka dari itu, seiring kedewasaan Vega, dia mencari pengalihan yang bisa membahagiakan dirinya sendiri. Teman sekerja, tetangga satu lantai, dan bahkan anak-anak Lentera Hati, telah mewujudkan angan Vega tentang hangatnya sebuah keluarga, meskipun seumur hidup dia tak pernah merasakan bagaimana rasanya dibesarkan dalam keluarga yang utuh, dan bagaimana hangatnya kasih sayang seorang Ayah.
Gadis itu kembali menghela napas dalam, sambil menarik kedua sudut bibirnya. Dia harus tenang, tidak boleh bereaksi lebih, tidak boleh berpikir berat, atau jantungnya akan kembali berulah padahal dia tidak sedang jatuh cinta. Jika sampai lolos, itu hanya akan membuatnya repot karena dia akan kembali merasakan bau antiseptik khas Airlangga Hospital, dimana dia akan menjadi pasiennya sendiri.
Vega memilih bangkit, untuk melihat isi kulkasnya. Memasak sepertinya akan menjadi pengalihan pikiran yang paling baik. Namun, belum sempat dia mengamati isi kulkasnya, bunyi nyaring menggema dalam apartemennya. Dia melirik jam dinding yang menunjukkan pukul empat sore. Siapa yang sedang bertamu hari ini?
Gadis itu bergegas membuka pintu. Jika manusia dibalik pintu apartemennya adalah tetangga menyebalkan yang merupakan playboy cap stetoskop, alias dokter Altair yang selalu mengganggu hari tenangnya, Vega dengan senang hati akan menutup pintu kembali. Ngomong-ngomong tentang laki-laki itu, Vega harus berhati-hati karena sepertinya Altair memang cukup berbahaya, dan dia tak ingin terlibat terlalu jauh dengan laki-laki itu. Jadi, dia harus memasang batas aman sebaik mungkin.
Namun, gadis itu malah terdiam di depan pintu ketika menyadari bahwa tamu istimewa hari ini bukanlah Altair, melainkan Ayahnya sendiri.
Ardana Wijaya, Ayahnya yang masih saja menawan dengan balutan kemeja, dan celana kain khasnya, meskipun usianya tak lagi muda. Yang membuat Vega masih terdiam adalah, mendapati kenyataan bahwa Ayahnya tak sendiri, ada perempuan cantik yang masih bersembunyi dibelakang punggung Ayahnya. Mungkin, usianya beberapa tahun lebih muda dari Ibunya. Namun, yang Vega tahu perempuan itu sangat menjaga penampilannya, terbukti dengan bagaimana cara perempuan itu berpakaian.
KAMU SEDANG MEMBACA
BPJS (TERBIT)
ChickLitTidak boleh terlalu lelah, tidak boleh melakukan olahraga berat, tidak boleh terkejut, dan masih banyak 'tidak boleh' lain, yang harus dipatuhi Amoreiza Vega Pradigta, gadis berumur 23 tahun yang dari lahir mengidap Penyakit Jantung Bawaan. Seumur h...