Rencana Masa Depan

76 24 4
                                    

Yoo Jung melahap habis tumpukan ayam goreng di hadapannya. Dia berusaha menepis segala pikiran yang berkecamuk dengan memfokuskan diri pada makanan itu. Rasa sakit di tubuh, pikiran dan jiwanya terhenti untuk sementara. 

Ada benarnya kata orang, perut kenyang hati senang.

"Kau simpan kemana itu semua? Muat gitu ya di perut kecilmu?" Jin Goo melongo.

"Padahal ini saja aku belum cukup kenyang"

"What? Serius? Gila juga. Kalau begini kau buka saja kanal youtube, kau bisa membuat acara mukbang, itu sangat digemari sekarang-sekarang ini. Kau bisa menghasilkan duit yang banyak dari sana. Dan penghasilanmu bisa kau gunakan untuk beli makan setumpuk-tumpuk seperti tadi"

"Kenapa? Apa kau takut akan kumintai traktir lagi?"

"Kalimatku begitu panjang. Dan hanya itu yang kau cerna?"

"Kau lupa, kau menjulukiku negative thinker? Sedikit banyak aku mungkin jadi berubah seperti tuduhanmu"

Wajah Jin Goo perlahan berubah kesal. Yoo Jung seketika menyesali ucapannya.

"Ok. Saranmu tak buruk. Aku akan buka kanal youtube, bikin acara mukbang. Kau modali aku untuk makan di lima episdoe pertama. Lalu aku akan jadi terkenal, aku tidak akan melupakanmu. Sebagai balas jasa, aku akan mempekerjakanmu. Gimana? kau mau jadi editor video? Atau sebagai juru kamera? Huh?" Ekspresi Yoo Jung yang serius membuat Jin Goo makin sewot.

"Tidak mau!"

"Kenapa?"

"Kamu kira aku apaan? Aku mau jadi asisten saja. Atau lebih kerennya, jadi manager!?"

Ekspresi Jin Goo tak kalah serius. 

Sejenak keduanya beradu pandang. Memutar kembali obrolan itu di benak masing-masing. Geli sendiri, sejurus kemudian mereka terbahak bersamaan. Emang konyol.

Sudah lama sekali mereka tidak menggila dalam kenarsisan. Pembicaraan yang nyeleneh dulunya adalah bagian dari rutinitas mereka. Lelucon garing yang hanya terasa seru bagi mereka berdua tak pernah lagi terjadi. 

Jin Goo merindukan ini. 

Sudah terlalu lama ia dibelenggu rasa bosan. Yoo Jung selalu dalam jangkauannya, tapi jiwanya seperti melayang. Ia kehilangan Yoo Jung selama ini.

Jin Goo tercenung menatap pipi Yoo Jung. Tawa si gila itu amat renyah. Matanya berseri-seri memancarkan keceriaan. Mulutnya terbuka lebar, betapa lepasnya ia tertawa.

"Hari ini aku sangat beruntung"

"Kenapa? Aku belum benar-benar menerimamu loh jadi manager. Jangan salah paham!"

Jin Goo tersenyum lembut.

"Entah udah berapa lama aku tidak melihatmu tertawa seperti itu, belakangan ini yang kudapat hanya celaan, bentakan, dan kawan-kawannya"

Hening.

"Kya, Yeo Jin Goo.. Kau pintar sekali merusak suasana!" omel Yoo Jung.

"Aku bukan mau merusak suasana. Aku mau kau tau bahwa aku merasa diberkati dengan melihatmu tertawa. That really makes my day"

Kehenigan kembali melanda. Yoo Jung hanyut dalam renungan panjang. Memaknai setiap kata yang diucapkan oleh Jin Goo. Entahlah. Ia pun lupa kapan ia terakhir kali tertawa seperti itu. Dan mengetahui seseorang sungguh merindukan tawanya, membuatnya terenyuh. Alangkah manisnya kalimat itu.

"Tawamu menular, Yoo Jung-a. Membuat orang ikut bahagia dengan melihatnya saja. Dan taukah kau? Kau terlihat sangat cantik saat tertawa"

"I know it" aku Yoo Jung dengan angkuh.

"Pun begitu, jujurlah dengan perasaanmu. Jadi saat kau merasa ingin berteriak, teriaklah. Saat kau merasa ingin menangis, menangislah. Saat kau ingin tertawa, tertawalah. Jangan menahan dirimu Yoo Jung-a. Perempuan itu terlihat paling keren kalau dia jujur dalam mengekspresikan dirinya"

Jin Goo memamerkan senyum lembutnya, Yoo Jung masih menyimak dalam diam.

"Dan... kalau terhadap orang lain kau susah melakukannya, setidak-tidaknya kau harus bisa begitu padaku"

"Sok amat! Kenapa aku harus begitu? Emang kau siapa?"

"Aku? Aku Yeo Jin Goo! Teman terbaik yang kau punya. Kau tidak akan menemukan teman yang lebih baik dariku, aku harap kau sadar itu" Ujar Jin Goo seraya mengerlingkan matanya.

Yoo Jung tahu itu. Lelaki itu selalu ada untuknya. Bahkan ketika dirinya menggila tak karuan, kasar dan menyebalkan, Jin Goo masih memperlakukan dia sangat baik. Berbicara dengan lemah-lembut, meladeninya dengan senyuman ramah seperti tak ada masalah. Bahkan ketika dia membenci diri sendiri, Jin Goo selalu menjagai, menerimanya dengan lapang dada.

"Benar. Kau adalah teman yang paling baik yang kupunya. Atau lebih tepatnya, kau satu-satunya teman yang kupunya. Kau adalah teman terbaik, tapi aku.. aku adalah teman terburuk yang kau punya, iya kan?"

Jin Goo diam tak merespon. Gadis itu memang sangat menyebalkan. Tapi dia tidak seburuk itu. Gadis itu memang kasar dan meledak-meledak. Tapi dia tidak sejelek itu. Yeo Jin Goo paham, kalau hari ini Yoo Jung bisa berubah, maka besokpun demikian. 

Find Me √ (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang