"Soo Hyun-aa!!!" teriak Kwang Soo dari balik pintu.
Kim bersaudara telah tiba di rumah. Mengunci rapat semua pintu dan jendela. Tidak membiarkan masuk, Kwang SOo yang mengejar mereka.
"Maafkan aku Soo Hyun-aa.. Aku sungguh tidak tau apa yang terjadi.. Bukalah pintunya.. kita harus bicara baik-baik.. Jung-aaa... kumohon bukalah pintunyaa"
Soo Hyun sadar akan ketidaktahuan Kwang Soo akan keadaan. Tapi sulit baginya untuk berhadapan dengan sahabatnya itu. Kepalanya mumet, hatinya berat. Dia tidak ingin melihat siapapun sekarang. Tidak Kwang Soo, tidak juga Yoo Jung yang masih diam di tempat.
Sesak mendera hingga ke relung hati. Ada kesedihan yang tak terjemahkan. Ada gelap yang tidak terkatakan.
"Jung-aaa.." Kwang Soo belum menyerah. Dia sungguh mengkhawatirkan Yoo Jung dan Soo Hyun. Dia harus melihat mereka. Tingga di sisi mereka. Memastikan keduanya tidak bertindak bodoh, seperti yang dilakukan Yoo Jung beberapa hari lalu.
"Kalau kalian tidak buka, aku akan mendobrak pintunyaaa.. Maafkan aku.. aku terpaksa melakukan ini!!!"
"Jangan membuat keributan, masuklah" Yoo Jung akhirnya membukakan pintu untuk Kwang Soo. Seketika dia berhambur ke hadapan Soo Hyun. Menenangkan sahabatnya itu.
***
Seminggu berlalu setelah Ji Eun terakhir kali melihat wajah Soo Hyun. Malam saat ia berkenalan secara formal dengan Eun Bi. Malam yang membawa kebisuan diantara dirinya dan Lee Juck.
Baru seminggu ia tidak melihat Soo Hyun, rasanya sudah berpuluh tahun saja. Keadaan Soo Hyun tidak begitu baik. Semangat di matanya tidak terlihat sama sekali. Sama buruknya dengan dirinya.
"Maafkan aku!" rintih Ji Eun di hadapan Soo Hyun. Setelah susah payah, Kwang Soo berhasil mempertemukan mereka berdua.
"Appa begitu bahagia bersamanya. Selama ini aku dan Kwang Soo telah banyak merepotkannya. Sepanjang hidupnya, dia tidak pernah memikirkan diri sendiri. Hanya kami yang jadi prioritasnya. Jadi saat aku tahu bahwa orang yang membuatnya begitu bahagia adalah ibumu, aku.." Ji Eun menunduk ke bawah. Matanya tidak berani memandangi Soo Hyun.
"Berkali-kali ku coba untuk memahamimu.. tapi.." Soo Hyun tidak sanggup meneruskan ucapannya. Tapi harus. Dia harus mengutarakan isi hatinya. Dia harus menyelesaikan keadaan yang berantakan ini. "Apa kau pernah mencoba mengertiku? Apa kau benar-benar menyayangiku? Semudah itu kau mengakhiri semuanya. hanya demi.."
Lee Ji Eun terdiam seribu bahasa. Beban ribuan ton seperti diletakkan di bahunya. Berat. Sampai terasa sesak.
Apa perlu dia menunjukkan betapa hancur hatinya? Apa perlu dia membelah dada demi memperlihatkan betapa pedih perasaannya?
Kim Soo Hyun adalah satu-satunya bagi gadis itu. Dia sangat ingin meneriakkan ke dunia, bahwa pria itu adalah miliknya. Kekasihnya. Bahkan ke telinga Lee Juck. Dia ingin bercerita banyak ke ayah angkatnya itu. Bahwa ada lelaki yang begitu tulus menyayanginya. Mengorbankan segalanya untuk dirinya.
Tapi sebelum Kim Soo Hyun, Lee Juck, pria itu adalah orang yang sudah terlebih dahulu memberikan dunia pada dirinya. Menyalakan lilin di hatinya. Menyanyikan musik di telinganya. Mewarnai dunianya.
"Maafkan aku, Oppa" pekik Ji Eun.
Dalam hati ia sungguh berharap Kim Soo Hyun mendekat ke arahnya. Menyentuhnya di pundak, dan mengucapkan Semua akan baik-baik saja. Seperti yang selalu dilakukan oleh pria itu.
"Kau terlalu egois.. aku tidak bisa memenuhi permintaanmu.." Kim Soo Hyun membalikkan badan. Meninggalkan Ji Eun dalam keheningan. Membawa serta rasa kecewa yang tidak terlontar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Find Me √ (Completed)
Fanfic|Follow dulu dong baru baca, ya| Adalah tidak bijak menyandarkan harapanmu pada orang lain. Setuju atau tidak, setidaknya itulah pendapat Kim Yoo Jung. Manusia berubah. Entah itu karena dirinya, orang lain atau lingkungannya. Dia tidak mau kecewa. D...