Pagi ini terasa spesial. Semua anak terlihat ceria, secerah mentari pagi yang menyelimuti langit Wisconsin hari ini. Tidak ketinggalan, Yoo Jung juga dalam suasana hati yang baik mungkin karena alasan yang sama dengan teman-teman yang lain.
Hari ini hari terakhir belajar sebelum ujian akhir nanti. Tumben, hari ini dia tiba tepat waktu di sekolah. Dia mengenderai skateboardnya dengan gontai. Manik matanya memperhatikan sekitar. Ada penghiburan dari sana.
Gedung-gedung itu tidak banyak berubah. Entah sejak kapan bentuknya sudah begitu. Kadang ia merasa muak untuk mendatangi sekolahnya. Namun tak lama lagi ia akan mengucapkan selamat tinggal. Tidak banyak kenangan menarik di tempat ini. Pun begitu, ada keterikatan yang terjalin.
Ia menampilkan senyum simpul ke orang-orang yang berpapasan dengannya. Orang itu membalasnya dengan senyuman tak kalah manis. Hatinya terasa hangat. Ia bertanya-tanya kenapa tak dari dulu dia melakukan itu?Melempar senyum terlebih dahulu, bahkan ke orang asing sekalipun, ternyata bukan perkara sulit. Ah. Sangat disayangkan banyak hari-hari dia lewatkan tanpa makna.
Sedang asyik-asyiknya Yoo Jung merenung, matanya tiba-tiba menangkap pemandangan menarik. Segerombol anak berjalan mendekat ke arahnya. Sepertinya mereka sedang membahas hal yang lucu dan seru. Tawa mereka renyah. Suara mereka riuh. Sesekali mereka saling dorong, saling pukul pundak yang satu dengan yang lain.
Ah, alangkah senangnya kalau ia bisa menjadi bagian dari keseruan itu.
Gerombolan itu semakin dekat. Mata Yoo Jung masih menatap lurus. Berharap salah seorang dari mereka menyadari keberadaan Yoo Jung yang berdiri tak jauh. Lebih tepatnya dia berharap lelaki yang paling tengah itu menyadari keberadaannya.
Satu.Dua.Tiga. Yoo Jung menghitung dalam hati. Ia yakin pada hitungan ketiga mata itu akan meliriknya.
Yoo Jung tersenyum nelangsa.Langkah-langkah kaki gerombolan itu sudah melampauinya. Yoo Jung tak percaya, manusia itu berlalu begitu saja. Ia masih terus memperhatikan mereka yang sudah membelakangi dirinya. Sesekali satu dua dari gerombolan itu menari bak memperagakan sesuatu.
Ya. Lelaki itu. Dia bahkan ikut menari sembari tertawa. Begitu lepas. Begitu ceria.
Pemandangan itu begitu indah. Kumpulan remaja yang sedang bersenang-senang memang selalu bikin iri. Dan Yoo Jung baru tahu hari ini bagaimana rasanya iri itu. Dia termangu. Begitu banyak hari-hari yang ia lewati bersama lelaki itu.Tapi Yoo Jung lupa, kapan ia terakhir kali tertawa terbahak bersama. Atau, pernahkah?
Jin goo yaa, pernahkah kau merasakan keseruan yang luar biasa saat bersamaku?
---
"Kami akan melakukan perjalanan bersama ke Spanyol, kau mau ikut?"
Jin Goo mengejutkan Yoo Jung yang sedang termenung di mejanya."Kami?" Sudut mata Yoo Jung menuntut klarifikasi.
"Oh. Shanon dan teman-teman lainnya. Rencanannya seminggu, sebelum ujian akhir kami mau refreshing dulu. Kamu mau ikut gak?"
Kami?
Yoo Jung menatap dalam ke manik Jin Goo. Sahabatnya itu begitu bersemangat. Dan, kalau bisa jujur, ia tak begitu menyukai keadaan ini. Keadaan saat kata "kami" merujuk ke Jin Goo dan orang lain bukan dirinya.
"Have fun!""Bahkan Shanon berharap kau ikut..."
Bohong.
"Aku ingin membantu appa menata ulang rumah kami. Banyak yang harus dibenahi "
"Oh"Oh? Dia hanya bilang, Oh?
"Kau.."
"Ya?"
"Apa kamu berencana membina hubungan serius dengan Shanon? I mean are you dat-"
"Gak boleh?"
"Oh?"
"Boleh, gak?"
Enggak!
"Kalian berdua terlihat cocok" Yoo Jung memaksakan senyumnya. Ia sungguh berharap itu terlihat tulus di mata Jin Goo.
"Terus terang, aku sedikit tertarik dengan Shanon, Ya bagaimanapun aku pria normal. Tapi aku tahu bagaimana buruknya hubunganmu dengan dia. Dan aku tidak mau mengambil resiko. Aku hanya akan memacari orang yang dengannya kau bisa berteman baik. i promise you that"
Yoo Jung terdiam. Hatinya begitu hangat tapi bibirnya begitu kelu. Ia ingin merangkul sahabatnya itu, tapi tangannya kaku tak bergerak. Ia percaya ketulusan kata-kata Jin Goo, namun ia juga sadar bahwa cepat lambat, suka atau tidak, sadar atau tidak, Jin Goo akan mengingkari itu semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Find Me √ (Completed)
Fanfiction|Follow dulu dong baru baca, ya| Adalah tidak bijak menyandarkan harapanmu pada orang lain. Setuju atau tidak, setidaknya itulah pendapat Kim Yoo Jung. Manusia berubah. Entah itu karena dirinya, orang lain atau lingkungannya. Dia tidak mau kecewa. D...