hai y'all... Masih pada betah dengan cerita ini?
Pada kesempatan ini aku ingin mengucapkan terima kasih kepada@jose-red @LeXiaNamu
Yang sudah setia memberi dukunga VOTE dan COMMENT di setiap bab
Thank you so much untuk support kalian ya
------------
-----
Kim Soo Hyun sudah pulih total. Begitu juga dengan Yoo Jung.
Jae Suk sudah bisa bernapas lega. Dia memutuskan kembali ke Amerika untuk mengurusi bisnis dan pekerjaan. Ia berjanji akan segera kembali setelah semuanya beres. Keputusan sudah diambil. Ia akan tinggal berkumpul bersama kedua anaknya, di kota kelahirannya, Seoul.
Kim Soo Hyun mulai beraktivitas. Ternyata dia bekerja sebagai manager di perusahaan Samsung yang terkenal itu. Di waktu-waktu tertentu ia mengajar di satu institut terkemuka di kota.
Yeo Jin Goo mungkin sibuk dengan urusan kuliah. Jae Hyun masih dalam perjalanan di Kanada. Dan TaeHyung, ah bodo amat dengan lelaki itu.
Lee Kwang Soo juga sibuk dengan proyek-proyeknya. Si jakung itu membuat Yoo Jung bertanya-tanya. Apa dia tidak punya keluarga? Tak punya rumah? Mengapa dia selalu menginap di rumah mereka? Tidak masalah sih. Bahkan sebenarnya dia merasa senang dengan kehadiran Kwang Soo.
Ah, soal Eun Bi. Dia tidak pernah ada kabar lagi. Melegakan bukan?
Kim Yoo Jung termenung di kamar. Mengagumi setiap detail dari ruangan itu. Semuanya tertata rapi dan sempurna. Sesempurna hari-hari yang dilewatkan. Semua berjalan lancar. Terlalu lancar.
Kim Yoo Jung bergerak gelisah. Ia tak biasa dengan ketenangan ini. Dulu hari-harinya begitu berat, sekarang tiba-tiba sangat ringan. Entahlah. Ada kekosongan di hatinya. Kekosongan yang kemudian membuatnya merasa depresi.
"Aku udah tak tahan lagi.. Kenapa aku begini, Oppa? Apapun kondisiku semuanya serba salah.."
"Kau pernah mendengar post holiday blues?" tanya Soo Hyun sambil memijit kepala Yoo Jung dengan lembut. "Mungkin itu yang sedang kau alami sekarang"
"Iyakah?"?
"Kita ke mall? Cuci mata? Belanja boneka ponyo? Atau hanya sekadar ke perpustakaan" Soo Hyun berkata tanpa berpikir. Ia sudah berhenti memijit kepala Yoo Jung. Kini ia malah sibuk mengepang rambut panjang adiknya itu.
Perpustakaan?
Kim Yoo Jung jadi tersadar akan sesuatu. Kata perpustakaan mengingatkannya pada buku harian Kim Soo Hyun, yang dulu pernah dibacanya. Buku harian yang di dalamnya tidak tercatat namanya sama sekali, tapi nama perempuan lain. Perempuan yang merebut Soo Hyun darinya hingga bertahun-tahun.
Mengapa dia bisa melupakan perempuan sialan itu?
Mengapa Soo Hyun tidak pernah membicarakan perempuan itu?"Ah! Aku mau kita mancing aja. Atau adakah disini taman labirin? Atau mungkin horse riding? Atau bagaimana kalau naik gunung saja?" Sengaja mengungkit hal-hal berkaitan dengan memori lama. Yoo Jung membalikkan badan demi mempelajari ekspresi Soo Hyun lekat-lekat.
Benar kan!
Pasti ada sesuatu. Yoo Jung tadinya berpikir pembawaan Soo Hyun yang agak berbeda dibanding dulu mungkin karena faktor sudah terpisah dalam waktu yang lama. Dia masih sangat kecil waktu terakhir kali ia ketemu Soo Hyun.
Dulu Soo Hyun sangat sering mengganggunya. Menjahili sampai menangis. Mengejar sampai capek berlari. Mengomelinya tapi juga mengajaknya bermain. Bermain alat musik bersama, main konser-konseran, atau mungkin juga bergelut memperebutkan kursi atau barang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Find Me √ (Completed)
Fiksi Penggemar|Follow dulu dong baru baca, ya| Adalah tidak bijak menyandarkan harapanmu pada orang lain. Setuju atau tidak, setidaknya itulah pendapat Kim Yoo Jung. Manusia berubah. Entah itu karena dirinya, orang lain atau lingkungannya. Dia tidak mau kecewa. D...