Betapa kagetnya Kwang Soo menemukan Kim Soo Hyun yang sudah siuman. Ia berlari ke sisi sahabatnya itu. Tanpa sadar ia meninggalkan Lee Ji Eun mematung di ambang pintu.
"Soo Hyun-aa, kya bocah kejam! kau membuatku khawatir setengah mati.." Kwang Soo meninju lengan Soo Hyun. Dia begitu bahagia sampai air mata memenuhi pelupuknya.
"Kya! aku ini pasien lohh" Soo Hyun mengelus bagian lengan yang kena tinjuan Kwang Soo. "Serius kau nangis, Hyung? Seorang preman bisa nangis juga?" Kim Soo Hyun merangkul tubuh Kwang Soo seraya menepuk punggungnya.
"Terima kasih sudah bangkit. Terima kasih kau sudah bangun.. Kau tahu aku sudah hampir gila gara-gara kondisimu"
"Terima kasih, Hyung. Sudah menjagaku, menjaga Appa, bahkan adikku.."
"Aniya.. itu tugasku.. Seharusnya memang begitu.."
Kim Soo Hyun mengalihkan pandangannya ke ambang pintu. Di sana Lee Ji Eun masih termangu. Wajahnya mengekspresikan rasa lega. Tapi juga rasa bersalah.
"Ji Eun-a" Kim Soo Hyun melemparkan senyuman lembutnya. "Terima kasih sudah datang"
Lee Ji Eun masih mematung di tempat. Ia seperti sedang kebingungan. Tidak tahu harus berbuat apa. Tapi wajahnya sendu. Seketika air matanya jatuh membanjiri pipi.
Maafkan aku
"Baguslah kau sudah siuman, aku pergi dulu"
Lee Ji Eun pergi begitu saja. Berlari melalui lorong-lorong rumah sakit yang sudah sepi. Membawa pergi kebingungannya. Membawa pergi rasa bersalahnya.
Di sepanjang jalan dia terisak. Memikirkan semua hal yang mengganggunya. Hal yang membuatnya terpaksa harus menjadi seorang yang kejam. Kejam karena harus mengakhiri sepihak hubungannya dengan Kim Soo Hyun.
"Sudah, Hyung. Biarkan aja dulu dia sendiri" Kim Soo Hyun mencekal lengan Kwang Soo yang sudah siap-siap mengejar Lee Ji Eun.
"Sebenarnya ada apa sih dengan kalian berdua?" Kwang Soo kembali terduduk di kursinya.
Kim Soo Hyun mengangkat bahu dengan santai seraya menggeleng. Tak lupa ia menampilkan senyman ke Kwang Soo. Berharap Kwang Soo menyimpulkan bahwa masalah yang mereka hadapi bukanlah hal besar.
"Lupakan soal itu.. Kau ngoceh apa ke Yoo Jung?"
"Ngoceh apaan?"
"Kau mengatainya jelek! Kau punya masalah ya dengan matamu, Hyung?"
"Ha! Dasar bocah. Soal itu aja, dia ngadu ya?"
"Aku serius ini.. baru Hyung satu-satunya orang yang mengatai adikku jelek.."
"Hei.. yang benar aja.. kau terlalu biased.. Cantik itu relatif Soo Hyun-aa"
"Ya.. tapi kalau untuk Yoo Jung, itu mutlak.."
"Astaga! kau jangan jadi pejabat ya.. bisa kutebak, kau akan korup, nepotisme mu itu terlalu parah"
Kim Soo Hyun tertawa renyah. Begitu juga dengan Kwang Soo.
"Sekarang dia jauh lebih baik. Pas pertama kali aku ketemu bentuknya kaya zombie. Matanya cekung tak bersemangat kayak gak tidur berminggu-minggu. Dan tubuhnya kurus kayak kurang gizi.." Kwang Soo terbayang betapa mengkhawatirkannya kondisi Yoo Jung saat itu. "Dia terlihat menderita, Soo Hyun-a"
Seketika Kim Soo Hyun mengatupkan bibirnya. Ia merasa bersalah. Dia sudah tahu betapa mengenaskanya kondisi Yoo Jung dari cerita-cerita Jae Suk. Betapa dia merutuki diri sendiri karena keegoisannya yang meninggalkan adiknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Find Me √ (Completed)
Fanfiction|Follow dulu dong baru baca, ya| Adalah tidak bijak menyandarkan harapanmu pada orang lain. Setuju atau tidak, setidaknya itulah pendapat Kim Yoo Jung. Manusia berubah. Entah itu karena dirinya, orang lain atau lingkungannya. Dia tidak mau kecewa. D...