"Sepertinya dia berharap kau berbaikan dengan Eun Bi" cetus Yoo Jung sehabis makan malam bersama. Masih sulit baginya untuk memanggil perempuan itu dengan sebutan ibu. Butuh keberanian lebih menyusun kata. Membicarakan hal sensitif yang dengan mudah akan membekaskan luka pada dirinya juga sang kakak.
"Maksudnya?" tanya Soo Hyun tidak yakin akan pendengarannya.
Setidaknya itulah yang berhasil ditangkap oleh Yoo Jung pada pertemuan terakhirnya bersama Ji Eun. Gadis itu ingin punya seseorang yang akan dipanggilnya ibu. Dan satu-satunya cara ia bisa melakukan itu dengan menikah dengan seseorang yang mempunyai ibu.
Kim Soo Hyun dan Kwang Soo saling bertukar pandang. Mencoba mensinkronkan apa yang mereka dengar dengan apa yang mereka pikirkan. Soo Hyun tertawa pahit. Tidak masuk akal.
"Kau serius, Ji Eun bicara begitu?" lirik Kwang Soo menyelidik.
Kim Yoo Jung hanya menatap lurus. Sadar bahwa apa yang dia ucapkan memang tidak masuk akal. Tapi lebih tidak masuk akal lagi kalau dirinya sampai membuat lelucon atas nama seseorang yang bahkan mengingatnya juga dia malas.
Tepat saat itu ponsel Kwang Soo berdering. Panjang umur. Kebetulan Ji Eun menelepon.
"Kenapa?"
"Appa, ingin kita bertemu sekarang. Kau ada waktu kan, Oppa?"
Setelah mempertimbangkan baik-baik, Kwang Soo setuju untuk bertemu. Ini kesempatan baginya untuk mengkonfirmasi cerita tidak masuk akal yang barusan ia dengar. Dia harus menanyai Ji Eun untuk keterangan lebih jelas.
"Apa Oppa akan pulang ke sini malam ini?"
"Kenapa? Kau takut akan merindukanku?"
Kim Yoo Jung mencebik. Menjulurkan lidah, menatap malas. "PD amat pak?"
Kwang Soo memberi signal ke Soo Hyun yang disambut senyuman oleh pria itu. Soo Hyun memperhatikan wajah Yoo Jung beberapa saat. "Haruskah kita mengantar Kwang Soo? Sekalian jalan-jalan malam?"
"Kalau kau berjanji mentraktirku makanan, aku tidak akan menolak"
"Dasar tukang makan! Kau belum kenyang juga?"
"Kan kita baru makan nasi. Aku masih punya banyak ruang untuk jajanan lain di sini!" celutuk Yoo Jung menunjuk ke perutnya.
"Nanti kau jadi gendut, mampuslah"
"Bodo! Soal itu, besok aja baru ktia pikirkan"
"Rakus!"
"Biarin!"
***
Perjalanan menuju tempat pertemuan sangat menyenangkan. Musik yang santai, lampu-lampu jalanan yang romantis, udara yang sejuk. Semua itu mengundang senyum di wajah mungil Yoo Jung dan Soo Hyun. Mereka tersenyum lebar, tanpa tau akan prahara yang sudah menunggu mereka di depan.
Kwang Soo sudah ditunggu oleh Ji Eun di pintu masuk. Begitu melepas rindu dengan pelukan, keduanya masuk ke dalam gedung bergandengan tangan.
"Mereka terlihat manis" ujar Yoo Jung. Matanya masih belum lepas dari Kwang Soo dan Ji Eun.
Kim Soo Hyun menatap lembut ke arah adiknya. Meraih tangan Yoo Jung dan menepuknya di punggung. Gerakan itu menyiratkan permintaan maaf yang tak terucap. Permintaan maaf karena dalam waktu yang sangat lama mereka tidak bisa tinggal dalam kebersamaan. Tidak bisa berpegangan tangan. Tidak bisa melewatkan masa manis bersama.
"Yuk, aku udah gak sabar untuk jajan"
Baru saja Soo Hyun memutar setir, pemandangan tak asing tiba-tiba tertangkap oleh maniknya. Sepasang manusia keluar dari dalam mobil secara bersamaan. Berpegangan tangan dan saling tatap penuh kehangatan. Siapapun yang melihatnya, akan menyimpulkan bahwa kedua orang itu sedang dimabuk asmara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Find Me √ (Completed)
Fanfiction|Follow dulu dong baru baca, ya| Adalah tidak bijak menyandarkan harapanmu pada orang lain. Setuju atau tidak, setidaknya itulah pendapat Kim Yoo Jung. Manusia berubah. Entah itu karena dirinya, orang lain atau lingkungannya. Dia tidak mau kecewa. D...