Keputusan

92 23 14
                                    

Lee Ji Eun berdiri di hadapan cermin. Memandangi tubuh mungilnya. Wajahnya kini berseri bak buah persik. Tanpa riasan di mata maupun bibir.

"Kwang Soo oppa benar. Kau tampak lebih cantik ketika polos begini" Ujarnya ke pantulan tubuhnya di cermin. Jatuh cinta dengan dirinya sendiri, ia mengerlingkan mata. Puas. Dia tersenyum lebar.

Tidak akan orang yang mengira bahwa perempuan itu adalah orang yang sama. Yang mengenakan pakaian seksi bahkan sampai diledek oleh kakak kandungnya sendiri. Yang menari di klub sambil menggoda pria yang lebih muda darinya dengan gerakan-gerakan sensual.

Lee Ji Eun berjalan dengan langkah-langkah ceria. Seceria wajahnya yang sambil lalu berdendang. Ini sangat jarang terjadi. Tapi keceriaannya hari ini menular kepada beberapa pasien yang sudah antri di depan ruangannya.

"Anda seperti mau muntah. Saat kepalanya miring ke kiri, dunia jadi seperti berputar, seresa gempa.."Lee Ji Eun bergerak mengambil Otoskop dari tempatnya. Dia memberi isayart agar si pasien duduk di kursi pemeriksaan.

"Apa anda sering mengorek telinga akhir-akhir ini?" Lee Ji Eun mengarahkan senter ke liang telinga si pasien. Wajahnya meringis menemukan sesuatu di liang itu.

"Ada sobekan pada membran timpani anda. atau secara sederhananya, gendang telinga anda pecah" Lee Ji Eun menuliskan resep di kertas. "Teteskan obat ini, anda bisa mendapatkannya di bawah. Jangan sering mengorek telinga, apalagi dengan benda keras"

Begitu hari-hari Lee Ji Eun yang disibukkan oleh antrian pasien. Dia adalah seorang dokter spesialis THT.

"Sunbae.." kepala Kim Tae Hyung nongol dari balik pintu. setelah memastikan tidak ada pasien lagi di ruangan itu, barulah dia masuk. Duduk di hadapan seniornya. "Kau kenapa semalam? Kau pulang dengan selamat kan?"

"Jangan berbasa-basi. Jadi basi benaran nanti. Jelaslah aku pulang dengan selamat. Kalau tidak, mana mungkin kau bisa bertemu dengan ku saat ini" Lee Ji Eun menyodorkan segelas air ke tamu tak diundang itu. "Ada apa kau mencariku?"

"Tidak ada apa-apa. Aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja." Tae Hyung mengambil foto yang tergeletak di atas meja- di hadapan Lee Ji Eun. "Siapa ini?" Kim Tae Hyung memicingkan mata, gambar orang di foto seperti familiar baginya.

"Whoa! Apa kau sudah berubah pikiran? Jangan sok perhatian. Nanti aku bisa salah mengartikan kalau kau sudah mulai jatuh hati." Lee Ji Eun merampas foto dari tangan Tae Hyung.

"Diakah orang yang udah mencampakkanmu?" Tae Hyung menyelidik. Wajah Lee Ji Eun berubah muram seketika. "Meski tak bisa mengalahkanku, harus ku akui dia cukup ganteng.. Tapi.. kok wajahnya agak familiar ya?"

Mencampakkan?

"Alangkah baiknya kalau dia bersedia melakukan itu. Maka semuanya akan terasa lebih mudah" Lee Ji Eun melepaskan napas putus asa.

"Astaga, aku hanya menebak-nebak tadi. Ternyata kau punya seseorang dan kau mencoba menggodaku sebagai pelampiasan. Sunbae , kau keterlaluan.." Kim Tae Hyung pura-pura merengut.

"Kalian tak ada pasien ya? Kau terlalu dimanja oleh pembimbingmu.. kau satu-satunya koas yang bisa santai, suka-suka ke sana kemari" Lee Ji Eun berusaha mengalihkan pembicaraan.

Di saat yang sama Kim Tae Hyung merogoh ponsel dari saku. Barusan terdengar bunyi beep pertanda ada pesan baru masuk.

Mata Kim Tae Hyung berbinar-binar begitu melihat kotak inbox. Transaksi bank. Sebuah nomor rekening telah mentransfer dana ke nomor rekeningnya.

"Sunbae, apa kita bisa tahu bank asal yang melakukan transaksi dengan kita?"

"Tentu.. Kenapa? Kau baru dapat dana masuk ya??" Lee Ji Eun segera mengotak-atik ponsel dan mengarahkan Tae Hyung mencari tahu asal bank yang baru saja mengirimkan dana kedirinya.

Find Me √ (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang