Bahagia

150 21 21
                                    

"Oppa!!!" seru Ji Eun. Keceriaannya membuncah begitu wajah Kim Soo Hyun tertangkap penglihatannya. Hatinya bersorak-sorai ketika mendapat chat dari Soo Hyun pagi tadi. Chat yang mengajak untuk bertemu.

Di sinilah mereka. Di kafe langganan dekat rumah sakit tempat ia bekerja.

"Oppa.." panggil Ji Eun lembut. Matanya begitu terpusat pada Soo Hyun hingga ia tidak memedulikan sapaan dari si pelayan kafe.

Soo Hyun tidak menyahut. Tapi matanya bersinar, senyumnya terbuka lebar. Ia berdiam di tempat menanti Ji Eun mendekat ke posisinya.

Sejenak ada kecanggungan tercipta. Ji Eun yang tadinya berjalan diselingi lompat kegirangan, berhenti mendadak tepat di hadapan Kim Soo Hyun.

Keduanya hanya melempar senyum. Tanpa berkata-kata.

Kerinduan itu menyeruak. Itu terlihat dari netra yang melembut berkaca-kaca. Menerjemahkan nestapa dan damba. Mengungkap hasrat yang tertimbun sekian lama. Menjelma kata-kata rindu dalam emosi yang tak tertahankan.

"Aku minta maaf.. butuh waktu terlalu lama untuk kembali.." rintih Soo Hyun sendu. Ada pilu yang susah terdeskripsi.

"Siapa yang peduli itu. Yang penting kau sudah disini.." Ji Eun menyerahkan diri. Membenamkan tubuh pada pelukan pria itu.

Menit-menit melambat. Bersama tangisan yang pecah. Sejenak pelukan melonggar, demi menilik wajah di hadapan. Ji Eun tersenyum lembut di sela air matanya. Soo Hyun membalasnya dengan belaian. Tangannya menelusuri wajah Ji Eun seraya menyeka air mata yang membasahinya.

Kehangatan menjalari tubuh dan jiwa.

Itu terpancar ke sekitar. Para pelayan kafe menyaksikan itu semua. Hingga terlukis senyum di setiap wajah mereka.

Tak hanya itu.

Orang yang mengintip dari balik jendela kaca juga tertular. Ada Kwang Soo dan Yoo Jung di sana. Tersenyum bodoh melihat pemandangan yang menyejukkan.

"Terima kasih sudah kembali.. I miss you hard. I.. I love you" ungkap Ji Eun tak lagi bisa menahan gejolak yang membuncah. Bibirnya merekah, memamerkan senyuman.

Sepersekian detik kemudian, Soo Hyun mendaratkan kecupannya di sana. Pada bibir merah Ji Eun yang merekah. Mengunci hingga tak lagi berucap.

Sentuhan bibir itu berlangsung lama. Mengisyaratkan betapa dalamnya perasaan. Mata tertutup, wajah merapat. Bulu mata mereka sampai bersentuhan. Lalu perlahan Ji Eun membiarkan bibirnya terbuka, mengirimkan sinyal romantis yang mendamba.  Soo Hyun memagutnya tanpa ragu. Memadu rasa melebur jadi satu.

Yoo Jung dan Kwang Soo menyaksikan itu semua dari luar ruangan yang hanya terpisah kaca transparan. Begitu jelas begitu nyata. 

Riuh jalanan berubah bisu. Ruang dan gerak menjadi beku.

Yoo Jung terbelalak. Mulutnya menganga lebar. Menyaksikan sang kakak berciuman membuatnya merasakan aneh yang luar biasa.

Kwang Soo terbahak melihat keterkejutan Yoo Jung. Usil, diblokirnya penglihatan gadis itu dengan telapak tangannya. "Anak kecil tak boleh lihat" godanya. Sepersekian detik Yoo Jung menepis tangan Kwang Soo.

"Goodness! Kalian bisa lakukan itu di tempat lain woiiii" pekik Yoo Jung.

Kwang Soo malah sibuk mengeluarkan ponsel dari saku. Mengabadikan momen di depan mata pada kamera handphonenya.

***

Hening melingkupi sekitar.

Yoo Jung dan Jin Goo duduk saling berhadapan. Mencoba membaca pikiran masing-masing. Dalam diam. Dalam canggung.

Find Me √ (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang