Sumburat jingga hampir saja berlalu ketika Yoo jung tiba di tempat penginapan yang sudah jauh-jauh hari di-booking.
Dinding kamar terbuat dari kayu dan bambu. Lantai terbuat dari ubin berwarna terang, di langit-langit tergantung lampu nuansa temaram yang unik.
Terdapat beberapa tempat tidur di satu ruangan besar. Sesaat ia merasa menyesal memutuskan tinggal di kamar tipe dormitori. Kehadiran manusia-manusia asing di sana membuatnya sedikit merasa terancam.
Beruntung, semua sedang sibuk membersihkan tempat tidur masing-masing. Pasti mereka baru pulang dari perjalanan yang melelahkan, mengeksplor Bohol yang penuh kejutan.
"Where are you from?"
Perempuan berambut blonde itu menghampiri Yoo Jung seraya mengulurkan tangan. Yoo Jung hanya menatap tangan itu. Dibiarkannya tak bersambut untuk beberapa saat. Tapi perempuan bule itu sepertinya keras kepala. Ia dengan sabar menunggu Yoo Jung membalas jabatan tangannya."Wisconsin!" Yoo Jung pada akhirnya mengalah.
Percakapan panjang lebar pun akhirnya tak terhindarkan. Yoo Jung hanya manggut-manggut merespon setiap cerita si bule itu. Ketika ditanyapun dia hanya menyahut dengan jawaban-jawaban mati.
Entah karena lelah atau malah karena bosan dengan respon Yoo Jung yang jelas-jelas tidak menikmati pembicaraan, Si bule akhirnya undur diri dari hadapan Yoo Jung.
"See, i'm gonna go out to grab some dinner. Do you want to come along?"
Yoo Jung tersenyum bodoh menanggapi si bule itu. Dia tahu betul itu hanya penawaran kosong. Oh, lihatlah betapa wajah itu tidak berharap Yoo Jung mengiyakan ajakan itu. Ini terlalu basi. Well, setidaknya dia sudah berusaha sopan.Malam semakin larut. Orang-orang yang sekamar dengan Yoo Jung sudah terlelap di dalam gelap. Bahkan ada beberapa dari mereka mengorok dengan keras. Perempuan yang tepat di atas bunk bed Yoo Jung tidur sangat lasak. Terdengar jelas gerakan-gerakan yang sangat mengganggu dari atas sana.
Tak tahan dengan ketidaknyamanan, Yoo Jung memutuskan hengkang ke luar ruangan.
Dia menuju gathering room yang berada di sudut. Masih ada beberapa tamu yang menikmati alkohol ditemani musik yang dari tadi tidak berhenti diputar. Beberapa dari mereka memberi signal agar Yoo Jung bergabung. Yang diajak hanya berusaha tersenyum ramah seraya menolak.Ia mengayunkan langkah menaiki anak tangga di sisi kiri kumpulan tourist yang nongkrong itu. Menuju rooftop yang remang bahkan gelap. Mungkin karena sudah dini hari, tidak ada satu orang pun di sana. Hanya ada beberapa bangku panjang diantara meja kosong. Gelap. Hening. Dingin.
Yoo Jung merogoh Handphone dari saku. Notifikasi dari update-an Jin Goo di instagram membuatnya tersenyum lembut.
"Kau terlalu senang" Yoo Jung memonyongkan bibir seraya menunjuk-nunjuk wajah Jin Goo di layar Hp.
Yoo Jung terenyuh melihat garis tawa Jin Goo. Betapa lepasnya dia tertawa. Dia begitu menikmati liburannya bersama Shanon dan yang lain. Sangat jarang Jin Goo mengupdate sosial medianya. Tapi hari ini begitu banyak snap yang bertebaran di akunnya. Dia pasti seru-seruan.Lihatlah dia bahkan turut menarikan tari tradisional Flamenco yang terkenal itu. Tak ketinggalan ia mengenakan pakaian tradisional dengan warna-warni yang mencolok. Snap berikutnya Jin Goo menampilkan gambar-gambar menarik dan aestetik. Bangunan-bangunan bersejarah, dan..
"Oh! The white villages!" lirih Yoo Jung.
Dia begitu mengenal tempat itu. Dia bahkan pernah tinggal sekitar dua minggu di sana, saat mereka sekeluarga melakukan perjalanan untuk mengisi liburan panjang.Dulu sekali. Saat Soo Hyun masih duduk di bangku SMA. Saat Yoo Jung belum tamat SD.
Kalau dipikir-pikir, saat itu adalah perjalanan terakhir yang mereka lakukan sebagai keluarga utuh. Perjalanan terakhir bersama Eun Bi, wanita egois itu. Waktu kemudian mengikis keharmonisan kedua orang tuanya. Wanita itu berubah. Ia mengakhiri segelanya dengan keputusan egoisnya. Ia menghilang tak meninggalkan kalimat perpisahan. Ia melalui hari tanpa merepotkan diri bertukar kabar, bahkan dengan anak yang ia lahirkan sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Find Me √ (Completed)
Hayran Kurgu|Follow dulu dong baru baca, ya| Adalah tidak bijak menyandarkan harapanmu pada orang lain. Setuju atau tidak, setidaknya itulah pendapat Kim Yoo Jung. Manusia berubah. Entah itu karena dirinya, orang lain atau lingkungannya. Dia tidak mau kecewa. D...