Tentang Lee Ji Eun

92 26 5
                                    

"Kau akan menghajar orang yang menyakitiku?"

"Kalau begitu, hajar dulu dirimu sendiri"

Langkah Jae Suk tercegat di balik pintu seiring keheningan  yang tiba-tiba menyelimuti ruangan itu. Dia baru saja kembali dari rumah untuk menggantikan Yoo Jung berjaga. Tadinya Lee Kwang Soo berjanji akan menggantikan Yoo Jung, tapi pria jakung itu mengaku ada keperluan mendadak.

Jae Suk megintip dari kaca pintu yang sengaja dibuat transparan di bagian atasnya. Dia bisa melihat jelas posisi kedua anaknya itu saling tatap dalam diam. Kim Yoo Jung dengan kemarahannya dan Kim Soo Hyun dengan perasaan bersalahnya.

"Benar kata orang, orang yang paling kita sayangi lebih berpotensi untuk menyakiti, menghancurkan hati kita"

"Kau sangat menyayangiku.." Soo Hyun melayangkan seringaian kecil.

"Bukan itu kalimat utamanya. KAU MENYAKITIKU!" Mata Yoo Jung berapi-api, membakar kemarahan yang kemudia luruh menjadi air membanjiri pipi.

Rahang Soo Hyun menjadi kaku, matanya sarat dengan penyesalan mendalam. Dia terlalu egois. Dia hanya menyelamatkan diri sendiri. Tidak peduli dengan Yoo Jung kecil yang menggantungkan harapan hanya padanya. 

Ia meraih jemari Yoo Jung, menariknya ke arah pipi, dan menangis di sana. Seperti pendosa yang sedang memohon pengampunan.

"I'm sorry!" rintihnya.

Tangis keduanya pecah. Saling bersahutan. Seperti harmonisasi duka dan lara.

Jae Suk yang tersenyum pahit menyaksikan reunian kakak adik itu. Tak ingin menyela, ia memutar balik badan, sementara menghilang dari peredaran.

"I hate you! I really do!" tegas Yoo Jung.

"But I love you, dearly!"

***

Malam sudah larut. Tapi tidak bagi orang-orang yang berkeliaran di sekitaran Hongdae yang tidak pernah terlelap.

Para pengunjung lokal dan internasional memadati jalanan. Ada yang keluar masuk restoran, karaoke dan juga club malam.

Tak ada bedanya dengan sepasang manusia yang baru saja memarkirkan mobil di depan salah satu club ternama di sana.

Perempuan itu mengenakan celana panjang skinny ketat berbahan kulit imitasi glossy. Untuk atasan dia menggunakan satin off shoulder, memamerkan tulang selangka yang dengan mudah memikat mata para pria jelalatan. 

Begitu menutup pintu mobil, perempuan itu mengambil lipstik dari dalam tas. Merah menyala. Dia mengerucutkan bibir, memastikan lipstik menyapu bibir tipisnya dengan sempurna.

Pria  di sampingnya ikut-ikutan mengerucutkan bibir tertular oleh perempuan. Si pria kemudian meiringkan kepala. Matanya mengamati wajah perempuan itu seperti seroang guru sedang memberi penilaian terhadap project anak didiknya. 

Pria itu mengkerutkan dahi, diikuti gelengan-gelengan kecil dari lehernya.

"Kenapa??"

"Sunbae, kau serius dengan gayamu ini?"

"Kenapa? Cantik kan? Seksi?! Bukannya kau bilang semua yang cantik itu semestinya dipamerkan? Ini aku lagi berusaha melakukan hal serupa." Perempuan itu sedikit berjinjit demi mendekat ke pria itu. Ia melayangkan ciuman di udara, hanya beberapa inchi dari bibir pria itu.

Find Me √ (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang