"percaya itu baik. Namun, pada siapa kita memberikan rasa percaya itu yang membuatnya buruk."
.
.
.
ASSALAMUALAIKUM
Berapa lama saya menghilang?"Lepaskan."ucap Viona singkat. Perlahan ia membuka matanya dan menegakkan tubuhnya. Tak hanya Viona. Disana juga ada Verel. Mereka sedang berada di kamar Alex dan vioni.
"Apa maksudmu?"tanya Verel heran.
"Lepaskan Azka dan yang lainnya kak. Biarkan mereka bebas. Aku, aku ingin semua berakhir. Kakak dan aku. Cukup itu. Kita kembali dimasa aku belum ingat apapun. Kita kembali jalani hidup seperti biasa. Meski sekarang dad dan mom sudah tidak ada. Kita akan hidup seperti biasa. Aku, aku muak, aku capek kak balas dendam. Kenyataannya tak ada untung bagiku. Kenapa, kenapa dulu aku tidak dilahirkan dari rahim mom saja."ucap Viona meneteskan air matanya.
Verel terdiam, terkejut, sedih, bingung semua menjadi satu. Ia menarik kepala Viona untuk bersandar di pundaknya.
"Andai dulu aku lahir dari rahim mom. Hidupku tak akan serumit ini kak. Aku muak. Disini aku yang tersakiti. Aku yang tersakiti saat tau sodara kembarku sendiri yang ingin membunuhku. Aku yang tersakiti saat tahu keluargaku malah memfitnahku dan mencampakanku. Aku yang tersakiti saat harus menyakiti orang yang aku sayang. Tapi kenapa seolah olah aku dalang dibalik semua ini."ucap Viona dengan mata terpejam. Bayang bayang keluarga dan masa lalunya menghampiri pikirannya.
"Semua cuma masalah takdir dan waktu. Takdir yang membuatmu berada di posisi sekarang dan waktu yang akan menyembuhkan semuanya. Entah mereka yang terlalu bodoh atau Azka yang terlalu licik. Apakah mereka lupa bahwa dulu Viona hanya lah gadis kecil polos bernama Putri. Mana mungkin gadis sepolos itu bisa berbuat licik seperti itu. Kakak ingat, saat pertama kali kau memegang pistol tanganmu sampai gemetaran ketakutan."ucap Verel diakhiri kekehan. Ia ingat masa itu. Masa dimana Viona awal awal menjadi mafia, saat itu, mendengar bunyi tembakan saja viona ketakutan. Lucu bila melihat sekarang yang sudah menjadi wanita kuat, sadis bahkan mendapatkan julukan Queen mafia.
Viona termenung. Jujur niat awal ia menyekap keluarganya adalah, ingin menyiksa mereka hingga mereka sendiri tak ingin hidup.
Tapi, setelah berfikir, itu tak akan bermanfaat apapun baginya. Lebih baik ia fokus pada sekolah, perusahaan orang tuanya dan gansternya. Masalah balas dendam? Biar karma yang membalas.
***
"Kapan kita mulai sekolah Vi?" Tanya Nabila.
"Lusa."jawab Viona. Ia sedang mengurus beberpaa hal di perusahaannya. Ia jadi merasa tidak enak pada verel yang harus mengurus semuanya selama ia terlalu fokus balas dendam. Maka dari itu, ia akan menyelesaikan beberapa hal untuk membantu Verel.
"Ahhh gue gak sabar ketemu Cogan disana."ucap Amel sambil membayangkan wajah wajah sugar Daddy yang uhh.
"Sama, gue mau cari brondong."ucap Nabila bersemangat.
"Gila lu. Ntar lu jadi sugar mommy lagi."ucap Amel diakhiri tawa.
"Dih, boleh juga. Eh tuh si Viona cocok bet buat jadi sugar mommy."celetuk Nabila.
"Anjirrrr."tawa Amel meledak. Sedangkan Viona langsung menoleh menatap Nabila datar.
"Hehe. Santai mom. Tapi bener, lu cocok bet. Lu kan tajir, punya kuasa, cakep, hot, behhh cocok bet buat jadi sugar mommy."ucap Nabila terlalu jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
the Queen Mafia
Teen Fiction[ BANYAK TYPO BERTEBARAN!] Tentang seorang gadis yang mengalami kecelakaan membuat dia hilang ingatan dan melupakan keluarganya lalu memulai hidup baru menjadi seorang anak dari mafia terkenal. Lalu sebuah insiden terjadi membuatnya harus pergi ke...