3. Takdir

8.6K 298 17
                                    

"Takdir tidak pernah bertanya apa perasaan kita,apakah kita bahagia,apakah kita tidak suka. Takdir bahkan basa basi pun tidak. Tidak peduli, karena kita mau menerima atau menolaknya, dia tetep terjadi. Intinya jangan lupa untuk selalu bahagia."

The Queen Mafia

Selamat membaca































Bel pulang sudah berbunyi sekitar 5 menit yang lalu. Seorang gadis kini sedang membereskan buku bukunya. Gadis tersebut adalah Viona kenzabriana Williams yang dikenal sebagai Viona kenzabriana yang anggun,polos,cantik,baik, dan lugu. Hari ini Viona harus segera ke markas menuntaskan semua urusannya. Ia sudah muak dengan semua kepura puraan ini. Ia bangkit.

Azka,al,ezra dan Rico juga sudah tidak ada dikelas setelah jam istirahat kedua. Viona juga tidak peduli akan hal itu. Ia juga tidak peduli dengan keadaan sekitarnya.

Viona segera menuju gerbang sekolah. Ia melihat supirnya. Viona menghampiri supirnya dan segera menaikinya.

"Markas."ucap Viona dingin.

Supir itu mengangguk dan melajukan mobilnya.

Setelah beberapa saat Viona sampai di markas.

Viona turun dari mobil dan berjalan masuk kedalam markas.

Viona berjalan ke atas menuju ruang pribadinya.

Ia duduk di kursi kebesarannya.

Ia merogoh saku seragamnya dan mengambil benda pipih. Ia menelpon seseorang.

"..."

"Gimana"

"..."

"Ish... Cepet cari tau secepatnya. Kalau sampe mommy dan Daddy kenapa kenapa aku akan nyalahin kak Keisha."

Tut

Telpon dimatikan sepihak.

Viona mendesis geram. Ia tak terima dipermainkan seperti ini karena sampe sekarang Keisha belum tau keberadaan mommy dan daddynya.

Viona menatap dinding dinding langit. Tak terasa setetes air mata meluncur dari matanya yang indah. Viona segera menghapusnya. Ia khawatir dengan kondisi kedua orang tuanya. Mereka lah yang selalu mendampingi Viona saat sedih dan saat senang. Namun semua berubah. Viona bahkan tidak tahu dimana orang tuanya berada. Mengapa takdir mempermainkannya? Mengapa takdir datang secara tiba-tiba? Viona tak tahu sebenernya apa yang direncanakan takdir. Ia tak tahu harus berbuat apa. Takdir tak pernah bertanya apakah ia bahagia atau ia menderita. Andai semua tak seperti ini. Andai orang tuanya masih disampingnya. Andai ia tak harus berpisah dengan kakaknya. Andai ia bisa hidup bahagia bersama keluarganya. Tapi itu hanya sebuah kata andai yang belum tentu menjadi nyata.

Tiba tiba kepalanya terasa pusing. Ia memang sering merasa sakit kepala saat ia sedih. Seperti ada memori yang berputar di kepalanya. Tapi ia bahkan tidak tahu apa apa. Oleh karena itu orang tuanya selalu mendampinginya.

Tiba tiba ia teringat dengan Al,ezra,azka dan Rico. Entah mengapa seperti ada sesuatu yang menarik dari mereka. Apakah ia harus mendekati mereka?

Viona menelpon seseorang.

the Queen MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang