"sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya jatuh juga. Dan sepandai-pandainya Verel berbohong Viona tau juga."
.
.
.
Nb: Part ini sangaaattttt panjang... Karena itu mohon sabar dan pencet bintang nya dulu oke?Ini part terpanjang yang aku buat...
Kalian siap
Yuhuuuuu
Selamat membaca🎶🎶🎶
Hhhhh. Viona menghirup udara new York setelah Berjam jam bahkan hampir 24 jam berada di pesawat. Ia baru saja sampai bersama Ezra. Viona berjalan ke arah mobil jemputan mereka berdua. Entah mereka sadar atau tidak sejak tadi gandengan tangan Viona dan Ezra belum terlepas. Aneh memang.
Mereka memasuki mobil. Sejak kejadian di bandara mereka hanya diam saja dan berbicara secukupnya lalu tertidur. Tak ada yang membuka suara. Setelah adegan Viona menarik lengan Verel dan Ezra, Viona dan Ezra berpamitan pada semuanya. Viona masih marah mengingat kematian orang tuanya yang disebabkan oleh Al dkk dan mereka juga sudah melukai kakaknya. Lalu siapa lagi yang akan dilukai? Viona?
Hilang sudah kepercayaan viona yang mempercayai cerita kelvin.
Verel akan menyusul Viona keesokan harinya. Entah apa yang dilakukan Verel, Viona tak mau ikut campur.
Tak lama mobil mereka memasuki area mansion Viona. Viona turun lebih dulu dan memasuki mansion dan menuju kamarnya meninggalkan Ezra.
Ezra menghela nafas. Ia memaklumi sikap Viona yang masih marah karena Kelvin berani melukai Verel dan Al dkk penyebab kematian orang tua Viona.
Viona memasuki kamarnya dan menghempaskan tubuhnya di kasur king size nya. Tak ada yang berubah sejak terkahir ia kesini. Viona memejamkan matanya. Sekelebat bayangan kebersamaan Viona dan orang tuanya terlintas. Kamar ini dan rumah ini memiliki banyak kenangan yang berarti.
Viona bangkit dan berjalan menuju walk in closet. Ia membuka jaketnya. Saat ia hendak menyimpannya sesuatu berwarna putih terlihat di sela sela jaketnya. Viona mengernyit. Ia mengambil sesuatu dalam jaketnya. Ternyata sebuah kertas. Ia terdiam mengingat darimana kertas itu.
Ya!!
Viona ingat. Ini kertas yang diberikan Kelvin. Saat Viona ingin membuka isi kertas itu suara seseorang memanggil namanya membuatnya cepat cepat menyimpan kertas itu di lipatan pakaiannya.
"Vio"panggil Ezra memasuki kamar Viona.
Tak lama Viona keluar.
Viona menatap Ezra dengan tatapan bertanya.
Ezra tersenyum kikuk.
"Lo gimana sih, ini kan rumah Lo. Gue mana tau kamar gue dimana."ucap Ezra kesal. Ia sengaja melakukan ini untuk menarik sedikit perhatian Viona. Ia ingin Viona sedikit memperhatikannya.
"Emang mereka gak nunjukin kamar Lo?"tanya Viona. Mereka yang dimaksud Viona adalah para pembantu dan bodyguardnya.
"Mereka nyuruh gue milih kamar dibawah. Tapi gue pengennya Deket kamar bang Verel aja. Ada?"tanya Ezra. Itu hanya alibi supaya kamar Ezra dekat dengan Viona.
Viona mengangguk. Ia berjalan keluar. Ezra diam saja. Ia menatap Viona bingung mengapa Viona malah pergi. Lalu tak lama Viona kembali dengan raut kesal.
"Kenapa gak ikutin gue?"kesal Viona.
Ezra memang tidak peka!
Ezra menggaruk tengkuknya. Ia salah? Kan tadi viona tidak menyuruhnya untuk mengikutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
the Queen Mafia
Roman pour Adolescents[ BANYAK TYPO BERTEBARAN!] Tentang seorang gadis yang mengalami kecelakaan membuat dia hilang ingatan dan melupakan keluarganya lalu memulai hidup baru menjadi seorang anak dari mafia terkenal. Lalu sebuah insiden terjadi membuatnya harus pergi ke...