12. Bimbang

6.1K 237 18
                                    

"Harapanku adalah jika saja aku bisa menghentikan waktu atau memperpanjang waktu untuk bisa menikmati tawamu."

🍁

🍁

🍁


















Verel berjalan menuju ruang rawat Viona setelah tadi menemui dokter yang tadi menangani Viona. Kata kata dokter tadi terngiang ngiang dikepalanya. Ia bingung harus bagaimana.

Flashback on

"Bagaimana dok kondisi adek saya?"tanya Verel.

"Apa dia pernah mengalami kecelakaan sebelumnya?"tanya dokter tersebut. Verel mengangguk.

"Dulu dia pernah mengalami kecelakaan sehingga dia hilang ingatan dok."ujar Verel. Dokter tersebut mengangguk angguk.

"Apa dia sebelumnya bertemu dengan seseorang dari masa lalunya?"tanya dokter tersebut. Verel mengangguk.

"Orang tersebut menyebutkan kejadian-kejadian dimasa lalu. Sebelum pingsan adek saya menyebut kepalanya seperti memaksakan mengingat sesuatu dok."ucap Verel. Ia khawatir. Tentu saja. Sebelumnya Viona tak pernah seperti ini.

"Karena itu ingatan ingatan pasien mulai kembali. Tetapi ini cukup bahaya. Kita tidak boleh memaksakan pasien mengingat semuanya sampai seperti ini. Ini berbahaya bagi pasien. Kita harus membantu pasien sedikit demi sedikit untuk mengingat semuanya."ucap dokter tersebut. Verel mengangguk mengerti. Hanya saja ia tak ingin Viona mengingat masa lalunya. Biarlah orang lain menganggapnya egois. Ia tak peduli. Ia hanya ingin adeknya bersamanya. Ia tak bisa jika harus dibenci oleh Viona,adeknya.

"Cepat atau lambat pasien bisa mengingat semuanya."sambung dokter tersebut. Verel mematung. Cepat atau lambat?

"Dia sudah boleh pulang kan dok?"tanya Verel.

"Ya. Dia sudah boleh pulang tetapi dia harus menjaga kesehatannya."ucap dokter tersebut.

"Saya permisi dok."ucap Verel keluar dari ruangan dokter tersebut.

Flashback off

Verel terus memikirkan kata kata dokter tadi hingga tak sadar ia sudah sampai didepan ruang inap Viona. Lamunannya buyar dan ia langsung masuk kedalam ruang inap Viona. Dimana sudah ada ezra, Kania, Amel, Nabila dan anggota GD yang berjaga.

Viona belum sadar sampai sekarang.

Verel masuk dan duduk di samping bankar Viona. Ia menggenggam tangan Viona dan mengusapnya menggunakan ibu jarinya. Cepat atau lambat Viona bisa mengingat semuanya. Cepat atau lambat Viona bisa menjauhinya. Apa viona akan membencinya setelah semua terbongkar? Ia tak bisa. Ia harus membawa Viona pergi jauh dari orang orang di masa lalunya. Ia terlalu bodoh tidak menyadari bahwa kakak kandung dari Viona ada disini. Seharusnya ia saja yang menangani misi ini. Andai waktu bisa diputar kembali.

"Bang yang sabar ya. Viona pasti baik baik saja. Abang harus kuat. Viona pasti sedih melihat abangnya sedih."ucap Kania mewakili semuanya.

Verel hanya diam. Tak lama Verel merasakan jari jari Viona yang bergerak bersamaan dengan mata Viona yang mulai terbuka.

"Dek kamu udah sadar? Kamu mau apa? Apa ada yang sakit? Biar kakak panggil dokter ya."ucap Verel.

the Queen MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang