"jangan berani mencintai jika kamu takut kehilangan, patah hati dan disakiti karena semua itu sudah satu paket yang akan kita terima mau atau tidaknya kita."
🍁
🍁
🍁
Setelah kejadian kemarin, Viona mulai sadar. Perasaannya mulai tak terkendali. Karena itu ia harus merubah rencananya. Ia akan bongkar semuanya. Ia bisa membalaskan dendamnya sebagai Viona seorang mafia daripada Viona berhati lembut. Tetapi sebenarnya rencana ia menjadi Viona yang lembut tidak ada ruginya, malah itu membuatnya Untung. Itu karena satu, ia bisa mempunyai sahabat. Dua, sahabat Al bisa ada di pihaknya. Tiga, kepercayaan Al. Baginya semua itu sudah lebih dari cukup. Selain penghianatan darinya Al pasti juga tidak akan percaya dengan penghianatan sahabatnya sendiri. Itu bahkan bukan rencana awalnya. Tapi sudahlah, mungkin itu sudah takdir. Karma tau kapan harus datang. Dan karma berlaku pada semua orang. Tergantung pada dirinya kita. Jika kita berbuat baik maka kita akan mendapatkan karma baik, tetapi jika kita berbuat jahat maka kita akan mendapatkan karma buruk. Itulah hukum alam.
Kali ini Viona yakin akan keputusannya. Ia tak bisa membiarkan perasaannya berkembang. Bahkan ia akan membunuh perasaan itu sebelum perasaan itu tumbuh berkembang. Sikap Al yang kadang membuatnya nyaman sangat berbahaya. Prinsip hidup Viona adalah 'aku akan mempertahankan sesuatu yang membuatku nyaman' karena itu ia harus menjauhi Al.
Saat ini Viona sedang berada di rooftop sekolah dengan secarik kertas ditangannya. Ia sudah meminta Al menemuinya di rooftop melalui pesan singkat. Tadi pagi ia sempat berpas Pasan dengan Al dkk saat berangkat sekolah bersama Verel. Namun ia menghindar dan meminta Verel menghalangi Al. Saat dikelaspun Viona memilih tempat duduk yang jauh dari Al. Dan saat ini jam istirahat. Ia yakin sebentar lagi Al akan sampai di rooftop. Dan benar saja Viona mendengar suara langkah kaki mendekat dari arah belakang. Viona memutar balik tubuhnya. Ia sedikit tersentak saat al tiba tiba memeluknya.
"Maaf."gumam Al lirih.
Viona menghempaskan tubuh Al menjauh dari tubuhnya.
"Gue mau kita putus."ucap Viona to the point. Bahkan kata aku-kamu sudah hilang. Viona tak suka berbelit-belit, ia lebih suka menyelesaikan masalah langsung tanpa memikirkan perasaan orang lain. Ia tak peduli.
Viona melihat Al yang hanya diam membeku. Sepertinya Al terkejut. Ralat sangat terkejut.
"Kenapa?"ucap Al setelah keheningan yang ada. Marah? Tentu. Kesal? Pasti. Bingung? Sangat. Semua bercampur aduk dalam benaknya. Bagaimana tidak? Tiba tiba seseorang yang amat sangat ia cintai meminta putus darinya saat ia sangat sangat mencintainya. Apa hanya karena masalah kemaren hingga membuat Viona bisa memutuskan untuk putus darinya? Apa karena itu? Jika benar maka ia akan melakukan apapun agar kakak Viona memaafkannya dan merestuinya. Bahkan jika ia harus bersujud pun ia akan rela. Bukan apa. Tapi memang cinta telah mempengaruhinya. Kata orang cinta itu buta. Dan Al percaya itu. Demi cinta, orang bahkan bisa membunuh atau mengkhianati orang lain.
"Gue bukan orang yang baik."ucap Viona.
"Vi setiap orang pasti pernah berbuat salah. Aku juga bukan orang baik."ucap Al frustasi.
"Gue benci Lo."ucap Viona.
Al membelalakkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
the Queen Mafia
Teen Fiction[ BANYAK TYPO BERTEBARAN!] Tentang seorang gadis yang mengalami kecelakaan membuat dia hilang ingatan dan melupakan keluarganya lalu memulai hidup baru menjadi seorang anak dari mafia terkenal. Lalu sebuah insiden terjadi membuatnya harus pergi ke...