24. Janji

2.1K 137 54
                                    

" Semua itu ada saatnya. Ada saatnya aku percaya dan ada saatnya pula aku percaya bahwa Lo itu gak lebih dari sekedar munafik."

.

.

.

Setelah dari mall mereka memutuskan untuk kembali. Bukan ke mansion milik Al, namun mansion milik keluarga Williams. Mereka sedang berada di ruang tv. Mereka bersantai santai ria sambil menikmati cemilan dan nonton tv. Awalnya mereka ingin belanja, hanya saja Kelvin kekeh ingin pulang dan menghabiskan waktu bersama. Dan disinilah mereka. Viona yang sedang memegang handphone untuk menyuruh Keisha kemari hanya saja Keisha tidak bisa karena ada hal penting yang harus di selesaikan.

"Gue ke toilet dulu. Dimana?"tiba tiba Al bersuara.

"Hm, lurus belok kiri."Ucap Viona acuh tak mengalihkan perhatiannya dari handphonenya. Al mengangguk dan pergi sesuai perintah.

Drt drt

Sebuah notifikasi masuk kedalam handphonenya. Chat dari Nabila. Viona melirik pada Nabila. Padahal Nabila terlihat asyik dengan cemilannya dan mengobrol dengan yang lain.

Nabilawlsn
Ini gue, Al. Temui gue di halaman belakang.

Vionawllms
Mls

Nabilawlsn
Penting!

Viona menimang nimang ajakan Al. Apa ia harus kesana? Hhhh sepertinya begitu.

Vionawllms
Hm.

Viona menutup chatnya dengan Nabila dan mengirimkan pesan pada kepala maid dirumahnya untuk mematikan cctv sepanjang sepanjang jalan ke halaman belakang. Karena jika sampai terekam, mau Viona hapus sekalipun Viona tetap mau bermain bersih. Viona tak menampik bisa saja ada seseorang yang bisa meretasnya.

Viona pura pura mengambil air minum dan menumpahkan nya. Refleks semua orang memperhatikannya.

"Hm, gue ganti dulu."ucap Viona langsung pergi begitu saja ke kamarnya setelah melihat orang orang mengangguk sekilas.

Sampai dikamar Viona terpaksa harus turun melalui balkon.

Hingga Viona sampai di halaman belakang. Ia melihat Al yang membelakanginya.

Mendengar suara langkah kaki Al segera berbalik. Disana ada Viona yang datang dengan pakaian yang basah.

"Baju kamu kenapa?"tanya Al refleks.

"Hm, kenapa kesini?"tanya Viona tanpa menjawab pertanyaan dari Al. Al menghembuskan nafas.

"Vi. Aku minta maaf. Aku minta maaf atas semua yang udah aku lakuin sama kamu. Aku minta maaf karena udah bunuh orang tua kamu. Aku minta maaf atas semua yang udah aku lakuin yang membuat kamu sedih, marah, dan benci. Untuk kali ini. Maafkan aku Vi."ucap al dengan suara lembut. Al menatap Viona sendu. Viona bisa merasakan ketulusan dari kata kata Al itu.

Hening selama beberapa menit. Tak ada tanda tanda Viona akan membuka suara. Itu membuat keresahan Al bertambah besar. Ia takut, ia tak akan mendapatkan maaf dari Viona. Al menunduk dan terus berharap.

"Hm."dehem viona setelah beberapa menit keheningan terjadi. Mendengar itu Al langsung mendongak menatap Viona. Tatapannya berbinar senang.

"Kamu serius?! Kamu maafin aku???"tanya Al tak percaya. Viona mengangguk sekilas.

"Makasih! Makasih banget Vi. Makasih kamu udah mau maafin aku. Makasih Vi. Makasih."ucap al refleks langsung menggenggam tangan Viona dan mengucapkan ucapan terima kasih berkali kali.

the Queen MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang