"Mau sepenting apapun Lo di hidup gue. Hidup gue ya hidup gue, jangan ikut campur apalagi memutuskan."
.
.
.
Viona merebahkan tubuhnya di kasur untuk mengistirahatkan dirinya dan menunggu hasil kerja anak buahnya itu. Ia juga sudah mengganti pakaiannya menjadi lebih santai dengan celana jeans panjang dan kaos putih polos berlengan pendek. Tak mungkin ia masih memakai baju tadi yang sudah berlumuran darah.
Sedangkan Ezra? Dia sudah asyik membaca buku buku pemberian Keisha di balkon kamarnya. Di balkon ini ia bisa melihat balkon kamar vio yang berada di samping kamarnya.
***
Sedangkan disisi lain, Al, Kelvin, Azka, Rico dan Arka masih berada di taman sepeninggalan Viona dan Ezra tadi. Tak ada orang lain yang berani mendekati mereka karena anak buah Al yang menjaga sekitar taman.
"Gue ga nyangka Viona masih ga percaya kata kata Lo."celetuk Rico pada Kelvin.
"Positif tingking aja. Mungkin Viona belum baca surat itu?"ucap arka. Kelvin yang mendengar itu mengangguk lemah, semoga saja.
"Gue juga ga nyangka Viona sebenci itu sama kita. Hm, apa bener dugaan Arka kalo Viona mengalami amnesia?"tanya Rico.
"Amnesia pasti ada penyebabnya. Yang paling sering adalah benturan di kepala akibat kecelakaan. Jika itu benar berarti ada seseorang yang menabrak Viona hingga Viona hilang ingatan. Atau mungkin hal lainnya yang membuat Viona amnesia."jelas arka.
"Kalo bener ada seseorang yang pernah nabrak Viona. Gue ga akan ngampuni dia. Ini semua berawal dari dia maka biar dia yang mengakhiri."desis Kelvin tajam. Membayangkan Viona pernah mengalami kecelakaan hingga membuatnya hilang ingatan membuat Kelvin marah. Jika saja viona tak menghilang dan hilang ingatan, semua tak akan serumit ini.
Mereka tak sadar seseorang sedang berusaha mati matian untuk terlihat biasa saja.
Dan Al? Dia masih diam sejak tadi.
Mencintai dalam sepi
Dan rasa sabar mana lagi
Yang harus ku pendam dalam mengangumi dirimu
Melihatmu genggam tangannya
Nyaman didalam pelukannya
Yang mampu membuatku
Tersadar dan sedikit menepiPenggalan lagu itu cocok untuk suasana hati Al. Satu sisi cintanya dan sisi lainnya adalah sahabatnya. Ia harus pilih yang mana?
"Al? Lo ga papa?"tanya Rico. Dan Al mengangguk.
"Gue akan fokus sama masalah ini dulu."final Al. Percuma ia marah, bukannya menyelesaikan masalah itu hanya akan menambah runyam. Ia yakin, Viona akan mencintainya. Kata orang benci dan cinta beda tipis setipis benang. Sekarang Al percaya itu.
"Azka, Lo kenapa diem aja?"tanya arka heran. Beberapa kali bertemu Azka, Azka selalu paling humoris dan suka lelucon namun akhir akhir ia melihat Azka seperti lebih pendiam.
Kelvin, Al dan rico menatap Azka curiga. Azka tampak berbeda akhir akhir ini. Ia menjadi lebih pendiam. Bahkan Azka tampak tidak terlalu peduli dengan Viona. Seharusnya Azka antusias dengan ditemukannya kembarannya itu, namun sebaliknya ia terlihat biasa saja bahkan terkesan tidak peduli.
"Enggak gue ga papa."ucap Azka.
"Kalo ada masalah cerita sama kita."ucap Rico merangkul pundak Azka.
"Gue ga ada masalah apapun, gue cuma masih gak percaya aja Viona adalah kembaran gue."ucap Azka.
"Kenapa?"tanya Rico heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
the Queen Mafia
Teen Fiction[ BANYAK TYPO BERTEBARAN!] Tentang seorang gadis yang mengalami kecelakaan membuat dia hilang ingatan dan melupakan keluarganya lalu memulai hidup baru menjadi seorang anak dari mafia terkenal. Lalu sebuah insiden terjadi membuatnya harus pergi ke...