"Memaafkan Lo adalah kesalahan fatal dalam hidup gue."
.
.
.
(Serius nanya, umur kalian berapa?)Saat ini Viona, Ezra, Verel, Kania, Nabila dan Amel sedang berada di jet pribadi milik keluarga Williams untuk kembali ke New York dari Indonesia. Tak ada yang berani berbicara terlebih dahulu setelah insiden beberapa jam lalu, lebih tepatnya insiden dirumah keluarga Adiwinata, keluarga kandung Viona. Ya, Viona. Sampai kapanpun Viona tetap Viona. Ditambah wajah dingin Viona menambah suasana mencengkam di jet pribadi itu.
"Vio, kita makan dulu ya."ucapan lembut Verel memecah keheningan. Ditangannya sudah ada sepiring makanan untuk Viona. Semua menatap Verel lalu beralih menatap viona yang hanya diam memandang ke luar.
Viona bangkit dan masuk kedalam kamar pribadi yang ada di jet pribadi itu tanpa berniat menjawab atau bahkan melirik siapapun.
'Prang'
Verel membanting piring ditangannya dengan kasar dilanjutkan membanting semua benda disekitarnya. Untungnya kamar yang ditempati Viona adalah kamar khusus kedap suara dimana suara dari luar tidak bisa terdengar dan sebaliknya.
Kilatan amarah terlihat jelas di mata Verel. Semua hanya diam tanpa berniat menghentikan atau menenangkan Verel karena mereka juga merasakan hal yang sama. Kejadian beberapa jam lalu sangat sangat tidak terduga. Mereka tak menyangka bahwa si 'brengsek' Azka masih berani menghancurkan Viona meski Viona telah memaafkan kesalahannya dulu bahkan merahasiakannya dari semua orang. Namun itu justru dimanfaatkan dengan baik oleh si 'brengsek'Azka.
"Brengsek. Gue bertahun tahun bahagiain Viona dan dia dengan gak tau dirinya malah membuat Viona berada di titik ini."desis Verel. Ia mengepalkan tangannya kuat kuat.
Untuk pertama kalinya Verel melihat tatapan kekecewaan dan terluka Viona. Biasanya Viona akan selalu menyembunyikan emosinya. Namun, kali ini, untuk masalah ini. Viona benar benar ada di titik terendahnya. Dan dalang dibalik semua ini tentu tak lain dan tak bukan adalah saudara kembarnya sendiri. Azka.
Semua ingin membalas perbuatan keluarga Viona. Hanya saja. Viona melarangnya!
"Andai waktu bisa diputar. Gue rela dibenci Viona daripada Viona dibenci keluarganya."
***
Viona, gadis itu duduk diam dibawah ranjang dengan kegelapan disekitarnya. Air matanya mengalir tanpa Viona inginkan. Rasanya sesak. Perlahan Viona memegang pipinya. Orang tuanya saja berani menamparnya. Bukannya Viona manja, lemah, lebay dan lainnya. Hanya saja ditampar oleh orang tua kandungnya sendiri ternyata lebih sakit dibanding ia terkena tembakan. Hanya sebuah tamparan namun tak hanya berdampak pada tubuhnya, jiwanya juga terasa terhempas ke dasar lautan. Apa ini karmanya? Karma karena ia sering membuat orang lain menderita? Apa ini kutukan untuknya?
Apa ini balasan karena Viona telah mengingat semuanya?
Keluarganya membencinya, Alex dan vioni juga pergi untuk selamanya. Apalagi yang harus ia terima?
"Aku gak nyalahin kalian atas kelicikan Azka. Tapi aku menyalahkan kalian atas pilihan kalian untuk meragukan ku, mencaciku bahkan menamparku."lirih Viona.
"Baiklah. Balik ke prinsipku. Kalian baik aku akan lebih baik. Tapi kalian memilih untuk jahat. Maka terima kejahatan ku yang tentu akan menyiksa."Viona menyeringai. Sekarang ia tau. Prinsip itu berlaku pada siapapun. Tak peduli jika itu keluarga kandungnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
the Queen Mafia
Teen Fiction[ BANYAK TYPO BERTEBARAN!] Tentang seorang gadis yang mengalami kecelakaan membuat dia hilang ingatan dan melupakan keluarganya lalu memulai hidup baru menjadi seorang anak dari mafia terkenal. Lalu sebuah insiden terjadi membuatnya harus pergi ke...