Pagi ini sama seperti pagi-pagi biasanya. Sudah menjadi rutinitas wajib bagi Choco untuk membangunkan keluarga tercinta serta membuatkan sarapan untuk mereka.
Pukul 5 pagi, wanita itu bangun dari tidurnya. Tanpa nada alarm, seolah otaknya sudah tersetting otomatis bangun di jam itu.
Hoam!
Choco menguap singkat. Segera bangkit dari tidurnya. Berjalan ke sisi kamar untuk mencari benda wajibnya setiap bangun tidur. Sisir dan ikat rambut. Disisirnya surai kecoklatannya, ia ikat rapi rambutnya ke atas dengan kuncir kuda. Mencuci wajahnya kemudian segera keluar kamar untuk menyiapkan sarapan.
Tetapi sebelum itu, ia menyempatkan diri untuk membersihkan rumah, mengambil sapu dan membersihkan seluruh bagian rumah yang tidak terlalu besar itu. Senyum terpatri di bibirnya kala maniknya memandang foto keluarganya, fotonya bersama Hueningkai dan 3 malaikat kecil mereka. Di sampingnya terdapat foto pernikahannya yang tak terasa sudah 7 tahun lamanya. Setelah selesai bersih-bersih, wanita itu segera menuju dapur.
Sayang sekali persediaan bahan makanan di kulkas menipis. Ia belum sempat pergi ke pasar untuk membelinya. Baiklah, kali ini skill memutar otaknya dibutuhkan. Choco harus bisa menyiapkan makanan yang simple namun tetap enak dan mengenyangkan untuk memulai hari.
Berhubung di kulkas ada roti tawar, beberapa buah pisang, dan selai coklat, tercetuslah ide untuk membuat roti panggang spesial dengan topping coklat dan irisan pisang di atasnya. Kebetulan toaster yang biasa ia gunakan untuk memanggang roti belum selesai diperbaiki, jadi ia akan menggunakan teflon kali ini.
Ia menyiapkan 5 helai roti tawar. Membaginya masing-masing menjadi 2 bagian. Mengoleskan selai coklat di atasnya. Memotong beberapa buah pisang kemudian meletakkannya di atas roti yang telah dilumuri selai coklat tadi.
Ah iya! Choco baru ingat kalau masih ada sisa keju. Mengirisnya tipis, meletakkannya di atas roti. Menutupnya lagi dengan potongan roti tawar di atasnya.
Memanaskan mentega ke atas teflon menggunakan api sedang hingga meleleh kemudian memasukkan beberapa potong roti tawar di sana. Memanggangnya hingga sedikit kecoklatan.
Dihidangkannya di atas piring. Beralih membuatkan susu untuk suami dan ketiga putri kembarnya. Hidangan sarapan pagi ini telah siap.
Perfecto! Choco menyatukan telunjuk dan jempolnya, membentuk pose chef kiss- sedikit bangga dengan kudapan sederhana buatannya sendiri, kekeke...
Setelah selesai menghidangkan roti panggang, wanita dengan daster biru laut itu beranjak kembali menuju kamarnya. Membangunkan suaminya yang masih terlelap. Dengkuran halusnya terdengar menggelitik di telinga Choco.
Choco terkikik geli. Membuka tirai jendela kamar lebar-lebar, membiarkan cahaya matahari masuk menyinari kamar mereka. "Kamal, wake up!" sahutnya lembut pada sang suami. Pria Hueningnya hanya menggeliat pelan, menutupi wajahnya dengan selimut tebalnya.
Sang istri menggeleng pelan lalu tersenyum, mendekati suaminya kemudian menyingkap selimutnya hingga membuat tubuhnya yang topless terekspos begitu saja. Roti sobek di pagi hari? Tentu saja Choco tidak keberatan menikmatinya sebelum sarapan, hahaha...
"Ah honey! I'm still sleepy-"
"Wake up, my beloved husband! It's already half past six!"
Hueningkai mengucek matanya. Bangkit dari tidurnya. Terduduk di atas ranjang sembari memandangi istrinya yang sedang melipat selimut. Matanya yang sayu menyipit, kedua sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman. Choco balik menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adult | Hueningkai ✔
Fanfiction[BOOK#2] Kelanjutan kisah Hueningkai mengejar cinta pujaan hatinya, Kak Choco, sekembalinya dari Jerman. [Sequel of Bule Ganteng | Hueningkai] [Bahasa Baku] [DIMOHON KEBIJAKANNYA DALAM MEMBACA!] Highest Rank: #1 -kaitxt #1 -beomgyu #7 -hueningka...