"Cho.."
Panggil Arjun pada sang adik sepupu, namun empunya hanya terdiam menatap kosong ke depan, melamun. Perasaan pria itu tak enak, ada yang membuat Choco sedih akhir-akhir ini hingga membuatnya tidak seceria biasanya. Pipi yang biasa merona dan mata yang berbinar kini berubah menjadi suram dan murung.
"Cho.."
Panggilnya lagi, namun tetap sama saja. Gadis berambut hitam itu masih menatap kosong ke depan. Arjun jadi tambah khawatir, ini pasti ada hubungannya dengan Hueningkai. Mata batinnya berkata Choco sedang ada masalah dengan pria bule itu. Ia pun kembali memanggil Choco, menepuk pundaknya.
"Iya Bang Arjun, ada apa?"
Gadis itu tersentak kaget lalu tersadar dan kembali ke pekerjaannya mengoreksi lembar jawab ulangan para siswa. Saat ini mereka tengah berada di kantor guru. Kebetulan keduanya tidak ada jam mengajar untuk pagi ini. Arjun menyodorkan sebotol air mineral padanya. "Minumlah agar tetap fokus.". Gadis itu kemudian meminumnya.
"Ada masalah dengan Hueningkai?"
"T-tidak kok."
"Bohong!"
Choco menoleh menatap Arjun, astaga dia lupa kalau orang ini bisa dengan mudah menebak isi batinnya. Arjun memang punya kemampuan khusus itu sejak kecil.
"Apapun yang terjadi kalian tetap akan bersatu."
"A-apa?"
¤¤¤
Malam ini seperti biasa, Choco bekerja di diskotik. Menuangkan minuman-minuman beralkohol yang dipesan para pelanggan, dari mulai beer, soju, wine, vodka, whiskey, sampai tequila, semua tersedia di sana. Ia belum resign juga dari tempat itu karena masih membutuhkan uang tambahan. Mungkin dua atau tiga bulan lagi ia akan segera resign.
Setelah selesai meracik cocktail pesanan pelanggan, ia segera mengantarnya.Dentuman musik diskotik terasa begitu memekikkan telinga. Orang-orang berjoget di atas dance floor, bercampur pria dan wanita. Bersenggolan satu sama lain, melepas penat beban pikiran yang menekan dengan cara bersenang-senang di sana. Sebenarnya Choco sudah muak melihat semua ini, tapi apa boleh buat dia sangat membutuhkan uang.
Gadis itu mengantarkan minuman ke meja di seberang dance floor. Meletakkan gelas-gelas berisi minuman beralkohol itu dengan cekatan. Setelah selesai, ia segera kembali ke meja bartender, namun ia menyadari sesuatu. Manik matanya menangkap seorang pemuda yang tampak tak asing. Pemuda berperawakan tinggi dengan rambut kecoklatan. Jaket kulitnya terlihat mengkilat di bawah lampu dance floor, tubuhnya mengikuti alunan musik yang dimainkan DJ. Rambutnya yang sedikit basah serta anting di sebelah telinganya, membuat aura fuck boy-nya jadi sangat kentara.
Hueningkai bersama beberapa wanita di sekelilingnya. Mengerling nakal pada mereka, merangkul wanita-wanita dengan baju terbuka nan ketat yang menampilkan lekuk tubuh sexy mereka. Ada Chelsea juga di sana yang terlihat terus menggoda dengan goyangan pinggulnya. Pria bule itu juga memegang sebuah botol beer di tangan kanannya, sesekali meneguknya. Wajahnya terlihat sangat senang, senyumnya penuh kenakalan.
Sial! Kenapa hati Choco berkali-kali lipat sakitnya begini? Sudah seminggu sejak mereka tidak saling sapa. Choco mendiamkan Hueningkai dan Hueningkai juga mendiamkan Choco. Sama-sama tidak mau bicara, sama-sama tidak mau menegur duluan. Gadis itu benar-benar tidak habis pikir, setelah berbaikan dan dekat kembali, mengapa sekarang mereka justru bertengkar lagi? Choco menunggu Hueningkai untuk datang padanya lagi, tetapi tidak seperti biasanya, pria itu sama sekali tidak menggubrisnya. Jujur, ia sangat merindukan Hueningkai yang selalu ada di dekatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adult | Hueningkai ✔
Fanfiction[BOOK#2] Kelanjutan kisah Hueningkai mengejar cinta pujaan hatinya, Kak Choco, sekembalinya dari Jerman. [Sequel of Bule Ganteng | Hueningkai] [Bahasa Baku] [DIMOHON KEBIJAKANNYA DALAM MEMBACA!] Highest Rank: #1 -kaitxt #1 -beomgyu #7 -hueningka...