13. My Fiance

2.3K 275 38
                                    

Warning! Dirty words!

□ □ □

Hueningkai masih tidak percaya kalau sebulan lagi ia akan resmi menyandang status sebagai seorang suami dari Kang Choco Ayu, gadis yang ia suka sejak pertama kali menginjakkan kaki di Indonesia 5 tahun lalu. Baginya ini seperti mimpi, benar-benar membuatnya senang.

Waktu berlalu begitu cepat seiring pertumbuhannya yang semakin pesat. Ia bahkan tidak percaya saat melihat ke arah kaca menatap pantulan tubuhnya yang kini sudah terbentuk sempurna, sangat berbeda dengan dirinya saat pertama kali bertemu gadis itu. Dirinya yang belum tahu apa-apa soal wanita, apalagi cinta. Dengan polosnya masuk ke kehidupan Choco dan membuatnya jatuh hati hingga sanggup menunggu selama 5 tahun hanya untuknya. Menunggu Hueningkai kembali untuk menepati janjinya.

Selama 5 tahun itu pula Hueningkai tumbuh dewasa, matang secara mental, fisik, maupun finansial. Ia belajar dengan bersungguh-sungguh untuk membangun perusahaannya sendiri agar kelak bisa membahagiakan sang pujaan hati. Ia terus menyusun strategi, mengalami jatuh bangun manis pahit dunia bisnis. Merasakan bagaimana kerasnya bertahan hidup.
Hueningkai memang sengaja tidak meminta bantuan sang ayah untuk mendirikan perusahannya walaupun awalnya ia ikut perusahaan ayahnya terlebih dahulu untuk lebih mempraktekkan ilmu manajemen yang didapatnya dari dunia perkuliahan.

"Mr.Huening?"

"Hmm?"

"Aku rasa mulai bulan depan kamu memiliki teman tidur."

Teman tidur? Ah, Hueningkai jadi berpikir yang tidak-tidak. Ia menjilat bibirnya sendiri, membayangkan akan sepanas apa malam pertamanya dengan Kak Choco nanti. Tidak dapat ia pungkiri bahwa selama ini dia sering bermimpi tentang wanita itu, bukan mimpi yang indah, namun mimpi basah yang menemani masa pubertasnya.

Benar-benar panas! Gila gila gila! Hanya dengan membayangkannya saja sudah membuat adrenalin seorang Hueningkai terpacu untuk menghabisinya. 

"Wild fantasy, sir?"

Bisikan sang sekretaris seketika membuat fantasinya buyar. Menyebalkan! Mengganggu saja sih si Vernon ini!

"Yashhhh.."

Jawabnya mantap sambil menyeringai. Hatinya terasa sangat berbunga-bunga, jantungnya berpacu. Rasanya tidak sabar untuk menjadi pengantin baru.

"Heh! Kamu itu masih kecil!"

"Punyaku besar kok."

Vernon membulatkan matanya, hey! Bukan itu yang dia maksud! Hueningkai salah mengerti ucapannya. Aduh! Vernon berusaha memberi penjelasan.

"Maksudku kamu itu masih bocah!"

"Yak! Aku seorang pria dewasa sekarang!"

"Pervert! Bahkan usiamu lebih muda dariku, tapi kenapa kamu menikah duluan?!"

"Nah, bilang saja kamu iri 'kan?"

Si sekretaris berdecak kesal, benar sih dia memang iri. Jelas-jelas bocah Huening itu lebih muda empat tahun darinya tapi kenapa dia menikah lebih dulu daripada dia? Vernon jadi kesal. Jangankan calon istri, pacar saja belum punya. Hmm... Ia juga lebih punya banyak pengalaman dan lebih dewasa daripada pria itu. Hidup memang tidak adil!

"Hahaha, benar 'kan? Sudahlah mengaku saja Vernon Chwe!"

"NO!"

"You, liar!"

Hueningkai terus menggodanya sambil menatapnya jahil, membuatnya kesal setengah mati. Menyangkut soal pernikahan mengapa perasaannya jadi sensitif begini?

Adult | Hueningkai ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang