"Bagaimana model rambut baruku, hm?"
"Eum, bagus kok. Kamu terlihat lebih tampan dan fresh dari biasanya, meskipun aku merindukan rambut coklatmu yang tebal sih."
Hueningkai terkekeh di pangkuan sang istri, menjadikan paha yang tertutup celana tidur itu bantal empuk dan pas untuk ditidurinya. Ya, saat ini ia sedang tiduran di pangkuan Choco. Memainkan surai panjang wanitanya yang lembut nan wangi.
"Iya, aku rasa warna hitam membuatku terlihat lebih... muda? Bukankah begitu?"
Choco mengangguk tersenyum. Ia tahu, Hueningkai mengubah penampilannya untuk menyambut kelahiran bayi mereka nanti. Pria itu juga bilang, bahwa potong rambut bisa 'membuang sial'.
"Haruskah aku memotong rambutku juga, Mal?"
"Tidak, tidak perlu honey, i love your long hair and i love you!"
Tertawa kecil, sudah terlampau biasa mendengar kata-kata manis yang terlontar dari bibir tipis Sang CEO untuknya. Hampir setiap hari, Hueningkai selalu bilang bahwa ia mencintanya. Sudah kelewat bucin. Bukankah tidak apa-apa bucin pada istri sendiri?
"Sebentar Kamal, aku ke toilet dulu." Begitu mendengarnya, prianya langsung bangkit memisahkan diri dan duduk di samping ranjang. Choco berjalan pelan ke kamar mandi untuk buang air kecil. Sejak perutnya makin membesar, ia jadi bertambah sering buang air kecil.
Itu merupakan respon alami seorang ibu hamil yang terjadi karena hormon selama kehamilan. Perubahan hormon ini membuat aliran darah dan cairan ke ginjal menjadi lebih cepat, sehingga membuat ibu hamil jadi lebih sering buang air kecil. Selain itu, pertumbuhan janin di dalam kandungan dapat menekan kandung kemih yang menyebabkan keinginan untuk buang air lebih sering dari biasanya.
Hueningkai meraih ponselnya, memastikan bahwa seluruh pekerjaannya telah selesai lalu meletakkannya kembali ke nakas. Meraih bantal dan memeluknya, sedikit menguap karena kantuk.
Di sisi lain, sang istri yang telah kembali dari kamar mandi kini menghampirinya. Gemas begitu melihat Hueningkai yang duduk menatapnya dengan piyama biru kotak-kotaknya, rambut berantakan, dan memeluk bantal. Matanya yang kecil makin menyipit karena mengantuk.
Lucu sekali! Lama-lama kalau seperti ini Hueningkai tampak seperti bocah SMA lagi. Choco tak habis pikir, awet muda sekali sih suaminya ini?
"Why are you staring at me like that, darl?" Hueningkai mengerling.
Sedikit gelagapan, sang istri mengalihkan pandangannya lalu menghampirinya. Duduk di sampingnya. Hueningkai meletakkan bantal yang tadi dipegangnya ke head bed, "Berbaringlah di sini, honey."
Choco tersenyum, dengan hati-hati sang suami membantunya untuk berbaring lalu mengelus perutnya yang kian membesar. "Pasti lelah ya?"
Mata sayunya menatap wanitanya sendu. Melihatnya yang harus membawa benihnya kemana pun wanita itu pergi, lagi-lagi Hueningkai merasa tak tega.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adult | Hueningkai ✔
Fanfiction[BOOK#2] Kelanjutan kisah Hueningkai mengejar cinta pujaan hatinya, Kak Choco, sekembalinya dari Jerman. [Sequel of Bule Ganteng | Hueningkai] [Bahasa Baku] [DIMOHON KEBIJAKANNYA DALAM MEMBACA!] Highest Rank: #1 -kaitxt #1 -beomgyu #7 -hueningka...