2. Meet him

4.1K 434 103
                                    

Setelah beberapa saat, sang pria melepas pagutannya, menatap gadis itu dalam. Mengelus pipinya lembut dan tersenyum.

"Apa kabar, Kak?"

Choco kaget bukan main saat mengetahui pria asing yang menyambar bibirnya barusan ternyata adalah Huening Kamal Kai, pemuda yang membuatnya menunggu selama 5 tahun ini. Gadis itu refleks memundurkan badannya lalu mengamati pria itu dari atas sampai bawah.

"K-kamal?"

Apa benar ini pemuda yang selalu ia panggil Kamal 5 tahun lalu?

Tubuhnya tampak lebih tinggi, bahunya lebih lebar, dada bidang, lengan dan paha yang kekar, rambut tebal kecoklatan yang tampak sedikit berantakan dengan keringat di tubuhnya, membuat kemeja putihnya transparan menampilkan tubuh yang terbentuk sempurna. Dapat ia lihat dengan jelas abs yang tercetak di balik kemeja tembus pandang itu.

Oh astaga! Bahkan pemuda ini tampak sangat hot. Kemana perginya Kamal yang polos dan menggemaskan?

"Why? Am I too hot for you?"

Hueningkai mengendurkan dasinya.

Astaga! Bahkan suara baritonnya terdengar sangat sexy di telinga Choco.

Pemuda itu menyeringai mendekati Choco dan mendorongnya hingga jatuh ke ranjang, menindihnya. Gadis itu sendiri masih tidak percaya bahwa pria yang tengah menindihnya itu adalah pemuda yang sama, yang ia tangisi di bandara 5 tahun lalu, orang yang selalu menghiasi hari-harinya dulu dengan segala tingkah lucunya.

"Kenapa tidak menjawab, Kak?"

Seringainya bahkan sanggup membuat Choco bertekuk lutut menyerahkan dirinya pada sang pria, pria ini sungguh berbahaya!

"A-apa yang mau kamu lakukan, Kamal?"

Tanyanya balik.

Sadar Choco sadar! Gadis itu mencoba untuk tetap berpikiran jernih di bawah kungkungan tubuh kekar sang pemuda, tidak boleh hilang kendali, tidak boleh!

Pria blasteran itu kembali menyeringai lalu mendekatkan wajahnye ke ceruk leher Choco. Dapat gadis itu rasakan deru nafas si pemuda bule menerpa kulit lehernya menimbulkan sensasi geli yang memabukkan bagi gadis itu.

Pria itu mendekatkan bibirnya ke telinga Choco lalu berbisik, "Ehm, bagaimana kalau mencium kakak lagi?"

Gila! Kewarasan gadis itu sudah hilang! Bahkan mengesampingkan harga dirinya saat Hueningkai mencumbunya dengan panas. Ya, mereka kembali berpagutan mesra. Menyalurkan rasa rindu mereka satu sama lain.

"-mmmhhh.."

Ia tak kuasa menahan lenguhannya kala sang pria menggigit sedikit bibirnya kasar, bahkan kini Choco memberi akses lebih padanya untuk saling bertaut lidah dengan membuka mulutnya. Keduanya memejamkan mata, menikmati sensasi panas pagutan bibir itu, saling menghisap.

Manis, rasa bibir itu sama sekali tidak berubah. Masih sama seperti 5 tahun lalu saat pertama kali sang pemuda mencium bibirnya di UKS dulu, bahkan kini lebih terasa manis dan kenyal. Pemuda Jerman itu menyukainya.

Sial! Tubuh gadisnya yang telah tumbuh dewasa membuat Hueningkai tak tahan ingin menghabisinya segera. Tapi ia ingat, ini gadis yang dia cintai. Gadis yang ia ingin temui lagi. Gadis yang menjadi alasan pertamanya untuk kembali ke Indonesia.
Ia tidak ingin merusaknya demi kesenangan singkatnya.

Hueningkai melepas pagutannnya, menarik Choco untuk duduk di pangkuannya. Sementara gadis itu masih tidak percaya bahwa pria ini adalah Kamal. Mata mereka bertemu. Ia menatap mata hazel itu, mata khas bule yang masih tampak sama seperti dulu, namun kini terlihat lebih tajam. Hidung mancung, bibir tipis, dan alis yang terukir indah. Ternyata masih sama jika dilihat dari jarak sedekat ini.

Adult | Hueningkai ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang