"Mal..."
Choco menggoyang-goyangkan tubuh kekar sang suami perlahan, sedari tadi mencoba membangunkannya.
"Kamal~"
Entah panggilan keberapa kali, namun hasilnya tetap nihil. Sama saja. Pria yang selalu dipanggilnya Kamal itu tak kunjung bangkit dari dunia mimpi. Choco semakin keras menggoyangkan tubuh itu sambil memanggil-manggil namanya dengan nada merengek.
"Kamal~"
"Kamal! Wake up!"
Sang istri yang sudah tidak sabar kini merangkak naik ke tubuh suaminya. Memposisikan dirinya di atas tubuh pria bule itu lalu mencolek-colek pipinya. Sedikit terkekeh saat melihat wajah tampan Hueningkai yang tengah tertidur pulas. Ia duduk di perutnya.
Dilihat dari atas begini Hueningkai terlihat sangat polos saat tertidur. Dadanya yang naik turun bernafas teratur. Bibir tipis yang mengatup, mata yang masih terpejam damai. Sempurna.
"Kamal~" wanita itu mengusap pipi sang suami perlahan. Masih memanggil namanya dengan nada manja.
"Enghh—" Hueningkai menggeliat pelan. Choco yang gemas kini mencubit pipinya. "Kamal!" Merasa berat di tubuhnya, Hueningkai membuka matanya perlahan. Sedikit terperanjat saat tahu posisi Choco yang kini menindih perutnya dengan posisi duduk mengangkang.
Astaga! Pemandangan berbahaya macam apa ini?
Matanya melotot, bibirnya sedikit terbuka. Choco yang hanya terbalut gaun tidur tipis berwarna merah, lekukan tubuhnya tercetak sangat jelas. Tentu saja membuat sang suami ingin segera menerkamnya.Sabar, sabar... Hueningkai sabar. Istrimu sedang hamil! Tidak boleh kasar! Tidak! Mencoba menahan nafsunya sekuat mungkin.
"Apa?" Tanyanya bangkit, memposisikan diri untuk duduk di depan Choco. Wanita itu mengerucutkan bibirnya, imut. "Kamal! Aku mau es krim!" rajuknya.
"Ya ampun, sayang. Ini masih dini hari. Mana ada yang menjual es krim jam segini?"
Hueningkai mengusap matanya perlahan lalu menatap Choco yang masih merajuk. "Mini market 'kan ada Mal! Ayolah beli satu saja untukku!"
"Jangankan satu, sekulkasnya akan aku belikan sayang..."
"Tapi nanti ya? Aku masih mengantuk."
Choco langsung menahan pinggang suaminya saat ia hendak membaringkan kembali tubuhnya. Demi apapun, Choco sangat ingin makan es krim sekarang. Keinginannya tidak bisa diganggu gugat lagi.
"Ah Kamal! Aku maunya sekarang!" rajuknya lagi, dengan binar polosnya yang menatap Hueningkai penuh harap.
"Kamal~ i want some ice cream! Now!"
"But— i'm still sleepy now, honey.. please understand me..." lirihnya yang justru membuat Choco semakin pantang untuk merajuk padanya.
"Kamal~ Please! Buy some ice cream for me now~"
Lihat, bahkan kini matanya berkedip manja. Ya ampun, pertahanan Hueningkai runtuh sudah kalau begini. Tidak bisa menolak. "I-iya! I'll buy it now, honey." sahutnya mengambil jaket dan kunci mobil. Choco tersenyum padanya. "Aku tunggu di rumah saja ya, kamu yang beli."
"Iya. Aku akan segera kembali." Hueningkai keluar kamar dan mengeluarkan mobil. Sungguh, Choco jadi manja sekali sejak hamil. Sepertinya Hueningkai harus ekstra sabar menghadapinya.
Ia pun melajukan mobilnya, mencari minimarket terdekat. Ah, benar yang dikatakan Bang Arjun kemarin. Tampaknya Choco sedang mengidam. Hey, ini masih pukul 3 pagi. Hanya minimarket 24 jam yang buka. Melihat ke kanan kiri, Maretmart terdekat dari rumah sedang tutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adult | Hueningkai ✔
Fiksi Penggemar[BOOK#2] Kelanjutan kisah Hueningkai mengejar cinta pujaan hatinya, Kak Choco, sekembalinya dari Jerman. [Sequel of Bule Ganteng | Hueningkai] [Bahasa Baku] [DIMOHON KEBIJAKANNYA DALAM MEMBACA!] Highest Rank: #1 -kaitxt #1 -beomgyu #7 -hueningka...