14 Agustus 2020"Tepung terigu, gula pasir, telur, susu bubuk, tepung maizena, mentega, vanilli dan ovalet—"
"—cokelat bubuk, whipped cream, dark cooking chocolate, strawberry segar, cherry kalengan, keju cheddar."
Aya, Mara, dan Thea memperhatikan satu per satu bahan kue yang Sobri letakkan di atas meja dapur dengan seksama. Ketiganya duduk manis di kursi makan bersama pamannya itu. Tatapan ingin tahu dan penasaran tampak jelas di raut wajah mereka bertiga.
"Terimakasih banyak Kak, kamu selalu membantuku." Choco datang, memakai celemek bermotif bunga-bunga kecil kesayangannya. Sobri tersenyum, "Sama-sama adik ipar, hehehe..."
"Paman Sob! Paman mau membuat kue bersama ibu untuk ayah?" tanya Aya yang dibalas gelengan pelan dari sang paman, "Tidak, ibu kalian hanya memintaku untuk membelikan bahan-bahan kue ini."
"Iya sayang, kalian yang akan membantu ibu membuat kue untuk ayah, bagaimana?"
"Yeayyy!"
■ ■ ■
Choco memecah telur, menambahkan ovalet dan gula pasir, serta mentega. Mengocoknya hingga tercampur rata dan mengental di dalam baskom "Aya, bisa bantu ibu ambilkan saringan?"
"Bisa ibu!" Aya berlari, mengambil saringan berdiameter cukup besar lalu naik ke atas kursi. Sang ibu menyiapkan tepung terigu, menuangkannya ke dalam wadah, "Aya dan Mara bisa bantu menyaring tepung terigu dan maizena?" Mara yang semula hanya duduk manis bersama Thea kini beranjak mendekati Aya.
"Ibu! Bagaimana dengan Thea?" protes si bungsu melirik kedua kakaknya yang sudah asik menyaring tepung. Choco terkekeh, "Iya-iya... Thea yang memasukkan margarinnya ya nanti?"
Thea mengangguk lalu bergabung dengan kedua kakaknya yang sudah duduk di lantai menyaring tepung terigu dan maizena. Iseng, jari mungilnya terulur ke dalam tepung, mengusapkannya pada pipi Mara, membuatnya tertawa. "Yak! Thea!" Balasnya kemudian, mengusapkan tangan yang penuh tepung ke wajah Thea.
"Kak Mara!" rengeknya kesal.
Aya terbahak melihat wajah adik bungsunya yang kini sudah penuh dengan tepung. Baginya itu sangat lucu, pipi Thea yang chubby dibaluri tepung. Seperti mochi!
Tawanya terhenti mendadak ketika tangan Thea yang kini penuh tepung hinggap di pipinya. Choco tertawa melihat wajah ketiga putri kembarnya yang sudah seperti casper. Baginya ini seperti hiburan tersendiri di penghujung hari setelah lelah mengajar seharian di sekolah.
"Ibu! Kenapa malah tertawa sih?" itu si tengah yang menghampiri Choco. "Hahaha, maaf ya. Habisnya kalian lucu sekali sih. Ibu 'kan jadi gemas!" sahutnya kemudian sembari mengacak rambut Mara.
"Awas ya kamu, Thea! Sini!"
"Ahahaha kejar aku kalau bisa Kak Aya!"
Si bungsu tertawa meledek, berlari sekencang mungkin dari Aya yang kini juga mengejarnya. Sementara si tengah hanya duduk menonton mereka berdua sembari membersihkan wajah dengan tisu yang baru saja ia ambil dari meja makan.
"Aya, Thea, pelan-pelan ya? Ibu tidak mau kalian jatuh nanti." himbau Choco pada si sulung dan si bungsu. Namun, sepertinya mereka berdua sama sekali tidak mendengarnya dan justru terus berlari di sekeliling rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adult | Hueningkai ✔
Fanfiction[BOOK#2] Kelanjutan kisah Hueningkai mengejar cinta pujaan hatinya, Kak Choco, sekembalinya dari Jerman. [Sequel of Bule Ganteng | Hueningkai] [Bahasa Baku] [DIMOHON KEBIJAKANNYA DALAM MEMBACA!] Highest Rank: #1 -kaitxt #1 -beomgyu #7 -hueningka...