"Wah pengantin baru masih hangat-hangatnya nih!"
Sobri duduk di sebelah Choco yang kini tengah bermain dengan Bomi, menggendong kucing berwarna putih abu itu, mengelusnya sesekali.
"Apa sih Bang Sobri! Sudah lebih dari seminggu juga."
Choco tak kuasa menahan senyum malunya, wajahnya sedikit memerah. Sobri yang melihatnya jadi tertawa, ah istri sepupunya lucu sekali!
Saat ini Hueningkai dan Choco sedang berada di rumah Sobri setelah tadi mampir terlebih dahulu ke rumah wanita itu, menjenguk ibunya yang kini hanya tinggal berdua dengan si bungsu, Putra. Ia merindukan ibunya.
Sebenarnya sang ibu menyuruh mereka untuk tinggal bersama saja di rumah Choco, namun mereka tidak mau, berdalih bahwa mereka ingin hidup mandiri dan tinggal terpisah dari orang tua. Lagipula di rumah juga ada Putra yang mungkin akan merasa terganggu dengan kegiatan-kegiatan panas mereka. Tentu saja Choco merasa tidak enak.
"Uwuu lucunya Bomi~"
Wanita itu mengerucutkan bibirnya, mendekatkan wajah pada si kucing yang sedang bermain di kursi.
Sukses membuat Hueningkai yang baru datang dengan kartu ATM di tangannya menganga kaget, bisa-bisanya Choco berpose seperti itu di depan Sobri? Bagaimana kalau kakak sepupunya itu terpesona pada istrinya? Tidak-tidak, yang boleh melihat Choco berpose seperti itu hanya dirinya!
Sementara itu, Sobri tersenyum melihat Choco yang kini beralih menciumi wajah kucing betina peliharaannya. Pantas saja Hueningkai tergila-gila padanya, orang semanis ini!
"Ya! Get away from my wife!"
Sungut pria bule itu duduk di tengah-tengah Sobri dan Choco, cemburu? Tentu saja! Memasang wajah kesalnya pada sang kakak sepupu yang hanya ditanggapi pria jangkung itu dengan senyum menggodanya. "Aduh, posesif sekali sih Tuan Huening!"
"Ayo kita pergi! Aku sudah mengambil kartu ATM ku!"
Pria bermarga Huening itu mengacuhkan Sobri.
Ya, tujuan mereka yang sebenarnya ke sini adalah mengambil kartu kredit Hueningkai yang tidak sengaja tertinggal di sana beberapa hari lalu. Pria itu menarik tangan Choco segera. Sobri memutar bola matanya malas.
"Hey! Aku bisa saja merebut Choco dari dulu saat kamu masih di Jerman, hahaha.."
Mata Hueningkai melotot sempurna pada Sobri yang kini tertawa, membuat Choco ikut tertawa juga. Suaminya ini memang sangat posesif padanya, bahkan senyumnya pun tidak boleh dilihat pria lain. Hey, bagaimana mungkin wanita itu tidak tersenyum pada orang-orang di sekitarnya? Ia tidak mau dikatai sebagai wanita galak, apalagi bu guru jutek yang tidak pernah tersenyum pada muridnya. Big no! That's not her style!
"Yak! How dare you?"
Kesal Hueningkai, masih menggandeng Choco semakin erat. Astaga, Kamal! Lagian istrimu tidak akan berpaling semudah itu!
KAMU SEDANG MEMBACA
Adult | Hueningkai ✔
Fanfiction[BOOK#2] Kelanjutan kisah Hueningkai mengejar cinta pujaan hatinya, Kak Choco, sekembalinya dari Jerman. [Sequel of Bule Ganteng | Hueningkai] [Bahasa Baku] [DIMOHON KEBIJAKANNYA DALAM MEMBACA!] Highest Rank: #1 -kaitxt #1 -beomgyu #7 -hueningka...