11. Get closer

2.1K 253 10
                                    

Hueningkai, Choco, dan Ara sedang berada di timezone mall. Setelah melalui perdebatan panjang serta membuat sang ibu memohon padanya, akhirnya Choco mau berjalan-jalan dengan Ara dan Hueningkai. Tapi tetap saja, ia sedikit masih kesal pada Hueningkai.

Mereka bertiga asik bermain di beberapa wahana di sana. Ara dan Choco tertawa terbahak-bahak saat sang pria bule beberapa kali gagal mendapatkan boneka dari mesin capit. Hueningkai menertawakan Choco yang selalu gagal memasukkan bola basket ke ring wahana Street basketball. Payah sekali gadis ini. Sedangkan Choco mempoutkan bibirnya kesal.

Duarr duarr!

Gadis kecil itu terus menembak lawannya melalui layar yang tak lain dan tak bukan adalah Hueningkai. Mereka bermain Time Crisis. Pria itu tak tinggal diam. Mengarahkan tembaknya ke layar, tepatnya ke Ara tak mau kalah. Pertarungan terjadi sengit.

"Ayo ayo!"

Sedangkan Choco hanya bisa menjadi penonton. Ia memang payah dalam urusan bermain game, makanya dia tidak mau ikut.

.

..

Sekarang mereka ada di wahana motor-motoran. Choco menaiki motor mainan itu dengan Ara di depannya sedangkan Hueningkai bermain sendirian. Mereka terlihat serius dan sesekali berdecak kecewa saat motor mereka kalah atau menabrak, yah jadi kalah deh.


¤¤¤

"Hahaha! Geli!"

Hueningkai menggelitiki pinggang Ara, membuat gadis kecil itu tertawa terbahak-bahak saking gelinya. Sang pria bule terus menggelitikinya, membuatnya berlari ke arah Choco yang sedang duduk di kursi taman bermain.

"Kak! Hwahaha tolong aku dari drakula tampan itu!"

Tunjuknya pada Hueningkai yang berjalan menghampirinya seraya membuat gestur seolah-olah ingin menggigit Ara.

"Rrrnggg! Aku akan menggigitmu Ara!"

Tawanya meledak kala pria itu sudah berada di dekatnya, kembali menggelitiki tubuh mungilnya gemas, berakting seolah akan menggigit bahu kecilnya. Ia terus menjerit, memeluk kaki Choco yang duduk di depannya. Posisi Hueningkai sendiri berjongkok di belakang gadis berusia 4 tahun itu.

Mereka bertiga tertawa bersama dengan Hueningkai yang sudah menangkap Ara dan Choco yang masih duduk di kursi. Selanjutnya pria bule itu menangkap si gadis kecil, menggendongnya dan mengajaknya bermain ayunan.

"Wiiiii! Ini seperti naik kapal ayun di pasar malam kak!"

Girangnya saat Hueningkai mulai mendorong ayunannya dari belakang sedikit kencang. Ya, tenaga pria itu memang begitu kuat. Bahkan ia mendorongnya dengan anarkis, membuat Choco sedikit khawatir takut kalau-kalau nanti Ara terjatuh dari ayunan. "Hati-hati dorongnya Kamal!"

Teriaknya pada Hueningkai yang masih asik mendorong ayunan Ara dan gadis kecil itu tertawa terbahak-bahak. Untungnya Ara berpegangan erat pada tali ayunan, jadi ia tidak terjatuh saat sang pria bule mendorong ayunannya.

Kalau dilihat-lihat mereka seperti sebuah keluarga kecil dengan Hueningkai sebagai ayah, Choco sebagai ibu, dan Ara sebagai anaknya. Benar-benar seperti keluarga muda yang bahagia. Orang-orang menatapnya senang, apalagi melihat tawa si pria bule dan gadis kecil itu. Siapa saja pasti tersenyum melihatnya.

Setelah lelah bermain ayunan, Hueningkai mengajak keduanya ke kedai es krim yang terletak tak jauh dari taman bermain. "Ara mau rasa apa?". Gadis bertubuh mungil itu pun menunjuk es krim berwarna coklat. "Coklatttt, kakak tampan!" Teriaknya antusias.

Adult | Hueningkai ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang