Ada Yang Berubah Tapi Bukan Pawer Rangers

391 42 0
                                    

Hari ini Hinata Kembali terbangun di pagi hari tanpa keberadaan sang suami. Kehamilannya yang kini menginjak bulan keenam membuat perutnya semakin membuncit dan hal itu sukses mempersempit ruang geraknya. 

Dengan langkah pelan, dia membuka kamar mandi guna mencari keberadaan sang suami. Namun di sana suami tampannya itu tidak ada. Kemudian langkahnya kembali berjalan menuju dapur yang sepi. 

Tetap saja. Narutonya tidak ada. Suaminya itu hanya menyisihkannya sarapan guna mengganjal perutnya. Namun bukan itu yang dia harapkan. Ia berharap suami tampannya itu memeluk dirinya kala membuka mata. 

Padahal hal tersebut sudah menjadi rutinitas mereka sebelumnya. Namun sudah hampir satu minggu ini Naruto berangkat ke kantor sangat pagi. Awalnya Hinata memaklumi suaminya itu. Mungkin ada pekerjaan yang harus diselesaikannya dengan segera. Tapi ini sudah berlanjut sampai hampir seminggu lamanya. 

Naruto bukan hanya pergi di subuh hari, tapi dia juga pulang kala dirinya sudah menutup mata. Jadi hampir selama satu minggu  ini Hinata tidak pernah lagi bertegur sapa dengan sang suami. Membuatnya merasa sedih dan putus asa dengan kelakuan suaminya itu. 

Ia tak tahu apa yang salah dengan dirinya sehingga suaminya itu seolah-olah menjauhinya. Padahal jika Naruto mengatakan kesalahannya secara gamblang, ia pasti meminta maaf. Tapi suaminya itu tidak berkata sepatah katapun padanya. 

Dengan perut besar Hinata berlari ke kamarnya. Ia membuka seluruh pakaiannya dan melihat pantulan dirinya di depan cermin besar dengan perut besar yang menggembung besar. 

Hinata meringis kecil kala melihat tubuh bulatnya di cermin. Efek kehamilan ini tidak hanya pada perutnya, tapi juga tubuh mungilnya yang semakin membulat. 

"Apa Naru udah enggak cinta sama Nata? Apa karena badan Nata jadi lebar Naru enggak suka lagi sama Nata?" 

Bulir-bulir air mulai berjatuhan di pipi wanita hamil itu. Moodnya hancur. Pikirannya kalut. Jiwanya melayang. Dan raganya lelah. Semuanya ia rasakan tanpa kehadiran suaminya itu. 

"Apa karena Nata terlalu kekanak-kanakan? Apa Nata suka ngerepotin Naru? Apa karena permintaan Nata aneh-aneh jadi buat Naru kesusahan dan akhirnya ninggalin Nata? 

Jika benar begitu, Nata bakalan jadi dewasa biar Naru enggak ninggalin Nata. Nata gak mau nanti kita pisah. Nata gak mau Naru pergi cari yang lebih baik dari Nata. Nata gak mau.... "

Tubuh Hinata merosot. Ia terduduk dengan tangan menutupi wajahnya yang penuh air mata. Dirinya terbayang pada sinetron yang selalu ditontonnya. Bagaimana jika sinetron ikan terbang itu benar-benar terjadi padanya?

Hinata menggelengkan kepalanya. Jikapun nanti benar seperti dalam sinetron bahwa suaminya itu selingkuh, ia tidak akan bertindak sebagai wanita yang tersakiti. Ia akan memperjuangkan Naruto apapun yang terjadi. 

Bahkan ia akan mencabut bola mata Naruto agar suaminya itu tidak melirik wanita lain, selain dirinya. Ia tidak selemah wanita-wanita di sinetron itu. 

Tekadnya yang kuat membuatnya mengusap air mata di pipinya dengan kasar. Ia bangun dari duduknya kemudian tangannya ia kepalkan. 

"Nata akan membawa kembali hati Naruto Namikaze yang kini entah tersangkut di mana!" ucapnya lantang. 

"Adek bayi juga harus dukung bunda agar ayah kamu enggak pergi sama wanita-wanita kurang belaian di luar sana, kaiii!!!" Lanjut Hinata mengelus perut buncitnya. 

Seolah mengerti dengan perkataan sang bunda, bayi itu menendang kuat perut bundanya, memberi persetujuan serta dukungannya. 

"Okeiii sekarang kita mulai dari kantor ayah! Nanti kita ikuti ke mana mobilnya melaju!!!" 

Wanita berbadan dua itu berucap dengan lantang. Kini wajahnya kembali berseri. Melupakan kesedihan yang sedari tadi hinggap di hatinya. Melupakan fakta sang suami yang mencampakkannya. 

Dalam hati kecilnya ia memang takut. Namun ia mengesampingkan perasaan takut itu untuk mencari kebenaran. Semoga saja apa yang dipikirkannya tidak benar. 

Ia tidak akan mengatakan semua ini pada keluarganya. Biarlah masalah ini ia selesaikan sendiri. Semoga saja Naruto memang sibuk di kantornya. Bukan karena sibuk berselingkuh atau yang lainnya. 

"Sampai kapanpun Nata akan mengambil hati Naru. Jika memang hati itu sedang dimiliki orang lain selain Nata, Nata akan mengambilnya dan menempatkannya kembali ke hati Nana. 

Maafkan Nata jika Nata egois. Ini untuk kebaikan semuanya. Jangan pernah menganggap Nata penjahat, karena Nata hanya mengambil kembali apa yang harusnya menjadi milik Nata!!!"

...


Ada yang ulang tahun ini ❤️

Love For Life Season 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang