Angin malam memang tidak baik untuk wanita hamil. Buktinya, pagi ini Hinata mengalami demam tinggi. Padahal Naruto hari ini dinas di luar kota.
Mau dibatalkan pun ya tidak bisa. Jika saja ini pekerjaan biasa, ia bisa meminta cuti pada sang ayah. Namun ini adalah pertemuan antar pejabat yang memang rutin di lakukan enam bulan sekali.
Naruto benar-benar bingung. Ratunya sampai sekarang masih tertidur pulas sedangkan dirinya sudah terlambat. Mau tidak mau ia harus meninggalkan sang Ratu yang kini berbaring lemah di peraduannya.
"Sayang, maafkan aku ya....
Aku akan telpon Kushina Kaa-chan untuk menemanimu hari ini..." Naruto mengecup kening panas Hinata pelan.
Kemudian tangannya mengambil ponsel yang sedari tadi tersemat di saku celananya.
"Moshi Moshi, kaa-chan.... "
"...."
"Bisa datang ke rumah Naru? Hinata demam, tapi aku harus dinas ke luar kota hari ini... "
"...."
"Baik Kaa-chan terima kasih. Love youuuu."
Seketika panggilan telepon terputus. Naruto melirik sendu sang istri. Ia mendekatkan kembali wajahnya dengan wajah Hinata yang memerah padam karena demam.
"Maafkan aku ya Sayang. Jaga diri baik-baik. Naru usahain pulang cepet."
Naruto mengecup seluruh permukaan wajah Hinata yang panas. Kecupannya diakhiri kala bibir tipisnya bertemu dengan bibir kering Hinata.
"Aku berangkat ya. Love you sayang. Tunggu aku pulang ya...." Lirihnya tepat di telinga Hinata.
Hinata tidak menjawab. Matanya masih terpejam. Nyawanya pun masih bergelut dengan mimpi indahnya.
....
Di mansion Namikaze,Setelah mendapatkan telpon dari putra tunggalnya, Kushina segera pergi ke rumah kecil Naruto. Di sana suasananya sangat hening. Membuatnya semakin khawatir akan keadaan sang menantu.
"Hinata masih tertidur ya..." Pikirnya.
Kushina berjalan ke lantai atas untuk megecek keadaan sang menantu. Ia melihat jelas rona merah di wajah menantunya yang kentara dengan wajah putihnya.
Ia mengambil kain yang sedari tadi hinggap di kening Hinata. Kemudian tangannya mencelupkan kain itu pada baskom berisi air yang sudah disiapkan Naruto. Setelahnya Kushina kembali menempatkan kain basah itu pada kening panas menantu kesayangannya.
Dirinya memastikan kenyamanan sang menantu. Dirasa sang menantu masih nyaman dengan tidurnya, ia berjalan menuju. Hal yang akan dilakukannya saat ini adalah membuat bubur untuk menantu kesayangannya.
Pukul sembilan tepat ia mendengar suara gaduh di lantai atas. Lantas ia meninggalkan pekerjaan dapurnya dan berlari menuju kamar. Takut bila sesuatu yang fatal terjadi pada menantunya.
"Sayang ada apa?" Tanyanya sedikit berteriak kala melihat sang menantu terduduk lemas di lantai kamar.
"Naru ke mana Kaa-chan~~" Rengeknya dengan suara serak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love For Life Season 2
RomanceLove Season 2 NaruHina Fanfiction ©Masashi Kishimoto Mereka yang berani melangkah menuju tanggung jawab besar yang hadir di depannya. Meskipun pertentangan terkadang menjumpai dua insan itu, namun mereka tetap bertahan mewujudkan keluarga yang ha...