Suprise Dari Ayah

453 44 2
                                    

Setelah mendengar penjelasan dari Sakura, Hinata dengan tergesa pulang menuju istananya. 

Selain menjelaskan tentang hubungannya dengan sang suami, Sakura juga memberitahunya bahwa Naruto langsung pulang setelah selesai makan di cafe tersebut. Maka dari itu, Hinata dengan kecepatan tinggi mencoba mendahului sang suami. Agar nanti suami tercintanya itu tidak curiga bahwa ia berkeliaran di luar rumah. Terlebih, ia mencurigai bahwa suaminya itu selingkuh.

Setelah sampai, Hinata berjalan nyaris berlari ke arah tangga yang menghubungkan lantai bawah dengan lantai atas. Tujuannya saat ini adalah wardrobe. Ia ingin membuka kotak besar yang tadi pagi diabaikannya. 

Matanya membola ketika melihat isi dari kotak besar tersebut. Di sana terdapat dua tiket pesawat yang sama persis dengan tiket kemarin malam yang dilihatnya.

'Minggu ini Ayah dapet cuti. Ayo kita manjain jagoannya Ayah dengan keliling tempat yang Buna impiin

Dan untuk Buna, maaf ya selama ini  Ayah sibuk sendiri sampai lupain kamu sama jagoan. 

Karena itu hari ini, Ayah pulang siang. Kita puas-puasin kelonan ya nanti...

Love My Treasure. Tunggu Ayah pulang ya... '

Hinata menjatuhkan air mata yang sedari tadi berembun. Ia merasa sangat bersalah pada suaminya itu. 

Ia sudah mencurigai suaminya selingkuh. 

Mengumpati suaminya itu bodoh. 

Dan menganggap hati beku suaminya sudah berpindah pada wanita lain. 

"Maafkan Nata, Naru hiks....

Tak seharusnya Nata menuduh Naru selingkuh. Padahal Nata tahu kalo Naru bucin banget sama Nata. Tapi masih aja Nata nuduh Naru selingkuh hiks... hiks...."

Hinata terus menjatuhkan air  yang mengembun di matanya. 

"Ayah pulang~~~" Suara bariton menggema di istana kecil Namikaze. 

Hinata yang mendengar teriakan sang suami langsung menghapus air matanya kasar. Ia berlari menuju pintu utama kemudian dengan kilat tubuhnya mengerat di tubuh sang suami. 

"Ehhh kenapa sayangnya Naru nangis? Ada yang sakit? Ada yang luka?" Tanya Naruto megusap puncak kepala Hinata. Bibirnya pun tak lepas dari puncak rambut Hinata yang diciuminya. 


Hinata menggelengkan kepalanya. Wajahnya mendusal di dada bidang suami tercintanya itu.

"Naru maafin Nata.... "

"Minta maaf kenapa, Sayang? Kamu enggak salah kok. Harusnya aku yang minta maaf karena selama seminggu ini aku pulang pergi saat kamu masih tidur." 

Hinata kembali menggelengkan kepalanya di dada bidang Naruto. 

"Naru ngelakuin ini buat Nata juga. Naru ngelakuin ini semua biar kita bisa baby moon kan..."

"Ehhh kenapa kamu tahu? Aku kan belum bilang sama kamu." Tanya Naruto heran.

'Mam? Pus!!! ' Batin Hinata mengumpati dirinya sendiri. 

"Eung a-ano... 
A

-ahh iya tadi Nata buka kotak hadiah yang ada di wardrobe. Isinya ada tiket liburan. Jadi Nata pikir itu buat Nata sama adek bayi." Jawab Hinata mencoba menutupi kebohongannya. 


"Ahh jadi kamu sudah membukanya. Itu memang buat kamu sama adek bayi. Gimana senang?"

"Banget~ Makasih ya... Love uuuuu"


"Love too Sayang. Sekarang coba tutup dulu matanya. Naru punya sesuatu buat Nata."

Hinata menganggukan kepalanya. Ia mulai memejamkan matanya erat. Detik berikutnya dia merasakan sebuah besi melingkar dari lehernya. 

"Cha sudah... Sekarang buka matanya." 


Hinata langsung membuka mata. Ia tersingkap kala melihat kalung berbandul hati kecil yang indah di lehernya. 

"Bagus banget~
Makasih Naru~"

Dengan cepat Hinata kembali memeluk Naruto. Ia menangis dipelukan hangat suaminya. Ia menangis karena overthinking pada suami tercintanya itu. 

"Bandul itu buat jadi tanda, kalo hati Naru cuma untuk Nata." Terang Naruto membuat Hinata semakin merasa bersalah.

Di masa depan nanti Hinata berjanji tidak akan menyimpulkan semuanya sendiri. Ia akan bertanya tentang apapun yang terjadi pada suaminya itu. Tentang keresahannya. Juga tantang pandangannya. Ia tidak akan membuat hatinya ragu hanya karena hal kecil yang tidak diketahuinya. 

Sakura benar. Suami bucinnya itu mana bisa selingkuh. Hati suaminya sudah penuh untuk menampung wanita lain. 

Naruto menyimpan tiga paper bag besar yang sedari tadi di genggamnya. Kemudian tangannya menangkat tubuh bulat istrinya yang kini hamil besar. 

"Naru kengen sama Nata. Sebelum kita berangkat liburan, Naru mau ngisi dulu energi yang udah abis."

Hinata tersenyum mendengar ucapan Naruto. Ia memeluk leher sang suami dan mendusalkan kepalanya di sana. 

"Nata juga rindu Naru... " lirihnya. 

Mari kita tinggalkan sepasang suami istri yang saling melepaskan rasa rindunya


....


Love For Life Season 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang