Hinata menopang kedua tangannya di dagu. Hari sudah beranjak siang dan dirinya benar-benar bosan saat ini. Saking bosannya beberapa menit yang lalu ia memasak berbagai jenis makanan. Dan saat ini ia kebingungan akan dikemanakan makanannya ini.
"Coba telepon Naruto-kun saja ya?" gumamnya.
Dengan ragu, Nana mengambil ponsel di kamarnya. Setelah mendial nomor sang suami, wanita manis itu merebahkan dirinya di atas kasur.
'Hallo Bee... ' Tidak sampai satu menit, telpon yang berdiring itu berganti dengan suara berat sang suami.
'Kangen ya.... ' Ucap Naruto di seberang sana dengan pedenya.
"Ya kali kangen! Baru aja lima jam pisah udah kangen...
Sebenarnya, tadi karena bosan aku masak banyak banget. Dan sekarang aku kebingungan makanan sebanyak ini mau dibawa kemana heheee. Apa Naruto-kun memiliki saran untuk masalahku?" Tanya Hinata tertawa canggung.
'Mau main ke kantor? Di sini teman-teman lagi ngumpul. Tenten Shion sama Sakura juga ada di sini. Lumayan kan mereka bisa jadi tong sampah kita hahahaa...' Humor Naruto yang sukses mendapat cubitan teman-teman di sampingnya.
"Ishhhh kalo ngomong suka sembarangan!" Sentak Hinata membuat Naruto semakin mengeraskan tawanya.
'Hehehee ya maaf, Bee. Kapan lagi kan kita bisa nyinyirin mereka' Jawab Naruto gemas dengan istri manisnya itu.
"Ishhh"
'Gimana, kamu jadi gak ke sini?'
"Yaudah deh, daripada gabut mending ke sana aja ya. Lima belas menit lagi aku sampai di sana ya!!"
'Nggak mau aku jemput?' Tawar Naruto.
"Enggak..." Tolak Hinata.
'Oke...
Hati-hati di jalan, Bee.... '
"Iyaa Naru-kunnn~"
Sambungan keduanya pun terputus.
Detik berikutnya, dengan langkah kilat, Hinata berganti pakaian yang dirasanya layak dipakai di kantor suami tampannya.
Hari itu Hinata menggunakan atasan baby doll pendek yang dipadukan dengan celana jeans berwarna putih. Dirinya terlihat sangat manis. Saking manisnya, wanita berumur 23 tahun itu seperti gadis ABG berumur 17 tahun.
Yah jika Naruto melihat penampilan Hinata saat ini, pasti dirinya uring-uringan dengan pandangan mata bajingan yang melirik istri manisnya itu.
Seperti yang dikatakannya, lima belas menit kemudian Hinata akhirnya sampai di kantor sang suami. Bermacam pandangan terarah padanya saat itu. Ada yang menatapnya kagum, iri, bahkan sebagian kecil manusia julit dari mereka menganggap dirinya lebih cantik dari istri CEO-nya itu.
Hinata terus melangkah meninggalkan pandangan orang-orang untuknya. Ia mengabaikan tatapan semua orang yang mengarah padanya. Wanita yang kini menjadi primadona kantor itu berjalan elegan menuju ruangan besar suami tampannya.
Di hadapannya kini terpajang pintu besar berwarna coklat dengan tulisan "CEO" mewah yang terpampang di depan pintu tersebut.
Ia membuka pintu itu pelan. Saat pintu itu terbuka binaran bahagia menguasai matanya kala dirinya melihat kedua sahabat kecilnya tersenyum manis menatapnya.
"Shion-chan Sakura-chan Tenten-chan..." Hinata menyimpan rantang berukuran besar yang dibawanya di lantai karena tangannya kali ini memeluk kedua gadis yabg entah sejak kapan menjadi sahabat baiknya -kecuali Tenten- itu.
"Akuuuu merindukan kaliannnnn." Ucap Hinata memeluk ketiganya erat.
"Kami juga merindukanmu...." Balas ketiga gadis manis itu berbarengan.
"Rindu apanya? Tiga hari yang lalu kalian kan menghabiskan waktu bersama!"
Naruto menjauhkan ketiga gadis itu dari istri manisnya. Membuat ketiganya menatap kesal Naruto yang seenaknya menganggu waktu ketiganya bersama Hinata.
Naruto mengabaikan tatapan kesal ketiga gadis itu. Tubuhnya malah memeluk erat istri manisnya kemudian mencium seluruh permukaan wajah Hinata lembut.
"Aku merindukanmu, Bee..." Ujarnya diakhiri dengan kecupan lembut di kening Hinata.
"Yak dasar Naruto baka! Rindu apanya? Padahal kalian baru saja menghabiskan waktu semalam." Naruto menatap kesal Shion yang menganggu kemesraannya bersama sang istri.
Detik berikutnya, senyum jahil Naruto mulai mengembang. Dengan senyum itu, dia berucap,
"Iri bilang bosss...
Ahh atau bilang aja sama pangeran es mu hahahaaa." Ejek Naruto yang membuat Shion naik pitam.
"Naruto no bakaaaa!!! Aku akan membunuhmu!!" Shion dengan cepat menarik rambut Naruto. Namun belum beberapa detik tangannya menjambak rambut Naruto, seseorang menarik tangannya lembut.
"Jangan tanggapi dia." Ucap Sasuke lembut membuat wajah Shion tanpa sadar memerah dibuatnya.
"Kalian berenam, sudah bermesraannya ya. Kasihan kami yang jomblo di sini." Kini Sakura menginterupsi keenam orang yang sedari tadi menebar cintanya agar mengingat bahwa di dalam ruangan ini masih ada Sakura si jomblo yang menatap mereka datar.
"Dan Neji-nii Tenten-chan, jika kalian ingin mojok mendingan pulang deh. Mataku sepet liatnya." Ucap Sakura dengan perempatan siku mulai berjajaran di kening kirinya.
"Makanya cepat cari pengganti manusia es itu. Jangan-jangan Sakura-chan Gamon yaaaa...
Padahal masih ada Itachi-nii yang gantengnya ngalahin Sasuke!!!" Ejek Tenten membuat percepatan siku kembali bertambah di kening kiri Sakura.
"Yakkkk jangan seenaknya bicara__"
"Yakkk Neji-bakka jangan habiskan makanannya!!!"
Protesan Sakura terpotong dengan perkelahian dua sepupu yang saling berebutan makanan.
"Cih kayak orang miskin aja rebutan makanan..." Decih Sakura.
"Bukan itu masalahnya, Saku-channn makanan Hinata itu tiada tandingan rasanya..." Jawab Shion dengan wajah berkaca-kaca.
"Neji-baka ihh balikin ayamnya!!!"
"Yahh udah masuk ke perut. Gimana dong?" Jawab Neji menjulurkan lidahnya pada sepupu sekaligus musuh bebuyutannya itu.
"Yakkkk!!!! "
Shion yang tidak terima menjambak rambut Neji keras.
"Yakkkk Shion-baka jangan menjambak rambut indahku!!!!"
"Ck kebiasaan kalau kalian bertemu pasti sering mengejek sudah sekarang kita makan bersama!!" Sasuke menengahi kedua orang yang masih saling mengejek dan menjambak itu.
Sakura dan Tenten menggelengkan kepala melihat kelakuan sepasang musuh bebuyutan itu. Mereka tak habis pikir, kenapa Naruto mempertemukan kedua orang itu? Padahal dia tahu kalo mereka bertemu pasti saling mengejek.
"Kenapa Naruto-kun mempertemukan mereka berdua?" Tanya Hinata berbisik pada sang suami.
"Biar menjadi hiburan..." Jawab Naruto dengan senyuman anehnya.
Dan hari itu ruangan CEO yang mereka banggakan terisi dengan ejekan beserta rasa sakit yang keluar dari mulut Neji dan Shion.
Biarlah mereka menikmati keributan yang memekikan telinga hati itu seraya menyantap hidangan yang Hinata sediakan.
....
KAMU SEDANG MEMBACA
Love For Life Season 2
Storie d'amoreLove Season 2 NaruHina Fanfiction ©Masashi Kishimoto Mereka yang berani melangkah menuju tanggung jawab besar yang hadir di depannya. Meskipun pertentangan terkadang menjumpai dua insan itu, namun mereka tetap bertahan mewujudkan keluarga yang ha...