Pulang Malam

828 72 14
                                    

Waktu sudah menunjukan pukul sembilan malam. Namun, wanita berumur 23 tahun itu masih betah membuka mata serta menajamkan telinganya. Kepalanya tidak berhenti berputar antara jam dinding dengan pintu di depannya.

Tak lupa wanita manis itu memeluk boneka teddy sedang, sesekali ia menenggelamkan wajahnya pada boneka itu ketika dirinya menguap.

"Sudah malam, Naruto-kun benar-benar lembur. Apa aku langsung saja tidur saja ya?" Hinata menenggelamkan wajahnya pada boneka teddy yang kini dipangkunya.

"Tidak... Tidak... Sebentar lagi Naruto-kun pasti pulang! Oh mata yang cantik, jangan terpejam dulu sebelum suami tampan ku kembali, Nee..." Dengan mata sayu, Hinata terus mencoba menjaga kesadarannya.

Dan kini mata sayu itu terarah pada remot TV yang ada di depannya. Ia mengambil remot itu, kemudian menyalakan TV yang sedari tadi mati.

"Semoga malam ini ada film bagus... " Gumamnya pelan.

Satu menit matanya masih terbuka lebar menyaksikan serial drama di dalam televisi. Lima menit matanya kembali segar akibat adegan baper yang di tontonnya. Lima belas menit kemudian matanya mulai sayu. Tiga puluh menit selanjutnya, mata cantik itu semakin memberat dan membuatnya tidak bisa menahan diri untuk pergi ke dunia mimpi. Satu jam berikutnya, Hinata menjemput mimpi yang sedari tadi ingin ditemuinya.

Malam itu begitu hening. Jam sudah menunjukan pukul sebelas lebih dua puluh delapan. Namun suasana hening itu berbanding terbalik dengan cahaya yang terang benderang di rumah keluarga kecil Namikaze.

Suara kunci terbuka tidak membuat ketenangan tidur Hinata terganggu. Bahkan ketika langkah kaki mulai mendekatinya, ia sama sekali tidak terganggu dengan suara itu.

"Ckkk padahal tadi sudah dibilang jangan menunggu, tapi tetep aja ngeyel..." seseorang yang memasuki rumah itu berdecak pelan melihat wanita yang meringkuk di atas sofa.

"Bahkan ketika tertidur pun Hinatanya Naruto sangat manis..." Seseorang itu mengecup pelan kening sang istri.

Iya istri! Yang masuk ke dalam rumah itu Naruto Namikaze. Dia kan suaminya Hinata Hyuuga upsss maksudnya Hinata Namikaze. Kalian jangan beranggapan yang masuk tadi adalah orang psikopat yang terobsesi pada Hinata -Sasuke contohnya- hingga membuatnya nekat memasuki kediaman kecil Namikaze tengah malam seperti ini.

Melihat sang istri yang tidak nyaman dengan posisi tidurnya, pria berumur 24 tahun itu mengangkat tubuh sang istri dan membawanya menuju peraduan yang kini menunggu keduanya untuk tertidur.

Tidur Hinata sedikit terganggu kala sang suami menggendongnya dari tangga. Dengan kesadaran tipis, wanita itu mencoba untuk terjaga.

"Naruto-kun sudah pulang?" Tanya Hinata dengan suara seraknya.

"Iya. Kamu tidur lagi ya, Bee..." Naruto mengecup kening sang istri yang terganggu tidurnya.

"Enggak. Turunkan aku, biar aku siapin makan malam untuk Naruto-kun." Wanita itu mencoba memberontak dari gendongan sang suami.

"Ckk gak usah! Aku sudah makan tadi sama Tou-chan!"

"Kalo gitu aku siapin air hangat biar Naruto-kun seger lagi ya..."

"Enggak usah!!"

"Ta-tapi... "

"Nurut sama suami, Bee!"

Hinata terdiam kala mendengar ucapan tak terbantah dari Naruto. Ia menatap wajah sang suami yang terlihat begitu lelah. Ia pun mendekatkan wajahnya pada sang suami dan mengecup bibir tipis suami tampannya pelan.

"Okaeri..  " Ucap Hinata menenggelamkan wajahnya pada dada bidang suami tampannya.

"Tadaima... " Balas Naruto mengecup kening Hinata lembut.

Hinata memeluk erat leher sang suami yang menggendongnya. Ia menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher suami tampannya itu. Meskipun suaminya itu penuh dengan keringat, tapi tubuhnya itu masih saja menguarkan harum segar.

Malam ini, biarkan mereka menikmati mimpi dengan saling berpelukan, sebelum pagi nanti kembali sibuk dengan kantor dan segala tetek bengeknya.

.....

Love For Life Season 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang