Let's ...
Reading ...
Loading ... Start!
Steva yang masih terbaring lemas di ranjang UKS, membuat Sean khawatir dengan kondisinya.
Tak lama, Steva pun terbangun dari pingsannya.
Dengan sigapnya Sean pun menghampiri Steva yang merintih kesakitan.
"Aw," lirih Steva.
"Lo gak papa?"
"Kepala gua pusing banget kak."
"Udah sarapan?"
"Belum kak, tadi gak sempet."
"Ya udah lo istirahat dulu, gua mau beli makanan sekalian beli obat, di kotak P3K udah abis."
"Iya kak."
Sean pergi ke luar UKS.
Selang beberapa menit, Sean datang membawa makanan, air minum, dan obat-obatan untuk Steva.
"Makan! nanti minum obatnya," ucap Sean memberikan bubur ayam.
Steva pun memakannya.
Setelah selesai makan dan minum obat. Steva mengucapkan terimakasih kepada Sean "Makasih ya kak," ucapnya."Hm ..."
"Btw Kak Sean gak balik ke kelas?"
"Gak."
"Kenapa?"
"Males."
"Lah kok males? bukannya Kak Sean itu juara kelas ya?"
"Emang orang pinter gak boleh males?"
"Hm ... iya boleh sih."
"Iya udah."
Steva tak menjawab. Ya begitulah jika Sean ditanya, tidak akan pernah nyambung pertanyaan dan jawabannya.
"Lo mau balik?"
"Enggak kak, gua masih bisa tahan sakit ko."
"Gak usah sok kuat," ucap Sean ketus.
"Hm," dehem Steva.
"Gua ambil tas lo dulu."
"Eh gak usah kak."
Sean tak mendengarkan ucapan Steva, ia keluar dari UKS dan menuju kelas Steva.
"Dasar kepala batu! gak mau ngalah," ucap steva kesal.
Sean berjalan menuju kelas Steva.
"Permisi," ucapnya.
"Sean? ada apa ya?" tanya Bu Widia.
"Saya mau ngambil tas Steva."
"Memang dia tidak bisa kembali ke kelas?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Kita [Completed]✓
Teen FictionMementingkan sebuah ego tanpa memikirkan bagaimana resikonya. Seorang wanita yang mencintai lelaki yang jelasnya jauh berbeda darinya. Perbedaan bisa saja membuat kita berpikir bahwa kita tak pantas untuknya. Apalagi kali ini berbeda kenyakinan. Tuh...