Siapakah pendonor itu?

30 11 9
                                    

Happy Reading 🕊️

Setelah Steva dinyatakan sembuh dari penyakitnya. Ia sudah mulai kembali ke sekolah. Dengan semangat ia berjalan menuju kelasnya.

"Raaaa," panggil Steva.

Zahra yang mendengar dan melihat Steva sudah bisa kembali ke sekolah itu ikut bahagia. Ia pun langsung menghampiri Steva.

"Stev, gua kangen banget sama lo."

"Gua juga."

"Maaf ya, gua kemaren gak bisa jengukin lo di rumah sakit. Soalnya nenek gua juga sakit di kampung, jadi gua juga izin selama dua Minggu buat ke kampung."

"Iya Ra sans aja kali, lagian yang terpenting kan gua udah sembuh sekarang."

"Hm makasih Stev, tapi lo beneran udah sembuh kan?"

"Iya dong, gua kan kuat."

"Hm oke deh."

"Eh btw, kita UAS kapan?"

"Katanya sih  abis perpisahan kelas dua belas. Mungkin pertengahan bulan depan."

"Iya sih."

"Eh btw lo gak balikan sama kak Raffa kan Stev?"

"Ya kaga lah, gila aja gua balikan sama dia."

"Hm iya sih, semoga aja enggak."

"Emang kenapa?"

"Kemaren gua ketemu dia di cafe lagi sama cewek. Gua pikir sih elo, soalnya mirip banget."

"Perasaan lo aja kali."

"Iya juga sih."

"Udah lah gak usah di pikirin."

"Lo agak Segeran tau Stev, minum vitamin ya?"

"Enggak kok, tapi emang sih kemaren-kemaren tuh gua sering banget sakit di bagian pinggang. Tapi sekarang udah enggak, padahal gua kan kecelakaan kemaren."

"Ya bagus kalo gitu, lo udah gak merasa sakit lagi."

"Iya sih."

Kring ... Kring ... Kring ...
Suara bel masuk.

Percakapan antara Steva dan Zahra terhenti. Semua murid sibuk berlari menuju meja duduknya masing-masing.

Tak lama Bu Wulan masuk ke dalam kelas mereka.

"Selamat pagi anak-anak."

"Pagi bu," jawab mereka bersamaan.

"Hari ini sekolah mengadakan rapat untuk ujian akhir sekolah. Jadi semua murid di pulang kan lebih awal."

"Yesssss."

"Yeaaahhhhh."

"Asikkkkkkkk."

"Sering-sering aja Bu. Mau tiap hari rapat juga gak papa malah lebih bagus," ucap Alvin tanpa dosa.

"Huuuuhhh."

Seisi kelas menyoraki Alvin biang keladi itu. Tapi jelas jika di kelas itu tidak ada Alvin semua hanya akan ada keseriusan tanpa becanda. Membuat hati sepi seperti hati author:v gak canda.

"Gua nebeng ya Ra?"

"Tumben, biasanya lo diajak bareng aja kaga mau."

"Iya supir gua gak jemput, mau naik taksi gua juga males."

"Hmm ... oke deh, kan sekalian kita bisa belajar barneg juga."

"Iya bener juga, yaudalah ayok."

Antara Kita [Completed]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang