Donor darah

32 11 13
                                    

Sean tetap berjalan menggendong Steva menuju rumah sakit. Tak kenal lelah, tapi Sean hanya takut jika ia terlambat membawa Steva ke rumah sakit, hal buruk akan terjadi padanya.

"Taksi mana lagi," lirih Sean sembari melirik kesana-kemari untuk menyari taksi.

20 menit ia masih setia dengan posisi menggendong Steva di punggungnya. Ia berjalan dengan sisa tenaganya menuju rumah sakit.

Tak lama kemudian, Sean melihat seseorang yang sempat ia kenal. Ya, dia Aldo kakak kelas Sean saat sekolah dulu.

"Al," panggil Sean dari kejauhan namun masih tetap bisa didengar oleh Aldo.

Aldo yang melihat Sean langsung menghampirinya.

"Sean?"

"Iya, cepet bantuin gua buat bawa dia ke rumah sakit."

Aldo dengan sigapnya membantu Sean menggotong Steva menuju mobil dan langsung memasukan Steva kedalamnya.

Aldo menyadari bahwa wanita itu adalah Steva.

"Steva?" ucap Aldo yang ditanggapi heran oleh Sean.

"Lo kenal?"

"Iya, gua kemaren sempet ketemu dia di rumah sakit. Dia pacar lo?" tanya Aldo.

"Nanti gua ceritain, mending kita bawa dia ke rumah sakit dulu."

Aldo mengangguk dan kemudian melajukan mobilnya ke rumah sakit.

Dua jam sudah Steva berada di dalam ruang UGD. Dokter yang menangani tak kunjung keluar juga. Apakah luka yang berada dileher Steva yang disebabkan oleh pisau itu sangat parah?

"Dia pacar lo Sean?"

"Bukan, dia temen sekolah gua."

"Oh, kirain gua dia pacar lo."

"Emang kenapa?"

"Gak papa sih, dia cantik."

Sean mengalihkan pandangannya dan kemudian berkata "Ya, dia cantik. Hatinya juga sama, tapi dia adalah cewek yang rapuh sekarang."

"Iya, gua tau. Menurut gua dia juga cewek yang kuat."

"Gua suka mikir, terbuat dari apa hati dia itu.  Selalu sabar buat ngadepin sesuatu. Dia juga gak pernah ngeluh di depan orang lain."

Aldo yang mendengarnya memegang pundak Sean.

"Gua tau perasaan lo sama dia, pertahanin! gua yakin, kalo emang dia jodoh lo. Tuhan gak pernah salah ngasih pasangan. Yang terbaik bakal datang disaat waktu yang tepat."

"Tapi masalahnya dia gak suka sama gua."

"Buat dia yakin, kalo emang lo sayang banget sama dia."

Sean menyenderkan kepalanya di tembok.

"Gua gak bisa bertahan sama perasaan yang menurut gua bakalan sia-sia ini."

"Kenapa? lo belum coba! jadi jangan pernah lo bilang hal itu sia-sia dan gak mungkin terjadi."

"Ya gua tau, tapi gua rasa biarin waktu yang jawab semuanya."

Percakapan mereka terhenti saat dokter yang memeriksa keadaan Steva itu keluar dari ruang UGD.

Sean dan Aldo bangkit dari duduknya dan menghampiri dokter tersebut.

"Gimana dok?" tanya Sean.

"Pasien kekurangan darah, kita harus secepatnya mencari pendonor. Kalo tidak pasien akan kehabisan darah."

"Apa golongan darah dia dok?"

"AB+."

"Duh, itukan golongan darah langka," ucap Sean.

Antara Kita [Completed]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang