Kenyataan

58 29 38
                                    

Let's ...

Reading ...

Loading ... Start!

Sepulang dari olimpiade, Steva hanya mengurung diri di dalam kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepulang dari olimpiade, Steva hanya mengurung diri di dalam kamarnya. Tidak ingin bertemu dengan ayahnya. Untuk saat ini mungkin sedikit menghindar bisa membuatnya jauh lebih baik.

"Non bukain dong pintunya, dari kemarin non Steva gak makan. Nanti sakit loh non," ucap Bi Sumi berusaha membujuk Steva.

Steva tak menghiraukan, ia menutupi tubuhnya kembali dengan selimut dan telinganya dengan bantal agar tak mendengar ucapan Bi Sumi.

"Ayoklah non," panggil Bi Sumi kembali.

Dengan terpaksa Steva beranjak dari ranjangnya membukakan pintu kamarnya.

"Ada apa sih bi?"

"Ayok non makan dulu, nanti tuan marah kalo non gak makan."

"Apa pedulinya ayah sama Steva Bi? mungkin Steva mati pun ayah gak bakal peduli."

"Non gak boleh seperti itu, tuan sayang sama non, buktinya tuan selalu pesen sama bibi biar non gak telat makan."

"Udah ya bi, Steva gak laper. Nanti kalo Steva laper pasti makan kok, bibi bilang aja sama ayah kalo Steva udah makan."

"Tapi non."

"Udah ya bi, tolong jangan ganggu Steva dulu."

"Iya udah non, tapi kalo non laper,  non panggil bibi aja ya."

"Iya bi."

Bi Sumi pun pergi meninggalkan Steva.

Sulit di percaya memang, kenyataan ini selalu saja menghantui pikiran Steva.

"Kenapa harus kaya gini sih ya Tuhan?"

Steva mengacak rambutnya frustasi, hatinya benar-benar hancur kala itu. Ayahnya satu-satunya keluarga yang ia miliki kini sudah tak pernah memperdulikan lagi hidupnya, dan tak pernah menanyakan kondisinya.

***

Sudah satu Minggu Wijaya tak kembali kerumah. Steva yakin ayahnya itu sedang berada di rumah istri barunya. Entahlah kalian bisa merasakannya sendiri bagaimana sakit dan terlukanya Steva saat ini.

Kling!
Tanda pesan masuk.

Ayah❤️
Stev, ayah gak pulang ya soalnya adek kamu mau ulang tahun Minggu depan, kemungkinan ayah pulang sehabis acaranya selesai.

Steva mencengkram ponselnya kuat. Hatinya seakan tertusuk ribuan pisau, luka itu semakin hari semakin membesar dan semakin sakit.

"Ayah ... Steva kangen ayah yang dulu, hiks."

Lagi-lagi Steva hanya mampu menangis dalam diamnya. Ia tak bisa berbuat apa-apa lagi selain menangis.

Antara Kita [Completed]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang