Anak haram

40 12 13
                                    

Setelah beberapa hari di rumah sakit. Akhirnya Steva sadarkan diri.

"Gimana dok? apa kesembuhan putri saya masih lama?" tanya Olivia.

"Seharusnya hari ini sudah sadar Bu, kita tunggu saja."

"Benar dok?"

"Iya Bu," jawab sang dokter. "Mari," lanjutnya.

"Iya dok, terimakasih."

Dokter itu mengangguk dan kemudian keluar dari ruang rawat Steva.

Olivia masih setia memegangi tangan Steva. 2 jam menunggu. Akhirnya Steva pun sadar.

"Mas ... mas," panggil Olivia.

Hengky pun masuk ke dalam ruang rawat Steva.

"Kenapa mah?" tanyanya.

"Steva gerak mas."

Hengky langsung menghampiri Olivia. Kemudian ia memanggil dokter untuk memeriksa keadaan Steva.

Dokter datang, ia pun langsung memeriksa Steva.

"Gimana dok?"

"Jangan tinggalin Steva kak," lirih Steva yang masih tertidur itu.

"Nak, kamu kenapa nak?"

Olivia berusaha berbicara dengan Steva namun tak ada jawaban. Steva masih belum sadarkan diri.

Setelah dokter memeriksa keadaan Steva. Steva pun perlahan membuka matanya dan sadar.

"Stev," panggil Olivia.

Tak ada jawaban lagi dari Steva. Ia tau bahwa ibunya ada di situ namun Steva tentu saja masih marah terhadap ibunya.

"Stev," panggil Olivia kembali.

Olivia memegang tangan Steva. Namun Steva membalikkan tubuhnya.

"Kamu masih marah sama mamah?"

Lagi-lagi Steva tak menjawab perkataan Olivia.

"Maafin mamah stev."

"Pergi," ucap Steva.

"Stev."

"Pergiii! awwww," lirih Steva sembari memegangi pinggang bekas operasinya.

"Stev ... "

"Pergi, jangan sentuh Steva!"

Hengky dan dokter yang melihat suasana itu pun ikut prihatin dengan sikap Steva yang sangat dingin terhadap ibunya. Tapi entahlah apa itu masih bisa di sebut wajar?

"Biarkan pasien istirahat dulu Bu, lebih baik kita keluar."

Olivia menatap Hengky.

"Iya mah, bener kata dokter. Mungkin Steva masih perlu istirahat. Mendinganita keluar dulu," ucap Hengky.

Olivia kembali menatap punggung Steva "Stev," panggilnya lagi.

Tapi Steva tak menjawab ucapan Olivia.

Hengky menghampiri Olivia. Ia memegang pundak Olivia.

"Ayok mah, kita keluar dulu."

Olivia mengangguk "Stev, mamah keluar dulu ya, kalo kamu butuh apa-apa panggil mamah," ucap Olivia.

Olivia, Hengky, dan dokter pun keluar dari kamar rawat Steva.

Setelah mereka benar-benar pergi. Steva membalikkan badannya seperti semula.

"Maafin Steva mah," lirihnya.

Steva kemudian terdiam. Ia mengingat mimpinya yang dimana ia ditinggalkan oleh seseorang untuk selama-lamanya. Hanya mimpi memang tapi mimpi itu seperti nyata.

Antara Kita [Completed]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang