Antara Kita [Completed]✓

Olimpiade

Let's ...

Reading ...

Loading ... Start!

Betapa senangnya Steva setelah tau teman lomba olimpiadenya adalah Malik. Bisa untuk penambahan semangat bukan?

"Duh! gak nyangka banget gua kalo kak Malik ikut olimpiade," lirihnya senang.

Dengan sigap ia mengambil ponselnya berniat untuk menghubungi Dhea dan memberitahu berita bahagia ini.

Kling
Tanda pesan masuk.

+62
Besok pagi gua di suruh jemput lo sama Pak Andre.

Me :
Iya, emang ini siapa?

+62
Sean.

Me :
Oh, Kak Sean, iya kak.

+62
Kirim alamat lo.

Me :
Iya kak jl.Mawar no 35

+62
(Read)

Steva mengangkat satu alisnya heran.

"Dingin banget," lirihnya.

Malam yang gelap, diikuti hujan deras, dan petir yang berhamburan.

Suara gemuruh hujan deras itu, mengingatkan Steva pada ibunya.

"Mah, Steva kangen," lirihnya mengeluarkan air mata kesedihan.

Steva menatap langit-langit kamarnya, berharap keajaiban datang.

"Tuhan, kali ini saja kabulkan doa Steva. Cukup hanya dalam mimpi Steva ketemu sama mamah."

Steva menangis sejadinya, memang benar merindukan seseorang yang begitu berharga dalam hidupnya adalah kerinduan yang tak bisa untuk sekedar menahan. Dipendam membuat luka dinyatakan pun percuma hanya keinginan yang sulit untuk dipercaya kenyataannya.

"Andai mamah masih hidup, Steva gak mungkin kaya gini mah. Akhir-akhir ini ayah juga sering ninggalin Steva sendirian. Dia terlalu sibuk sama kerjaannya dan lupain Steva yang jelas Steva butuh kasih sayang lebih dari dia mah, hiks."

Steva berusaha memejamkan matanya. Semoga malam ini ia bisa tidur.

***

Malam yang sunyi berlalu, pagi ini Steva bersiap untuk pergi ke tempat olimpiade.

"Stev, ayah dengar kamu ikut olimpiade?" tanyanya yang dijawab senyuman malas dari Steva.

"Iya," jawab Steva cuek.