6. Hadiah Spesial

39.9K 3.7K 255
                                    

Komen sesuai zodiak kalian 🙌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Komen sesuai zodiak kalian 🙌

Happy Reading

--oOo--

Saat ini Arsen dan Aluna sedang berada di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta. Arsen daritadi sibuk mencari hadiah sementara Aluna hanya duduk menunggu Arsen dengan es krim ditangannya.

Tadi saat Aluna menawarkan diri untuk membantu Arsen mencari hadiah, dirinya malah disuruh duduk anteng dan makan es krim saja. Inisih mending Aluna gausah ikut kalau ujung-ujungnya cuma jadi pajangan doang.

"Capek yaa? Sama kok aku jugaa," Aluna terkekeh ringan melihat Arsen yang menghampirinya dengan wajah lelah.

"Hadiah apa yang di sukai oleh perempuan, Aluna?"

Aluna tampak berpikir "Kalau saya pribadi sih sukanya bunga gitu pak,"

"Bunga apa? Bunga mawar? Bunga melati? Bunga kantil? Atau bunga bangkai?"

"Bunga bank!" Aluna membalas dengan cengiran di wajahnya.

Arsen mendengus kesal dan tidak menjawab apapun, lagipula sejak kapan perempuan didepannya ini bisa diajak serius? Arsen bersedekap dada dan berpikir sejenak

"Kalung,"

Arsen menatap Aluna yang sedang menjilati es krimnya "Maksud kamu saya beli kalung sebagai hadiah?"

"Kebanyakaan perempuan itu suka kalung atau cincin, kecuali saya! Saya sukanya bunga bank!"

"Ayo kita beli kalung,"

"Kita? Bapak kali!"

Arsen meraih tangan Aluna hingga tanpa sadar ia menggenggam tangan perempuan itu, dan mereka berjalan beriringan untuk membeli sebuah hadiah yaitu kalung.

Berjalan berdampingan seperti itu membuat Arsen dan Aluna seperti seorang pasangan yang sedang menjalin kasih.

"Menurut kamu, saya harus beli kalung yang mana?" tanya Arsen pada Aluna.

"Yang ini pak," Aluna menunjuk sebuah kalung berwarna putih dengan bandul yang cukup simple tetapi terlihat mewah.

"Yang ini?" ucap Arsen dan Aluna mengangguk setuju.

"Yang ini?" ucap Arsen dan Aluna mengangguk setuju

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hi, Pak Dosen! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang