Hai, apa kabar temen-temen?
Maaf yaa aku baru bisa update sekarang :)--oOo--
Arsen menggendong Chaca dengan satu tangannya, sementara tangan kirinya ia gunakan untuk menggandeng Aluna. Mereka berjalan beriringan dan terlihat seperti keluarga kecil yang bahagia.
Satu jam sudah berlalu sejak kejadian di restouran tadi. Lalu sekarang mereka sedang berada di salah satu mall Jakarta. Seperti ucapan Chaca tadi, dia akan pergi ke timezone setelah Arsen selesai mengajar.
"Mau ke timezone atau mau ke playground aja?" tanya Arsen pada Chaca.
"Eng---ke playground aja deh, tapi nanti om Arsen beliin aku es krim sama coklat juga yaa!" ucap Chaca sambil memamerkan gigi ompongnya.
"Enggak, Chaa," larang Arsen membuat Chaca langsung cemberut.
"Chaca kan tadi udah minum es sama kak luna, nanti kalau kebanyakan makan es sama coklat gigi Chaca jadi sakit lhoo!" ucap Aluna memberi pengertian.
"Sakit gigi?"
"Iyaa, Chaca mau?"
Chaca menggeleng membuat Aluna tersenyum kecil. Arsen diam-diam memperhatikan interaksi mereka, dia mulai membandingkan antara Jasmine dan Aluna. Jasmine memang perempuan yang baik dan sangat cantik. namun sayang, dia hanya terlalu fokus pada Arsen tanpa memperdulikan Chaca.
Padahal, interaksi dia dengan Chaca adalah salah satu poin penting yang Arsen nilai untuk hubungan mereka selanjutnya.
"Chaca gak mau sakit gigi," ucap Chaca pelan.
"Bukan sakit gigi sih Chaa, lagian gigi kamu juga pada ompong gitukan? Mung---"
"Om Arsennn!!" pekik Chaca mulai menangis.
"Pak Arsen kok gitu sih?! Nangis kan Chaca jadinyaa," kesal Aluna.
"Saya kan cuma bilang kenyataan doang Aluna, benerkan kalau Chaca itu ompong?" ujar Arsen dengan wajah tengilnya.
"YaAllah..." Aluna mengambil alih Chaca dari gendongan Arsen. Astaga laki-laki itu.
"Chaa--Hikss chaca gak ompong kak Aluna, chaca hikss chaca cuma gak punya gigi aja!"
"Itu namanya ompong," sahut Arsen terkekeh.
"Huwaaaa kak lunaa,"
Aluna menatap kesal pada Arsen yang malah tertawa. Cowok itu terlihat tidak berdosa sekalo setelah membuat ponakannya menangis, Aluna mengusap lembut punggung Chaca yang bergetar karna menangis.
"Jangan nangis yaa sayang, om Arsen cuma bercanda doang," ucap Aluna lembut.
"Om Arsen nakal!" seru Chaca.
"Stttt jangan nangis lagi yaa? Nanti om Arsen kakak tabok kalau nakal lagi,"
"Memang kamu berani?" tanya Arsen bermaksud menggoda.
"B--berani!"
Arsen terkekeh "Chaca om minta maaf yaa, om bercanda doang kok sayang,"
"Nakal!"
"Iyaa, maaf yaa, sekarang Chaca turun kasihan kak Aluna keberatan gendong kamu,"
"Iyaa, tapi jangan nakal-nakal lagi sama Chaca!" ucap gadis itu lalu turun dari gendongan Aluna.
"Sementara Chaca main di playground, om Arsen sama kak luna makan di sana yaa!" ucap Arsen sambil menunjuk restouran yang berada di depan playground persis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Pak Dosen!
Teen FictionSUDAH END Aluna tidak menyangka kalau ucapan yang dia sebut sebagai candaan itu malah menjadi boomerang yang mengubah hidup Aluna 180° ---- Aluna Keyshafara. Mahasiswi kupu-kupu yang sejak dulu hanya ingin hidupnya damai-damai saja. Mungkin, banyak...