8. Clara's Birthday (1)

41.1K 3.4K 144
                                    

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

--oOo--

Dua minggu sudah berlalu sejak pertemuan antara Aluna dan keluarga Arsen. Aluna sempat kesal pada Antares karena tidak pernah mengaku kalau dia adalah adik dari dosen tengilnya itu.

Mau tau jawaban Antares apa?

"Salah sendiri lo gak pernah nanya ke gue, lagian untungnya buat gue apa umbar-umbar kalau pak Arsen itu abang gue?"

Hubungan antara Aluna dan Arsen juga semakin baik, walaupun kadang mereka masih sering berselisih paham. Dengan Aluna yang sangat keras kepala, dan Arsen yang tidak pernah mau mengalah.

Soal perasaan Antares? Sejak awal bertemu dengan Aluna, dia memang sudah menyukai perempuan itu. Tapi Antares tau, Aluna tidak akan pernah bisa membuka hati untuknya. Dia cukup paham bagaimana prinsip dan karakter Aluna.

Namun, kalau Aluna memang nyaman bersama Arsen, Antares bisa apa? Perasaan itu gak bisa dipaksa-kan? Kebahagiaan Aluna adalah kebahagiaan Antares, apapun akan Antares lakukan untuk kebahagiaan perempuan itu.

"Orang-orang kalau hujan ingetnya sama doi," ucap Angga "Kalau gue hujan, ingetnya sama indomie rebus pake telor terus di irisin cabe rawit!"

"Gue jadi laper, kapan sih ujannya berhenti? Pengen balik gue!" ucap Davino kesal.

"Dikit lagi mungkin," sahut Aluna.

"Dingin yaa lun? Pake jaket gue nih," ucap Antares sambil melepas jaketnya.

"Eh gausah, mending buat lo aja res baju lo tipis gitu!"

Antares menggeleng "Pake lulu, nanti lo bisa sakit!"

"Sini jaketnya kasih ke gue aja kalau Aluna gak mau, Aku kedinginan lhoo A'a ares," ucap Davino dengan wajah memelas lalu menarik paksa jaket itu dari tangan Antares.

"Dih najis!" damprat Antares.

Brak!

"Anj-- apaan nih?" tanya Angga pada Sabitha yang baru datang.

"Anj-- apaan nih?" tanya Angga pada Sabitha yang baru datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hi, Pak Dosen! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang